Kebutuhan PPG Prajabatan untuk Guru Kelas Masih Banyak
PPG Prajabatan diharapkan mencetak generasi baru guru Indonesia. Namun, di sisi lain, masalah kekurangan guru belum juga teratasi.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan akan disesuaikan dengan kebutuhan guru di setiap daerah. Kuota untuk guru kelas diprediksi masih tetap tinggi hingga tiga tahun ke depan.
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan profesi untuk mencetak generasi baru guru-guru Indonesia. Program tersebut diselenggarakan bagi lulusan sarjana pendidikan dan nonkependidikan bagi calon guru untuk mendapatkan sertifikat pendidik.
”Untuk bidang PPG Prajabatan, dibuka berdasarkan kebutuhan guru. Guru kelas merupakan demand (permintaan) yang tinggi dalam 1-3 tahun ke depan. Jadi, dibuka banyak sekali,” ucap Pelaksana Tugas Direktur Pendidikan Profesi Guru Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Adhika Ganendra dalam webinar ”Pendidikan Profesi Guru Prajabatan: Perjalanan Generasi Baru Guru Indonesia” di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Adhika tidak memerinci kuota PPG Prajabatan untuk guru kelas tersebut. Namun, ia menegaskan, kebutuhannya menjadi salah satu yang terbanyak bersama kebutuhan guru mata pelajaran lainnya, seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika, dan Bahasa Indonesia.
”Untuk mata pelajaran vokasi, itu tetap ada untuk didistribusikan ke SMK (sekolah menengah kejuruan). Namun, tentunya memang tidak sebanyak untuk mata pelajaran umum,” ucapnya.
Adhika menuturkan, Indonesia saat ini kekurangan guru. Upaya pemenuhan guru dilakukan melalui perekrutan guru aparatur sipil negara berstatus pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (ASN PPPK).
Oleh sebab itu, pemerintah daerah didorong untuk terus membuka formasi guru. Kebutuhan pada 2023 mencapai 601.000 guru. Pemda membuka 296.000 formasi guru pada tahun ini. ”Pada tahun ketiga ini kami kembali menyeleksi atas formasi yang telah diusulkan pemda. Semoga bisa segera ditetapkan dan diangkat pemenangnya,” ucapnya.
Pemerintah daerah didorong untuk terus membuka formasi guru. Kebutuhan pada 2023 mencapai 601.000 guru. Pemda membuka 296.000 formasi guru pada tahun ini.
Perkembangan dunia pendidikan saat ini memerlukan kompetensi guru dalam mendidik siswa dengan kreatif. Guru dituntut menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. ”Di situ kami membuat transformasi dengan PPG Prajabatan. Intinya, tidak lagi hanya melihat di sektor kognitif, tetapi juga afektif, psikomotorik, dan kecerdasan secara holistik. Itulah yang kami harapkan dari guru,” ujarnya.
Ketua Forum Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Profesi Guru AG Thamrin mengutarakan, PPG Prajabatan merupakan bentuk implementasi Undang-Undang Guru dan Dosen dalam menyiapkan guru profesional. Kuantitas dan kualitas guru perlu dijaga dan disiapkan dengan model berstandar.
”PPG Prajabatan diharapkan mencetak generasi baru guru Indonesia yang mempunyai panggilan jiwa menjadi guru. Jadi, bukan sebagai pilihan kedua, pilihan ketiga. Guru itu merupakan pilihan utama,” ujarnya.
Program PPG Prajabatan berlangsung selama 12 bulan. Ujiannya tidak digelar secara lokal di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK), tetapi secara nasional. Peserta yang terpilih akan mengikuti kuliah selama dua semester dengan 38 SKS. Para peserta mengikuti kuliah berorientasi praktik, PPL (praktik pengalaman lapangan), dan proyek kepemimpinan di masyarakat.
Mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Abdurrohman, mengutarakan, program tersebut merupakan salah satu tahapan yang harus dilalui untuk menjadi guru profesional. ”Proses untuk meningkatkan kualitas diri. Saya menyadari banyak kekurangan. Lewat berproses di PPG Prajabatan, saya belajar bagaimana memberikan pembelajaran yang menarik bagi siswa,” katanya.