Terbukti Sukses Tangani Covid-19, Presiden Ajak Teruskan Sinergi Bangsa
Sinergi segenap komponen bangsa seperti saat menangani pandemi Covid-19 mesti dipertahankan untuk mengatasi berbagai permasalahan bangsa lainnya, seperti TBC, tengkes, dan kemiskinan, serta peningkatan pangan.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, NINA SUSILO
·5 menit baca
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Presiden Joko Widodo saat menyerahkan penghargaan bagi pihak-pihak yang berkontribusi dalam pengendalian Covid-19 pada acara penghargaan penanganan Covid-19 yang digelar di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
JAKARTA, KOMPAS – Presiden Joko Widodo meminta agar semangat dan cara kerja selama menangani pandemi Covid-19 diteruskan untuk mengatasi permasalahan bangsa lainnya. Ini karena semangat dan kerja sama berbagai komponen bangsa terbukti berhasil membawa Indonesia menangani pandemi Covid-19.
Cara Indonesia menangani pandemi Covid-19 memang mendapat apresiasi sejumlah kalangan. Salah satunya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang pada Juni 2022 menyampaikan, penanganan Covid-19 di Indonesia dan cakupan vaksinasinya termasuk yang terbaik. Apresiasi juga datang dari John Hopkins University pada September 2022, yang menyatakan Indonesia adalah salah satu yang terbaik dalam menurunkan kasus Covid-19.
Saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan penghargaan penanganan Covid-19 di Jakarta, Senin (20/3/2023), Presiden Jokowi kembali mengungkapkan perdebatan panjang dalam pengambilan kebijakan untuk menyelamatkan rakyat dari pandemi Covid-19. Perdebatan di antaranya terkait dengan kebijakan lockdown atau tidak lockdown, kemudian cakupan pembatasan kegiatan masyarakat apakah diterapkan secara nasional atau terbatas di provinsi-provinsi tertentu, dan lainnya. Saat itu, pemerintah, seperti juga negara-negara lain, tidak tahu kebijakan mana yang paling tepat untuk menangani Covid-19 karena belum punya pengetahuan dan pengalaman.
Namun, akhirnya, kebijakan yang diterapkan pemerintah dalam penanganan Covid-19 mendapat apresiasi sejumlah kalangan. ”Bukan kita yang ngomong, mereka yang berbicara. (Hal ini) karena jelas kita berhasil menekan angka penularan, kita berhasil juga menekan angka kematian, dan kita juga berhasil menekan dan menjaga stabilitas ekonomi,” ujar Presiden.
Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan pada acara penghargaan penanganan Covid-19 yang digelar di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Kendati strategi untuk tidak lockdown total pada awalnya dikritik banyak pihak, kebijakan yang diambil pemerintah itu justru membuat ekonomi nasional tetap bertumbuh positif. Pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi nasional berada di angka 5,31 persen.
”Keberhasilan ini adalah kerja keras seluruh komponen bangsa. Dan, saya lihat, kalau kita ini tertekan sebuah masalah, kita ini semuanya bekerja. Mempertahankan seperti itu agar terus-menerus enggak ada henti seperti apa? Ini yang kita butuhkan,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Presiden, problem yang dihadapi bangsa masih relatif banyak sehingga semestinya kerja keras seluruh komponen bangsa jangan sampai loyo. Tekanan pandemi Covid-19 memperlihatkan bahwa semua pihak telah bekerja keras dan bahkan mempertaruhkan risiko.
Keberhasilan ini adalah kerja keras seluruh komponen bangsa. Dan, saya lihat, kalau kita ini tertekan sebuah masalah, kita ini semuanya bekerja. Mempertahankan seperti itu agar terus-menerus enggak ada henti seperti apa? Ini yang kita butuhkan.
Presiden menyebutkan, selama pandemi banyak tenaga kesehatan yang gugur dalam menangani Covid-19. Banyak pula pihak yang bekerja melampaui tugas dan fungsinya. Tidak sedikit pihak menjadi sukarelawan untuk keselamatan bersama. Banyak pelajaran yang dapat dipetik selama menangani Covid-19. ”Oleh sebab itu, kita harus terus bergerak sinergis, mengerahkan seluruh kekuatan komponen bangsa,” ujarnya.
Sinergi yang dimaksud mulai dari pemerintah pusat sampai tingkat desa, lintas kementerian, lintas lembaga, lintas sektor, serta sinergi antara pemerintah dan partisipasi masyarakat. Presiden berharap, sinergi tersebut tak berhenti pada penanganan Covid-19, tetapi dilanjutkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa.
Sinergi serupa dapat digunakan untuk menangani penyakit lain, seperti tuberkulosis. Demikian pula untuk menangani tengkes, meningkatkan produksi pangan, dan menurunkan angka kemiskinan.
Presiden Joko Widodo pada acara penghargaan penanganan Covid-19 yang digelar di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
”Jadi, cara kerja kita selama menangani pandemi harus betul-betul kita manfaatkan untuk pemerintahan pascapandemi, post pandemic governance. Saya harapkan kekuatan besar selama menangani pandemi betul-betul bisa kita teruskan dalam mengatasi permasalahan lainnya,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam laporannya menuturkan, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 adalah hasil kerja sama semua pemangku kepentingan. Ini adalah kerja bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, akademisi, swasta, media, negara sahabat, dan lainnya.
Tak hanya itu, keberhasilan ini juga berasal dari kerja berbasiskan data. ”Saya ulangi, berbasiskan data ilmu pengetahuan dan penggunaan teknologi. Semua pihak saling membantu kita bekerja secara terintegrasi bergotong royong menolong tanpa pamrih. Semua elemen bangsa bergerak mengarahkan sumber daya yang ada, perang rakyat semesta,” tutur Luhut.
KOMPAS/CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
Presiden Joko Widodo saat memberikan keterangan pers seusai acara penghargaan penanganan Covid-19 yang digelar di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga menyepakati kolaborasi, sinergi, dan gotong royong sebagai kunci keberhasilan pengendalian pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
Kendati demikian, lanjut Luhut, di masa transisi dari pandemi menuju endemi, kewaspadaan tetap harus ada. Untuk itu, pemantauan semua kasus harus tetap dilaksanakan. Vaksinasi dosis penguat, pemberian obat-obatan, dan vitamin masih harus dilanjutkan. Peran masyarakat dalam menjaga penerapan protokol keseharan juga perlu terus didorong.
Sampai pertengahan Maret, lebih dari 450 juta dosis vaksin telah disuntikkan. Ini membawa Indonesia sebagai lima besar negara di dunia dengan vaksinasi terbanyak. Jumlah tersebut terdiri dari 203,8 juta vaksinasi dosis pertama, 174,8 juta vaksinasi dosis kedua, ditambah 68,5 juta vaksinasi dosis penguat pertama, dan 3 juta vaksinasi dosis penguat kedua.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pemberian vaksinasi Covid-19 dosis penguat kedua digencarkan di Bali. Para pemangku kepentingan terkait di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, menyelenggarakan vaksinasi Covid-19 dosis penguat kedua bagi komunitas Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV Bali, Badung, Senin (30/1/2023).
Khusus Jawa dan Bali sebagai episentrum Covid-19, capaian vaksinasi dosis kedua sudah 79 persen dari sasaran pada pertengahan Maret 2023. ”Selanjutnya, booster ketiga masih perlu diakselerasi dengan capaian 33,7 dari sasaran,” ujar Luhut, yang sebelum ini memimpin koordinasi penanganan pandemi Covid-19 di Jawa dan Bali.
Sejauh ini, sampai pertengahan Maret 2023, akumulasi kasus yang sudah terkonfirmasi mencapai 6,7 juta kasus dengan 85,81 persen di wilayah Jawa dan Bali. Pada 17 Maret, kasus aktif nasional sebanyak 3.701.
Setelah dinilai berhasil menangani pandemi Covid-19, penghargaan penanganan Covid-19 disebutkan sebagai apresiasi kepada semua komponen bangsa, baik di pusat maupun daerah, yang bekerja keras mengatasi pandemi Covid-19 sesuai dengan peran dan tugas masing-masing. ”Penghargaan ini juga diberikan untuk para negara sahabat yang telah banyak memberikan perhatian, bantuan, obat vaksin maupun yang lain,” papar Airlangga, yang sebelum ini menjadi koordinator penanganan pandemi Covid-19 di luar Jawa-Bali.