Jejaring layanan diabetes melitus di Indonesia perlu diperkuat, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan primer hingga rujukan. Hal itu bertujuan menekan komplikasi dan kematian akibat diabetes.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penanganan diabetes melitus perlu dilakukan secara komprehensif agar komplikasi pada pasien bisa dicegah. Pelayanan pada pasien pun harus diberikan secara paripurna di seluruh tingkatan fasilitas kesehatan. Untuk itu, jejaring pelayanan diabetes di Indonesia semakin diperkuat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah telah menunjuk sejumlah rumah sakit sebagai pengampu jejaring pelayanan kesehatan sesuai dengan jenis penyakit yang ditentukan. RS Cipto Mangunkusumo ditunjuk sebagai rumah sakit pengampu untuk penanganan penyakit diabetes melitus.
”RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) punya tugas untuk memastikan jejaring layanan diabetes bisa terbentuk dengan baik, mulai dari layanan di level puskesmas sampai ke level yang paling canggih di RSCM. Targetnya untuk menekan angka kematian akibat diabetes,” katanya dalam pidato sambutan atas kunjungan tim Pusat Diabetes Joslin ke RSCM di Jakarta, Jumat (14/7/2023).
RSCM punya tugas untuk memastikan jejaring layanan diabetes bisa terbentuk dengan baik, mulai dari layanan di level puskesmas sampai ke level yang paling canggih di RSCM.
Pusat Diabetes Joslin merupakan pusat penelitian, edukasi, dan pelayanan diabetes yang berbasis di Boston, Amerika Serikat. RSCM secara resmi bekerja sama dengan Pusat Diabetes Joslin untuk meningkatkan kualitas perawatan diabetes di Indonesia.
Budi menyampaikan, diabetes menjadi salah satu fokus intervensi pemerintah dalam penanganan penyakit. Diabetes merupakan pangkal dari berbagai penyakit lainnya dengan biaya kesehatan yang tinggi, seperti penyakit ginjal, jantung, dan stroke.
Kementerian Kesehatan mencatat, sebanyak 10,9 persen penduduk di Indonesia menderita diabetes melitus. Sementara itu, jumlah kematian akibat diabetes lebih dari 200.000 kasus per tahun.
Seseorang dengan diabetes melitus berisiko tinggi mengalami berbagai komplikasi penyakit, seperti jantung, stroke, gagal ginjal, dan kebutaan akibat diabetes. Komplikasi tersebut dapat terjadi apabila pasien diabetes tidak mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini. ”Perlu ada terobosan agar kematian akibat diabetes di masyarakat bisa ditekan,” ucap Budi.
Pelaksana Tugas Direktur Utama RSCM Lies Dina Liastuti mengatakan, terobosan tersebut dilakukan melalui penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengatasi penyakit diabetes di Indonesia. Salah satunya dilakukan melalui kolaborasi bersama Pusat Diabetes Joslin.
Kerja sama yang dilakukan, antara lain, pendampingan teknis dan klinis, serta pengawasan berkelanjutan dalam penanganan diabetes di Indonesia. Pada tahap awal kerja sama akan dilakukan penilaian, observasi, analisis, dan pemberian rekomendasi dari Pusat Diabetes Joslin kepada RSCM. Selanjutnya, kolaborasi akan dilakukan dengan menyusun pedoman dan standar perawatan untuk pasien diabetes di Indonesia.
”Kita akan belajar dari apa yang sudah mereka (Pusat Diabetes Joslin) lakukan di Amerika serta bagaimana penanganan termutakhir, tercanggih, dan paling efektif untuk mengatasi diabetes. RSCM bersama Joslin juga akan menyusun strategi penanganan diabetes di rumah sakit yang diturunkan hingga ke puskesmas,” tutur Lies.
Menurut dia, penanganan diabetes akan lebih efektif jika dilakukan sejak dini. Dengan deteksi dan pengobatan pada tahap awal, berbagai penyakit yang lebih berat bisa dicegah. Hal itu dapat membuat kualitas hidup masyarakat meningkat dan menekan beban pembiayaan kesehatan.
Ketua Tim Pusat Diabetes Joslin Sanjeev Mehta menuturkan, kerja sama dalam penanganan diabetes di Indonesia sebenarnya sudah dilakukan sejak awal 2023. Tim dari Pusat Diabetes Joslin telah melakukan diskusi bersama RSCM untuk memahami manajemen dan perawatan yang diberikan pada pasien diabetes di Indonesia. Penilaian pun akan dilakukan atas diskusi dan kunjungan yang dilakukan secara langsung ke RSCM.
”Setelah itu kami akan memberikan rekomendasi tentang apa yang menurut kami bisa menjadi praktik terbaik untuk penanganan lebih lanjut pada pasien diabetes. Kami pun akan terus bermitra dalam implementasi dari rekomendasi tersebut,” ujarnya.