Virus Baru Ditemukan dari Dasar Palung Terdalam di Bumi
Sekelompok peneliti internasional melaporkan penemuan virus baru yang diisolasi dari sedimen di kedalaman 8.900 meter di Palung Mariana.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/ICHWAN SUSANTO
Ilustrasi. Dasar laut.
JAKARTA, KOMPAS — Sekelompok peneliti internasional melaporkan penemuan virus baru yang diisolasi dari sedimen di kedalaman 8.900 meter di Palung Mariana. Virus tersebut merupakan bakteriofag atau virus yang menginfeksi dan bereplikasi di dalam bakteri.
Palung Mariana merupakan tempat terdalam di Bumi dengan titik terdalam mencapai hampir 11.000 meter di dasar Samudra Pasifik. Ternyata di dasar laut yang gelap dan dingin ini juga terdapat banyak kehidupan, termasuk virus.
”Di mana pun (di Bumi) ada kehidupan, pasti ada regulator yang bekerja,” kata ahli virologi kelautan Min Wang, dari Ocean University of China, di Qingdao, yang menjadi penulis senior laporan penelitian yang dipublikasikan di jurnal Microbiology Spectrum, pada Rabu (20/9/2023).
Dalam paper tersebut, Wang dan tim peneliti internasional melaporkan penemuan virus baru yang diisolasi dari sedimen yang dibawa dari kedalaman 8.900 meter. Virus tersebut merupakan bakteriofag atau virus yang menginfeksi dan bereplikasi di dalam bakteri, dan bakteriofag diyakini sebagai bentuk kehidupan paling melimpah di planet ini.
”Sepengetahuan kami, ini adalah bakteriofag terisolasi terdalam yang diketahui di lautan global,” kata Wang.
Bakteriofag yang baru ditemukan ini bisa menginfeksi bakteri dari filum Halomonas, yang sering ditemukan di sedimen laut dalam dan ventilasi hidrotermal, bukaan mirip geyser di dasar laut yang melepaskan aliran air panas.
Materi genetik
Wang mengutarakan, analisis kelompok tersebut terhadap materi genetik virus menunjukkan keberadaan keluarga virus yang sebelumnya tidak diketahui di laut dalam, serta wawasan baru mengenai keragaman, evolusi, dan fitur genom fag laut dalam serta interaksi bakteriofag-inang.
Dalam riset sebelumnya, para peneliti telah menggunakan analisis metagenomik untuk mempelajari virus yang menginfeksi bakteri ordo Oceanospirallales, termasuk Halomonas.
KREDIT: MIN WANG, DKK. (MICROBIOLOGY SPECTRUM, 2023)
(A) Pohon filogenetik dari semua fag Halomonas yang diisolasi oleh VipTree. Fag Halomonas berwarna merah. (B) Jaringan virus berbasis konten gen yang menunjukkan virus dari database NCBI RefSeq, enam UViG yang terkait dengan vB_HmeY_H4907 dari IMG/VR, dan delapan provirus yang diprediksi oleh CheckV. Node tersebut mewakili urutan genom virus. Kredit: Min Wang, dkk. (Microbiology Spectrum, 2023)
Untuk studi baru tersebut, tim Wang mencari virus dalam strain atau galur bakteri yang dikumpulkan dan diisolasi oleh tim yang dipimpin oleh ahli virologi kelautan Yu-Zhong Zhang, juga dari Ocean University of China, di Qingdao. Penelitian Zhang mengeksplorasi kehidupan mikroba di lingkungan ekstrem, termasuk wilayah kutub dan Palung Mariana.
Sepengetahuan kami, ini adalah bakteriofag terisolasi terdalam yang diketahui di lautan global.
Analisis genom virus baru, yang diidentifikasi sebagai vB_HmeY_H4907, menunjukkan virus tersebut tersebar luas di lautan dan memiliki struktur yang mirip dengan inangnya. Zhang mengatakan, riset ini mengarah pada pertanyaan-pertanyaan baru dan bidang penelitian berfokus pada strategi kelangsungan hidup virus di lingkungan yang keras dan terpencil dan bagaimana mereka berevolusi bersama dengan inangnya.
Virus baru ini juga bersifat lisogenik, artinya ia menyerang dan bereplikasi di dalam inangnya, tetapi biasanya tanpa membunuh sel bakteri. Saat sel membelah, materi genetik virus juga disalin dan diteruskan.
Dalam penelitian di masa depan, lanjut Wang, timnya berencana menyelidiki mesin molekuler yang mendorong interaksi antara virus laut dalam dan inangnya. Mereka juga mencari virus baru lainnya di tempat-tempat ekstrem.
”Diharapkan ini akan berkontribusi memperluas pemahaman kita tentang virosphere. Lingkungan ekstrem menawarkan prospek optimal untuk menemukan virus baru,” kata Wang.