Peningkatan mutu pendidikan vokasi terus ditingkatkan. Berbagai praktik penyelarasan pendidikan vokasi dengan industri mulai membuahkan hasil, baik pada guru maupun siswa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Para model menampilkan busana muslim rancangan siswa dan mahasiswa pendidikan vokasi di ajang Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2022 di ICE BSD Tangerang, Sabtu (22/10/2022).
BOGOR, KOMPAS — Praktik baik dari pendidikan vokasi di Indonesia yang berdampak pada peningkatan daya saing sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat perlu terus dibagikan kepada masyarakat. Melalui transformasi pendidikan vokasi yang membekali peserta didik menguasai keterampilan/keahlian diharapkan akan membawa masyarakat meraih masa depan yang lebih baik dan cerah.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Kiki Yuliati, di acara Temu Humas dan Publikasi Vokasi 2023 bertajuk “Menjadikan Vokasi Menjadi Topik Diskursus di Ruang Publik”, yang digelar di Bogor pada Rabu hingga Kamis (22-23/2/2023) memaparkan pada 2020-2022, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar khusus di bidang vokasi melalui SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.
Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah untuk menjadikan pendidikan vokasi sebagai prioritas. Hal tersebut terlihat dari berbagai arahan juga terus dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo, salah satu yang terbaru, yaitu Perpres Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi.
Kita sudah memiliki capaian-capaian dari berbagai praktik baik dari pendidikan vokasi harus lebih banyak disebarkan pada publik.
”Kepercayaan dan harapan yang besar dari masyarakat Indonesia inilah yang harus kita buktikan melalui kerja-kerja nyata tentang apa yang sudah, sedang, dan akan dilakukan oleh setiap pemangku kepentingan. Kita sudah memiliki capaian-capaian dari berbagai praktik baik dari pendidikan vokasi harus lebih banyak disebarkan pada publik,” kata Kiki.
Belajar dari industri
Peningkatan mutu pendidikan vokasi di jenjang SMK lewat SMK Pusat Keunggulan salah satunya memperkuat keselarasan dengan industri. Sebanyak 11 tenaga pengajar jurusan tata boga SMK Negeri 3 Sukabumi mengikuti pelatihan khusus di Bogasari Baking Center (BBC).
Pelatihan aneka kue kering (nastar, lidah kucing, putri salju oreo, dan Nutella thumbprint cookies) ini dibimbing baker senior Bogasari, Haryanto. Pelatihan ini ditujukan untuk pengembangan usaha produksi kue lebaran yang sudah dua tahun terakhir menjalankan teaching factory (Tefa) atau industri untuk pembelajaran di sekolah bernama Cullinary SMKN 3 Sukabumi.
Pelatihan khusus ini menjadi bagian dari perjanjian kerja sama Bogasari dengan SMKN 3 Sukabumi sebagai peserta SMK Pusat Keunggulan. “Yang pasti seluruh program kegiatan Bogasari Mengajar bertujuan untuk meningkatkan mutu para pengajar dan siswa, serta usaha makanan berbasis terigu yang dijalankan melalui Tefa Cullinary SMKN 3 Sukabumi,” kata Vice President Human Resources PT Indofood Sukses Makmur Tbk Divisi Bogasari Anwar Agus.
DOKUMENTASI BOGASARI
Sebanyak 11 guru jurusan tata boga SMK Negeri 3 Sukabumi mengikuti pelatihan khusus di Bogasari Baking Center (BBC) di Jakarta, Kamis (23/2/2023).
Sementara itu, Wakil Kepala SMKN 3 Sukabumi Ira Yulia, memaparkan Tefa Cullinary di sekolah ini mulai berdiri sejak tahun 2019 dengan produk yang dibuat aneka produk pastry, bakery, dan katering. Omsetnya pada 2021 mencapai Rp 96,8 juta. Produksi saat itu melibatkan 12 guru dan dan 96 siswa kelas XI yang sedang melaksanakan praktik kerja lapangan di Tefa Cullinary. Pada 2022, omset naik menjadi Rp 148,9 juta.
Para siswa juga mendapatkan kesempatan belajar dari industri. Sejak Februari 2023, ada 11 siswa pilihan dari SMKN 3 Sukabumi jurusan tata boga yang berlatih penuh di BBC selama 10 hari. Tidak hanya kelas teori dan praktik, tapi juga ada ujian untuk mendapatkan sertifikasi dari BBC. Setelah itu, mereka mengikuti pemagangan di BBC, kantin Bogasari, bahkan di usaha kecil menengah selama lebih dari tiga bulan.