Momentum Perkuat Komitmen Negara-negara ASEAN Atasi Perubahan Iklim
Negara-negara anggota ASEAN perlu membuat ketegasan dalam mengatasi perubahan iklim secara efektif.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
BOGOR, KOMPAS — Pertemuan Pejabat Senior ASEAN untuk Lingkungan ke-34 merupakan momentum memperkuat komitmen dalam mengatasi perubahan iklim. Negara-negara anggota ASEAN perlu menegaskan kembali keteguhannya, yakni melakukan upaya terbaik mengatasi perubahan iklim dengan tindakan efektif.
Tahun ini, Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah dalam pertemuan Pejabat Senior ASEAN untuk Lingkungan (ASOEN) ke-34. Dalam pertemuan itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengajak negara-negara anggota ASEAN untuk membuat ketegasan dalam upaya mengatasi perubahan iklim.
Negara-negara anggota ASEAN didorong untuk meningkatkan nationally determined contribution (NDC) atau komitmen penurunan emisi dan memobilisasi pembiayaan dengan cara yang bisa diprediksi, memadai, dan tepat waktu untuk menangani perubahan iklim. Hal ini meningkatkan dukungan pada negara berkembang.
”Hal ini juga menjadi momentum bagi Indonesia menunjukkan eksistensi kepemimpinannya dalam kerja sama politik, ekonomi, dan sosial budaya dengan mendorong isu-isu prioritas yang sejalan dengan kepentingan nasional,” kata Siti dalam acara pembukaan ASOEN-34, Selasa, (1/8/2023), di Bogor, Jawa Barat.
Menurut Siti, pengelolaan sumber daya air yang baik amat penting untuk mencapai agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Dengan demikian, Indonesia harus terus berupaya mempercepat pengurangan pencemaran air.
”Pengelolaan daerah aliran sungai yang baik merupakan bagian integral dari pengelolaan sumber daya air terpadu, termasuk program menyediakan akses air minum dan sanitasi yang aman,” ungkapnya.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 juga berkomitmen untuk memajukan agenda ASEAN dengan tema ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Agenda ini bertekad untuk menjaga relevansi ASEAN dan memperkuat kapasitasnya dalam mengatasi tantangan multidimensi, termasuk isu lingkungan.
Selain itu, implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific merupakan salah satu prioritas Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023. Indonesia mendorong kerja sama Indo-Pasifik yang lebih luas dengan melibatkan kawasan Pasifik.
Siti Nurbaya berharap negara ASEAN dapat mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk memperkuat koordinasi untuk promosi dan implementasi area prioritas yang relevan dari ASEAN Outlook. Selain itu, sinergi lintas pilar dan lintas sektor di ASEAN perlu dikembangkan.
”Kita memikul tanggung jawab sangat besar untuk mengembangkan pedoman guna memastikan bahwa tindakan ASEAN akan mengalami berkelanjutan. Mari kita terus bahu-membahu untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan hijau bagi masyarakat ASEAN dan dunia,” tuturnya.
Tujuh prioritas
Sementara itu, Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan selaku ketua panitia penyelenggara, Ary Sudijanto, menyampaikan, pertemuan ASOEN ke-34 dilaksanakan selama lima hari, yakni pada 31 Juli-4 Agustus 2023, di Bogor, Jawa Barat, dengan sembilan rangkaian pertemuan.
Pertemuan tersebut bertujuan untuk membahas isu-isu bidang lingkungan dan memperkuat kerja sama. Selain itu, pertemuan ini untuk mempromosikan perlindungan lingkungan hidup serta pembangunan keberlanjutan dalam implementasi kebijakan dan program regional.
”Hari ini merupakan rangkaian pertemuan yang berisikan laporan terbaru, perkembangan dari seluruh anggota ASEAN, serta langkah ke depan untuk tujuh prioritas ASEAN di bidang lingkungan hidup,” ujar Ary.
Tujuh prioritas anggota negara ASEAN yakni melindungi alam dan keanekaragaman hayati, lingkungan pesisir dan pantai, pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim, bahan kimia dan sampah, pendidikan lingkungan hidup dan konsumsi, dan produksi berkelanjutan.
Tujuh prioritas tersebut meliputi perlindungan alam dan keanekaragaman hayati, lingkungan pesisir dan pantai, pengelolaan sumber daya air, perubahan iklim, bahan kimia dan sampah, pendidikan lingkungan hidup dan konsumsi, serta produksi berkelanjutan.
Pertemuan ASOEN ke-34 diikuti oleh 11 negara anggota ASEAN dengan Timor Leste berstatus sebagai pengamat. Sementara mitra ASEAN yang bergabung adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, dan perwakilan ASEAN Centre for Biodiversity.