Riset menemukan, orang yang tinggal di dekat lebih banyak ruang hijau secara biologis rata-rata 2,5 tahun lebih muda daripada mereka yang tinggal di kawasan yang lebih sedikit ruang hijaunya.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kita kerap berpikir untuk tetap sehat seiring bertambahnya usia dengan fokus pada makan yang sehat, berolahraga, dan tidur yang cukup. Riset terbaru menemukan, tinggal di dekat ruang hijau, seperti taman dan area dengan banyak tanaman, ternyata dapat memperlambat proses penuaan tubuh kita.
Kaitan antara penuaan dan tempat tinggal yang banyak ruang hijaunya ini dilaporkan ilmuwan dari Northwestern University Feinberg School of Medicine, Amerika Serikat, di jurnal Science Advances pada 28 Juni 2023.
Menurut temuan ini, orang yang tinggal di dekat lebih banyak ruang hijau secara biologis rata-rata 2,5 tahun lebih muda daripada mereka yang tinggal di kawasan yang lebih sedikit ruang hijaunya. Namun, manfaat ruang hijau tidak sama, bisa bervariasi dalam ras, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.
”Penelitian kami menunjukkan bahwa lingkungan tempat kita tinggal, khususnya komunitas kita dan akses ke ruang hijau, juga penting untuk tetap sehat seiring dengan bertambahnya usia,” kata Kyeezu Kim, penulis pertama studi dan seorang sarjana postdoctoral di Fakultas Kedokteran, Northwestern University Feinberg.
Studi ini merupakan yang pertama menyelidiki efek paparan jangka panjang pada ruang hijau perkotaan dan penuaan biologis, khususnya menggunakan usia epigenetik berbasis metilasi DNA.
Usia epigenetik adalah biomarker penuaan yang terkait dengan penyakit terkait usia dan semua penyebab kematian. Kajian ini menganalisis perubahan kimia dalam DNA yang dapat memengaruhi berbagai hasil kesehatan terkait usia.
Adapun studi tersebut melibatkan lebih dari 900 orang yang tinggal di empat kota di Amerika, yaitu Birmingham, Chicago, Minneapolis, dan Oakland. Sampel tersebut merupakan subset dari studi kohort skala besar yang dilakukan the Coronary Artery Risk Development in Young Adults (CARDIA).
Para peneliti mengevaluasi paparan ruang hijau sekitar selama 20 tahun menggunakan pencitraan satelit, yang memungkinkan mereka mengukur keseluruhan vegetasi (proporsi kehijauan) serta keberadaan taman utama di dekat tempat tinggal peserta. Untuk menilai usia biologis peserta, para ilmuwan menganalisis metilasi DNA darah mereka.
”Studi kami menyoroti bahwa lingkungan alam, seperti ruang hijau, memengaruhi kesehatan Anda pada tingkat molekuler (perubahan metilasi DNA) yang dapat dideteksi dalam darah,” kata penulis senior Lifang Hou, profesor pencegahan pengobatan di Feinberg.
Menurut Hou, tim peneliti telah secara ekstensif menyelidiki perubahan tingkat molekuler yang terkait dengan berbagai hasil kesehatan yang berkaitan dengan usia, termasuk penyakit kardiovaskular, kanker, fungsi kognitif, dan kematian. ”Studi khusus ini berkontribusi pada pemahaman kita tentang bagaimana lingkungan alam memengaruhi hasil kesehatan ini,” ujarnya.
Manfaatnya bervariasi
Para peneliti menemukan variasi manfaat ruang hijau untuk penuaan biologis berdasarkan ras, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi. Hal ini menggarisbawahi pentingnya melakukan penelitian masa depan untuk menyelidiki peran determinan sosial kesehatan dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar dan penuaan yang sehat.
Selain itu, tim peneliti menemukan bahwa peserta kulit hitam rata-rata memiliki lebih sedikit akses ke ruang hijau di sekitarnya. Relasi antara ruang hijau dan penuaan epigenetik di kalangan mereka juga relatif lebih kecil dibandingkan dengan peserta kulit putih.
Studi kami menyoroti bahwa lingkungan alam, seperti ruang hijau, memengaruhi kesehatan Anda pada tingkat molekuler (perubahan metilasi DNA), yang dapat dideteksi dalam darah.
Analisis stratifikasi jenis kelamin menunjukkan asosiasi manfaat ruang hijau yang lebih besar pada perempuan dibandingkan pada laki-laki. Selain itu, mereka yang memiliki status ekonomi lebih lemah juga menunjukkan hubungan yang lebih kuat antara ruang hijau dan penuaan epigenetik.
”Sebagai kesimpulan, kami menemukan hubungan antara akses ke ruang hijau dan penuaan epigenetik yang lebih lambat, dan hubungan yang berbeda dengan penentu sosial kesehatan, seperti ras dan status sosial ekonomi,” tulis tim peneliti.
Kim memaparkan, berdasarkan temuan ini, para peneliti merekomendasikan adanya agar perencanaan kota memperhitungkan perluasan infrastruktur hijau untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mengurangi kesenjangan kesehatan.
Sebelumnya, sejumlah kajian juga menemukan manfaat resep alam untuk kesehatan mental dan fisik. Seperti dilaporkanpara peneliti dari University of New South Wales (UNSW), Sydney, di jurnalThe Lancet Planetary Health pada April 2023, resep alambisa meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
Resep alam dalam hal ini dipahami sebagai rujukan atau program terorganisasi oleh profesional kesehatan atau sosial untuk mendorong pasien menghabiskan waktu di alam. Pasien yang menghabiskan lebih banyak waktu di alam mengalami penurunan tekanan darah serta skor depresi dan kecemasan yang lebih rendah—dan mereka memiliki jumlah langkah harian yang lebih tinggi.