Beberapa ahli dari Universitas Silla di Busan didatangkan ke UMN untuk melatih di bidang ”smart factory” dan ”cloud-big data”. Sebanyak 170 orang sudah lulus dari program ini dan berlanjut kerja di perusahaan Korea.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Wakil Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Korea Selatan Hahn Gyeong-phil (tiga dari kiri) melihat laboratorium Smart Factory di Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (20/9/2023). Kedatangan Hahn bersama rombongan ini untuk meninjau program pengembangan sumber daya manusia pada bidang Smart Factory dan Cloud-Big Data yang dijalankan UMN didukung Korea International Cooperation Agency (KOICA).
TANGERANG, KOMPAS — Wakil Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Korea Selatan Hahn Gyeong-phil menemui jajaran rektorat Universitas Multimedia Nusantara atau UMN di Tangerang, Banten, Rabu (20/9/2023). Pertemuan itu untuk membahas kerja sama lebih lanjut.
Dalam kunjungan tersebut, Wakil Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Korea Selatan meninjau program pengembangan sumber daya manusia yang dilakukan di UMN. Pengembangan SDM itu didukung Badan Bantuan Internasional Pemerintah Korea Selatan (KOICA).
KOICA merupakan organisasi pemerintah yang didirikan oleh Kementerian Luar Negeri Korea Selatan untuk meningkatkan efektivitas program bantuan hibah Korea Selatan bagi negara berkembang. Proposal anggaran senilai 898 juta won Korea disepakati UMN dan KOICA pada Januari 2021 untuk program pelatihan.
Kerja sama UMN dan KOICA yang menggandeng Silla University sudah berjalan dua setengah tahun terakhir. Beberapa ahli dan praktisi dari universitas di Busan, Korea Selatan, itu didatangkan ke UMN untuk memberi pelatihan bidang smart factory dan cloud big data selama 7-8 minggu.
Pelatihan ini diberikan secara gratis kepada para lulusan perguruan tinggi di wilayah Provinsi Banten dan sekitarnya bagi lulusan program studi informatika, sistem informasi, teknik komputer, bisnis, dan lainnya.
Semua kesempatan terbuka, nanti kalau Indonesia sudah menerapkan seluruh informasi, teknologi, dan pengalamannya dari Korea lalu dikembangkan pada hal yang lebih baru, maka bukan tidak mungkin gantian bertukar ilmu.
Kedatangan Gyeong-phil disambut Rektor UMN Ninok Leksono dan jajaran dekan serta kepala program studi dari 17 jurusan di UMN. Mereka berkeliling melihat ruang pelatihan di Gedung D Lantai 11, PK Ojong-Jacob Oetama Tower, Universitas Multimedia Nusantara.
Ninok menyebutkan, program ini sangat baik untuk menambah wawasan peserta. ”Semua peralatan dan fasilitas dipakai secara efektif oleh siswa. Saya berharap kolaborasi ini bisa terus, dan pertemuan hari ini menambah pengetahuan,” kata Ninok dalam pembukaan acara di Student Lounge 2, Gedung D, PK Ojong-Jacob Oetama Tower, UMN.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Para penari mengiringi kedatangan perwakilan Wakil Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Korea Selatan Hahn Gyeong-phil di Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Tangerang, Banten, Rabu (20/9/2023).
Pelatihan ini dinilai penting untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi yang dapat meningkatkan kemampuan peserta untuk mendapatkan pekerjaan.
Setelah selesai, alumni program ini berpeluang ditawarkan kepada perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia yang membutuhkan, seperti PT Hyundai LG Indonesia dan perusahaan pabrik baterai kendaraan listrik. Sampai kini, program meluluskan total 170 alumnus dari berbagai perguruan tinggi di Banten.
”Program ini diajar oleh dosen yang berpengalaman lama di bidangnya dan peserta akan disalurkan kepada perusahaan-perusahaan Korea,” kata Andrey Andoko, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan UMN, menambahkan.
Wakil Menteri Kerja Sama Pembangunan Internasional Korea Selatan Hahn Gyeong-phil menyampaikan sambutan saat berkunjung ke Kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Tangerang, Banten, Rabu (20/9/2023).
Pertukaran ilmu
Gyeong-phil mengutarakan, program kerja sama UMN dan KOICA ini akan dilanjutkan ke batch 5 dan tidak menutup peluang kerja sama dalam bentuk program lainnya di masa mendatang. Hal itu termasuk membuka peluang pertukaran ilmu dari Indonesia ke Korea.
”Semua kesempatan terbuka, nanti kalau Indonesia sudah menerapkan seluruh informasi, teknologi, dan pengalamannya dari Korea lalu dikembangkan pada hal yang lebih baru, maka bukan tidak mungkin gantian bertukar ilmu,” ucap Gyeong-phil.
Adanya kerja sama antara KOICA, Silla University, dan UMN telah mewujudkan infrastruktur untuk edukasi. UMN pun telah turut membantu membesarkan dan memperluas program.