Gangguan berkemih pada pria perlu diwaspadai sebagai tanda kanker prostat. Gangguan itu, antara lain, sulit buang air kecil, kekuatan aliran pancaran urine berkurang, dan adanya darah pada urine.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
KOMPAS/ZULKARNAINI
Ilustrasi: Salah satu potret kamar kecil atau toilet untuk pria. Gangguan berkemih pada pria perlu diwaspadai sebagai tanda dari kanker prostat. Deteksi dini perlu dilakukan agar penanganan bisa segera diberikan.
JAKARTA, KOMPAS — Apabila dalam berkemih atau buang air kecil menunjukkan adanya kondisi yang tidak biasa, sebaiknya seseorang segera waspada akan tanda dari kanker prostat. Kewaspadaan ini khususnya pada pria dengan riwayat keluarga dengan kanker prostat.
Dokter spesialis urologi Subdivisi Urologi Onkologi RS Umum Pusat Nasional dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid mengatakan, prostat berada di kantong kemih sehingga jika ada gangguan pada prostat akan menyebabkan gangguan dalam berkemih. Prostat hanya terdapat pada laki-laki yang berfungsi untuk memproduksi cairan semen atau air mani.
”Segala macam gangguan kemih itu patut diwaspadai sebagai gejala dari kanker prostat. Gangguan itu mulai dari sulit buang air kecil, kekuatan aliran pancaran urine berkurang, sampai adanya darah dalam urine,” katanya acara konferensi pers terkait Bulan Kesadaran Kanker Prostat 2023 di Jakarta, Jumat (22/9/2023).
Agus mengatakan, pada kondisi yang lebih lanjut, kanker prostat dapat menimbulkan gejala sakit tulang dan berat badan yang turun tanpa diketahui penyebabnya. Jika tidak segera mendapatkan penanganan, kanker prostat dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti penyebaran pada organ tubuh lain, inkontinensia atau mengompol, dan disfungsi ereksi. Meski begitu, tidak jarang kanker prostat pada stadium awal tanpa gejala.
Kanker prostat hanya ditemui pada pria. Di Indonesia, kanker prostat menempati urutan kelima kasus kanker terbanyak pada pria dengan angka kejadian sebesar 11,6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4,5 per 100.000 pria. Serupa dengan jenis kanker lainnya, sebagian besar pasien kanker prostat di Indonesia ditemukan sudah dalam stadium lanjut.
Segala macam gangguan kemih itu patut diwaspadai sebagai gejala dari kanker prostat. Gangguan itu mulai dari sulit buang air kecil, kekuatan aliran pancaran urine berkurang, sampai adanya darah dalam urine.
Kondisi tersebut, menurut Agus, berbeda dengan kondisi di negara maju. Kanker prostat lebih banyak terdeteksi pada stadium awal sehingga angka harapan hidup jauh lebih baik. Kanker prostat yang ditemukan pada stadium awal memiliki angka harapan hidup selama lima tahun sampai 100 persen, sementara jika ditemukan pada stadium lanjut hanya sekitar 50 persen.
Deteksi dini
Itu sebabnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini terus digalakkan. Deteksi dini melalui upaya penapisan atau skrining semakin diperlukan pada orang dengan faktor risiko tinggi. Adapun faktor risiko dari kanker prostat, antara lain, riwayat keluarga dengan kanker prostat, usia lebih dari 50 tahun, ras kulit hitam, obesitas, menjalani diet yang tidak sehat, merokok, dan diabetes.
Agus menyampaikan, pemeriksaan untuk penapisan kanker prostat harus segera dilakukan jika terjadi gangguan berkemih, terutama pada pria usia lebih dari 50 tahun. Penapisan juga sebaiknya dilakukan pada pria usia 45 tahun ke atas dengan riwayat kanker prostat dalam keluarga.
KOMPAS/NASRUN KATINGKA
Sejumlah lansia warga binaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya, Kedoya, Jakarta Barat, Kamis (6/4/2023). Pria pada usia lebih dari 50 tahun yang mengalami gangguan berkemih perlu mewaspadai adanya kanker prostat.
Setidaknya ada tiga pemeriksaan yang bisa dilakukan dalam deteksi dini kanker prostat, yaitu colok dubur, pemeriksaan darah PSA (prostate specific antigen), dan biopsi prostat. Pemeriksaan dengan colok dubur bisa dilakukan sebagai penapisan awal. Apabila ditemukan adanya hasil yang abnormal, perlu dilanjutkan dengan biopsi prostat.
Pemeriksaan PSA menjadi pemeriksaan utama dalam deteksi dini kanker prostat. Apabila dalam pemeriksaan menunjukkan kadar PSA yang tinggi, kemungkinan terjadinya kanker prostat juga semakin tinggi. Kadar normal PSA kurang dari 4 nanogram per mililiter. Untuk mengonfirmasi adanya kanker prostat, perlu dilakukan biopsi.
Agus mengatakan, diagnosis kanker prostat hanya dapat dipastikan melalui biopsi prostat. Saat ini telah berkembang metode biopsi dengan teknologi robotik. Pemeriksaan biopsi robotik dapat meningkatkan akurasi dalam pengambilan sampel kanker prostat serta memperpendek waktu pemeriksaan.
Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) Urologi RSCM-FKUI (Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia) Irfan Wahyudi menyampaikan, metode biopsi robotik untuk biopsi kanker prostat sudah tersedia di RSCM. Kehadiran teknologi ini diharapkan dapat mendukung layanan kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat di Indonesia.
”Kita perlu terus dorong agar kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi dini kanker prostat bisa semakin baik. Ketidaktahuan masyarakat menjadi tantangan yang kita hadapi sehingga edukasi perlu terus dilakukan,” katanya.