Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri penyebab pasti kebakaran Museum Nasional Indonesia.
Oleh
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Museum Nasional Indonesia atau Museum Nasional di Jalan Merdeka Barat Nomor 12, Jakarta, terbakar, Sabtu (16/9/2023) sekitar pukul 20.08. Kebakaran terjadi di Gedung A, tempat koleksi prasejarah, etnografi, dan keramik tersimpan. Untuk menelusuri penyebab kebakaran tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi membentuk tim investigasi internal.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim saat meninjau lokasi kebakaran, Sabtu malam, mengatakan, tim investigasi internal dikerahkan untuk menelusuri penyebab pasti kebakaran serta melakukan pendataan terhadap koleksi baik yang terdampak maupun yang sudah diamankan.
”Kemendikbudristek akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa penyelidikan berjalan dengan transparan,” ucapnya.
Nadiem memastikan bahwa informasi pembaruan secara berkala kepada media dan masyarakat akan disampaikan seiring dengan perkembangan situasi pascakebakaran di Museum Nasional. ”Kami memohon doa dan dukungan dari semua pihak agar peristiwa ini dapat segera berangsur membaik,” katanya.
Museum Nasional terbagi menjadi tiga bangunan utama, yakni Gedung A, Gedung B, dan Gedung C. Kebakaran terjadi di bagian belakang Gedung A dan api berhasil dipadamkan pada pukul 22.40.
”Saat ini prioritas utama kami adalah perlindungan artefak berharga dan benda-benda bersejarah yang ada di dalam museum,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Museum dan Cagar Budaya Kemendikbudristek Ahmad Mahendra saat kebakaran masih berlangsung.
Gedung A merupakan bagian dari gedung lama Museum Nasional yang dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan resmi dibuka untuk umum pada 1868. Di gedung ini tersimpan koleksi prasejarah, etnografi, dan keramik yang berasal pada masa prasejarah, klasik, dan kolonial.
Koleksi prasejarah terdiri atas alat-alat batu. Adapun koleksi etnografi berupa beragam patung dan peralatan tradisional dari berbagai suku di Indonesia.
Sementara itu, koleksi masa klasik rata-rata berupa benda-benda yang terbuat dari perunggu. Selain menyimpan koleksi prasejarah, etnografi, dan keramik, di Gedung A Museum Nasional juga terdapat galeri kebudayaan Islam. Dua tahun lalu, tata pamer di Gedung A Museum Nasional diubah.
Hingga saat ini, Kemendikbudristek masih terus mendata koleksi yang terdampak ataupun yang sudah diamankan pascakebakaran.