Koleksi Repatriasi Belanda di Museum Nasional Aman dari Kebakaran
Hingga pagi ini, tercatat ada enam ruangan di Gedung A Museum Nasional Indonesia yang terbakar. Koleksi yang terdampak adalah replika, seperti di bagian prasejarah. Sisanya dipastikan dalam keadaan aman.
Oleh
STEPHANUS ARANDITIO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya atau BLU MCB memastikan semua koleksi hasil repatriasi dari Belanda tidak terdampak kebakaran yang melanda Museum Nasional Indonesia di Jalan Merdeka Barat Nomor 12, Jakarta, pada Sabtu (16/9/2023) pukul 20.08. Tim internal masih terus melakukan investigasi dan inventarisasi untuk memastikan kondisi lebih lanjut.
Pelaksana Tugas Kepala Museum dan Cagar Budaya Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Ahmad Mahendra mengatakan, hingga pagi ini, tercatat ada enam ruangan di Gedung A yang terdampak. Gedung A merupakan bagian dari gedung lama Museum Nasional Indonesia atau Museum Nasional yang dibangun pada tahun 1862 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan resmi dibuka untuk umum pada 1868.
Di gedung ini tersimpan koleksi prasejarah, etnografi, dan keramik yang berasal dari masa prasejarah, klasik, dan kolonial. Koleks prasejarah terdiri dari alat-alat batu. Adapun koleksi etnografi berupa beragam patung dan peralatan tradisional dari suku-suku di Indonesia.
”Koleksi yang terdampak adalah replika, seperti di bagian prasejarah,” kata Ahmad dalam keterangan tertulis, Minggu (17/9/2023) pagi.
Sementara itu, koleksi masa klasik rata-rata berupa benda yang terbuat dari perunggu. Selain koleksi prasejarah, etnografi, dan keramik, di Gedung A Museum Nasional juga terdapat galeri kebudayaan Islam.
Kabar baiknya, 15 ruangan lainnya di Gedung A serta ruang pameran Gedung B dan C sama sekali tidak terdampak. Respons cepat tim pemadam kebakaran, kepolisian, dan pengelola museum membuat api tidak menyebar lebih luas.
”Sisanya dipastikan dalam keadaan aman. Koleksi hasil repatriasi dari Belanda juga dipastikan tidak terdampak karena disimpan di lokasi yang jauh dari pusat kebakaran,” ucapnya.
Koleksi yang terdampak adalah replika, seperti di bagian prasejarah.
Tim BLU MCB masih terus menginventarisasi koleksi dan kondisi museum pascakebakaran untuk mereka bertanggung jawab merawat dan mengamankan benda-benda sejarah dan budaya yang terdampak kebakaran. Mereka berkomitmen untuk transparan atas setiap hasil investigasi kebakaran Museum Nasional.
Museum Nasional untuk sementara ditutup sampai waktu yang tidak ditentukan. Uang dari tiket yang sudah dibeli calon pengunjung akan dikembalikan penuh oleh pengelola karena keadaan kahar (force majeure). Hal ini demi keselamatan dan keamanan pengunjung.
”Investigasi terus dilakukan untuk menentukan penyebab pasti kebakaran ini. Kami akan berupaya keras untuk memastikan bahwa museum kembali dalam kondisi terbaik secepat mungkin,” kata Mahendra.
Semalam, total 56 petugas dan 14 unit pemadam kebakaran memadamkan api mulai dari pukul 20.00 hingga pukul 21.47 saat api bisa dipadamkan. Perwira piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat, Marwoto, menyebutkan, api berasal dari bedeng di lantai dasar yang menyimpan material untuk renovasi museum.
”Ada indikasi penyebab kebakaran dari blower air conditioner (pendingin ruangan),” kata Marwoto.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim meminta kepolisian mengusut penyebab kebakaran. Museum yang dibangun di atas tanah seluas 26.500 meter persegi ini menyimpan sekitar 190.000 benda-benda bernilai sejarah yang terdiri atas tujuh jenis koleksi, yakni prasejarah, arkeologi masa klasik atau Hindu-Buddha, numismatik dan heraldik, keramik, etnografi, geografi, dan sejarah.
”Kami sudah berbicara dengan aparat kepolisian untuk bisa segera melakukan investigasi mengenai apa alasan dan penyebab kebakaran,” ucap Nadiem yang datang ke lokasi semalam.