Siklon Freddy yang Terbentuk di Selatan Nusa Tenggara Kini Mengancam Afrika
Siklon tropis Freddy yang terbentuk dua pekan lalu di sebelah selatan Nusa Tenggara terus menguat saat bergerak melintasi Samudra Hindia menuju Afrika.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
KOMPAS/AHMAD ARIF
Perjalanan siklon tropis Freddy yang terbentuk dua pekan lalu di sebelah selatan Nusa Tenggara bergerak melintasi Samudra Hindia dan menjadi ancaman serius bagi Afrika. Sumber: https://zoom.earth.
JAKARTA, KOMPAS — Siklon tropis Freddy yang terbentuk dua pekan lalu di sebelah selatan Nusa Tenggara terus menguat saat bergerak melintasi Samudra Hindia menuju Afrika. Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memberi label siklon ini sebagai ancaman ”berbahaya” dan telah memicu banjir di sejumlah negara.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan keberadaan siklon tropis Freddy di Samudra Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara Barat pada Selasa (7/2/2023). Saat itu siklon ini berada pada koordinat 13,8 Lintang Selatan (LS), 118,1 Bujur Timur (BT), sekitar 520 kilometer (km) sebelah selatan barat daya kota Waingapu, Pulau Sumba.
Kemudian siklon bergerak ke arah barat daya dengan kecepatan 6 knot atau 12 kilometer per jam menjauhi wilayah Indonesia dengan memberi dampak langsung terhadap peningkatan hujan, angin, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah. Siklon ini terus bergerak ke arah barat daya melintasi Samudra Hindia menuju Afrika.
Laporan United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (UNOCHA), lembaga PBB yang mengurusi kondisi darurat bencana, pada Senin (20/2/2023), menyebutkan siklon tropis yang sangat kuat telah melewati utara La Reunion pada 20 Februari 2023. Siklon tersebut diperkirakan akan mendarat di Madagaskar pada Selasa (21/2/2023) malam.
Badan cuaca di Pulau Reunion, seperti dilaporkanAFP, telah menyebutkan siklon melewati Pulau Mauritius menuju Reunion dengan memicu terjadinya banjir di Mauritius dan angin kencang. Freddy saat ini sedang melaju kencang melintasi lautan dengan kecepatan angin rata-rata 205 kilometer per jam.
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Nelayan mendarat di Pantai Depok, Bantul, DI Yogyakarta, Kamis (9/2/2023). Sebagian kecil nelayan di pantai itu memberanikan diri melaut meski berlangsung gelombang tinggi dan berbahaya terhadap keselamatan mereka. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengeluarkan peringatan bahaya gelombang tinggi di perairan Laut Selatan dengan ketinggian 2,5-4 meter. Siklon tropis Freddy yang berlangsung di kawasan selatan Jawa memicu hujan lebat, angin kencang dan gelombang tinggi.
Dampak siklon
Siklon Freddy ini dikhawatirkan akan berdampak signifikan bagi Madagaskar karena tanah di bagian tengah pulau ini sudah jenuh air akibat topan Cheneso, yang terhenti di lepas pantai barat pulau dan membawa hujan lebat akhir Januari. Topan tersebut memengaruhi lebih dari 90.000 orang dengan 33 orang tewas dan 20 orang hilang.
”Hujan deras... sangat tinggi hingga lautan yang sangat besar... dan risiko banjir pantai yang signifikan sangat ditakuti di daerah sekitar titik dampak,” sebut layanan cuaca Madagaskar, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters.
UNOCHA mengkhawatirkan 2,2 juta orang, sebagian besar di Madagaskar, akan terkena dampak gelombang badai dan banjir. Siklon Freddy diproyeksikan mencapai Mozambik pada akhir minggu dengan badai Kategori 4 dan diperkirakan menurunkan hujan lebat dan membawa angin kencang.
Lima negara pesisir lainnya, Botswana, Zambia, Zimbabwe, Eswatini, dan Afrika Selatan, juga dinilai rentan terdampak.
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Warga memperbaiki atap baja ringan rumahnya yang hancur diterjang angin kencang di Kampung Pulo Damar Kidul, Desa Sukawijaya, Kecamatan Tambelang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (12/2/2023). Sekitar 50 rumah rusak ringan hingga parah di Kecamatan Tambelang dan Kecamatan Sukakarya, Bekasi, Jumat (10/2/2023) malam, akibat terjangan angin kencang yang disertai hujan deras. Keberadaan siklon tropis Freddy memberi dampak tidak langsung dengan meningkatnya intensitas hujan dan angin kencang di sejumlah daerah di Pulau Jawa dalam beberapa hari terakhir.
Tahun lalu para ilmuwan dapat menunjukkan bahwa perubahan iklim memperburuk siklon di Afrika tenggara, yang sudah menjadi hotspot badai tropis dan siklon.
Dalam 12 bulan terakhir wilayah tersebut telah mengalami pukulan signifikan dari sejumlah topan dan menderita banyak korban jiwa, harta benda, perpindahan penduduk yang besar, serta kerusakan infrastruktur utama yang mahal.
”Diharapkan peringatan dan prakiraan yang akurat akan membantu membatasi kerusakan akibat siklon tropis Freddy,” kata juru bicara badan cuaca PBB, Clare Nullis.