Membekali Pelajar dengan Kecakapan Digital Komputasi Awan
Dunia pendidikan perlu membekali ketrampilan baru dalam teknologi digital bagi para siswa. Dukungan industri dibutuhkan untuk melahirkan talenta digital.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·7 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Director of AWS Training and Certification Asia Pasifik dan Jepang Andrew Sklar berfoto bersama tim dari SLB Negeri 2 Bantul yang menjadi juara 1 Cloud Computing Club Competition, Regional Daerah Istimewa Yogyakarta, Kategori Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang diumumkan di Yogyakarta, Selasa (14/2/2023). Lewat program Laptop for Builders, AWS memberikan pelatihan dasar-dasar web dan komputasi awan bagi pelajar SMA/SMK/MA dan pondok pesantren, guru, serta siswa penyandang disabiltas sejak tahun 2020.
Berselancar di dunia maya, membuka website hingga aplikasi, dan menyimpan data dengan memanfaatkan komputasi awan atau cloud computing menjadi aktivitas keseharian guru dan siswa. Perkembangan teknologi digital yang pesat membutuhkan kecakapan digital, tak sekadar menjadi pengguna. Kemampuan mencipta dan berdaya sehingga memiliki masa depan lebih baik dengan keterampilan digital juga jadi hal penting bagi generasi muda.
Kehadiran teknologi digital menerobos keterbatasan dan menghadirkan peluang inklusif dalam pembelajaran hingga kelak memasuki dunia kerja. Kemudahan hidup dan peluang kerja terkait teknologi digital tak hanya dimiliki para siswa reguler, namun kini juga memberi ruang kreativitas sama bagi anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) atau penyandang disabilitas.
Kegembiraan terpancar di wajah Aurel Lintang Rizki Ardetya, Muhammad Ghifari Saefulloh Al Aziz, dan Winahyu Nisa P, ketiganya siswa penyandang tuli di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), saat diumumkan menyabet dua gelar yakni juara satu dan best design membuat website di acara Cloud Computing Club Competition, Regional DIY Kategori Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).
Gerakan tangan dengan bahasa isyarat sebagai tanda bahagia dan terima kasih untuk penghargaan yang diraih mereka, ditunjukkan ketiganya saat tampil ke atas panggung di acara Amazon Web Service (AWS) Cloud Innovation Day 2023: Laptop for Builders yang digelar di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, Selasa (14/2/2023).
Ghifari dan temannya mendesain website Ruang Cahaya N2Ba untuk mewadahi para pecinta fotografi. Ketiganya mempunyai minat dalam desain grafis, salah satu program vokasi untuk membekali siswa jenjang SMA Luar Biasa agar mampu mandiri dan bekerja saat lulus nanti. Siswa diajarkan memakai sejumlah program desain berbasis internet, namun belum pernah mendapat bekal membuat website.
“Saya belajar dari nol, tidak tahu mendesain website. Tapi senang ketika sekolah memberi kesempatan untuk belajar beberapa kali didampingi guru bersama para siswa lainnya di kantor dinas pendidikan. Meski tidak punya laptop, saya terus beralih memakai komputer di sekolah, sehingga tahu membuat website,” tutur Ghifari dengan bahasa isyarat yang diterjemahkan guru pendampingnya.
Bekal kecakapan digital membuat website jadi tahap dasar bagi para siswa ABK dan reguler lain berusia 14-18 tahun untuk mengenal teknologi komputasi awan yang kian berkembang. Para siswa terbiasa dengan website dan aplikasi, mereka diberi kemampuan teknis sederhana sehingga mendesain website dari awal, berlanjut ke aplikasi, hingga ke internet of things (IoT). Dari sinilah kemudian penyimpanan data dan komputasi awan dikenalkan.
Ghifari merasa optimistis dengan bekal kecakapan digital mendesain website yang dipelajarinya. Siswa kelas XII ini berencana untuk mendesain website bagi dirinya untuk menjual pakian secara daring. “Saya yakin bisa mandiri seusai lulus nanti, mau mencari uang dari jualan sambil kuliah,” kata Ghifari.
Tidak hanya para penyandang tunarungu yang mendapatkan peluang berkreasi dari teknologi digital. Ada siswa lain dengan disabilitas tunanetra hingga tunadaksa yang bersekolah di SLB maupun di sekolah menengah atas ataupun sekolah menengah kejuruan (SMA/SMK) kini memiliki keterampilan baru yang dibutuhkan di dunia kerja. Mereka mendesain website statis untuk restoran, klub kebugaran, hingga kampanye menjaga lingkungan.
Pelatihan kecakapan digital dari program Laptop for Builders yang dilakukan AWS bersama Yayasan Sagasitas dan organisasi lainnya juga diberikan bagi siswa SMA/Madrasah Aliyah dan pondok pesantren. Adapun untuk siswa SMK dengan keahlian teknologi informasi dan komunikasi disiapkan untuk mengambil sertifikasi yang diakui di dunia kerja.
Ada juga pelatihan bagi guru semua program studi. “Awalnya saya merasa untuk apa diajarkan membuat website dan dikenalkan dengan komputasi awan. Saya mengalami pentingnya teknologi ini. Saya kan guru pembimbing penelitian, pernah kehilangan data riset siswa karena laptop rusak. Seandainya saya tahu tentang penyimpanan di cloud, pasti data-data penelitian yang ada bisa aman meski laptop kena virus,” ujar Paristri, guru Biologi SMAN 2 Bantul.
Awalnya saya merasa untuk apa diajarkan membuat website dan dikenalkan dengan komputasi awan. Saya mengalami pentingnya teknologi ini.
Menurut Paristri, pelatihan teknologi digital juga bisa mendukung implementasi Kurikulum Merdeka. Ada proyek rekayasa teknologi yang bisa dilakukan siswa, kini bisa dipenuhi lewat pelatihan pembuatan desain website dan komputasi awan.
Dibutuhkan dunia kerja
Kecakapan digital kini dirasakan semakin penting di dunia kerja. Dari riset yang dilakukan, pada sekitar 17,2 juta pekerja, setara dengan 17 persen dari keseluruhan angkatan kerja di Indonesia, masih perlu mengikuti program-program pelatihan digital. Sementara 98 persen dari mereka yakin perlu meningkatkan keterampilan digital agar dapat tetap bersaing.
Adapun berdasarkan riset oleh AlphaBeta di tahun 2021, sebanyak 59 persen dari pekerja digital di Indonesia yang saat ini tidak menerapkan keterampilan komputasi cloud menyatakan keyakinan bahwa keterampilan ini akan menjadi syarat untuk bidang pekerjaan mereka di tahun 2025.
Director of AWS Training and Certification Asia Pasifik dan Jepang Andrew Sklar menjelaskan upaya AWS dalam meningkatkan keterampilan talenta, dengan penekanan pada program lokal yang dikhususkan untuk Indonesia, yaitu Laptop for Builders dimulai tahun 2020 pada masa pandemi Covid-19. Program ini telah melatih lebih dari 300.000 siswa.
“Program ini adalah contoh utama bagaimana AWS bermitra dengan komunitas lokal untuk mendukung peluang Keterampilan dan pendidikan untuk generasi ini dan berikutnya,” ujarnya.
Andrew yakin pelatihan lewat Laptop for Builders mendorong pendidikan keterampilan guna mendukung masyarakat untuk mengangkat kehidupan mereka, menemukan pekerjaan yang mereka inginkan, mempelajari keterampilan baru yang sebelumnya tidak dapat diakses, dan hal-hal yang bahkan belum pernah dimulai.
Program Laptops for Builders diberikan secara gratis untuk memberikan materi pelajaran mengenai desain web dan dasar-dasar cloud dalam Bahasa Indonesia, kemudian mendonasikan laptop guna mendukung infrastruktur belajar. Selanjutnya, para instruktur ini akan mendistribusikan materi pelatihan serta laptop ke sekolah-sekolah di berbagai penjuru negeri.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Pelajar dan guru di Daerah Istimewa Yogyakarta mendapatkan pelatihan dasar-dasar web dan komputasi awan lewat program Laptop for Builders yang digagas AWS di MAN 1 Yogyakarta, Selasa (14/2/2022). Bekal keterampilan digital semakin dibutuhkan generasi muda untuk meningkatkan daya saing di dunia kerja dan menambah talenta digital Indonesia.
Untuk tahun 2023, Laptop for Builders akan melatih ribuan siswa penyandang disabilitas, sekolah kejuruan, dan guru di DI Yogyakarta dan seluruh Indonesia. Selain melanjutkan program Laptop for Builders bagi SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah, AWS melebarkan jangkauan untuk melatih anak-anak berkebutuhan khusus di sejumlah SLB di Jawa Barat dan Bali, serta anggota Pramuka di Jawa Barat, Bali, dan DKI Jakarta.
Sementara itu, Wakil Kepala Dinas Dinas Pendidikan dan Olah Raga DI Yogyakarta Suhirman menyambut baik dukungan dunia usaha untuk memajukan pendidikan di Yogyakarta. “Kami terbantu sekali, guru-guru mempunyai keterbatasan. Semakin banyak anak didik di DIY yang mendapat bekal kecakapan digital, mereka akan makin maju. Mudah-mudahan kerja sama dan program untuk memberi keterampilan baru bagi siswa ini bisa berlanjut,” kata Suhirman.
Siapkan talenta digital
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) juga mendukung penyiapan talenta-talenta digital untuk mengisi kebutuhan sumber daya manusia (SDM) strategis di Kawasan Prioritas Nasional, yaitu Kawasan Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengeglar SMK Digital Bootcamp di akhir tahun lalu.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Pendidikan voaksi terus bertransformasi untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang relevan dengan dunia usaha dan dunia industri. Di SMK Wikrama Bogor, seperti terlihat Kamis (26/1/2023), siswa jurusan pemasaran pun dilatih untuk menguasai kompetensi penjualan secara daring, salah satunya "live streaming" di media sosial, untuk meningaktkan penjualan "online".
SMK Digital Bootcamp merupakan program pelatihan intensif kepada perwakilan peserta didik dan guru dari SMK pelaksana program Berbasis Industri 4.0 serta SMK pelaksana program Pusat Keunggulan sektor prioritas hospitality dan ekonomi kreatif tahun 2022, baik skema regular maupun pemadanan dukungan.
“Tentu bukan hanya hard skills (keterampilan teknis) mengenai komputasi, otomatisasi, dan digitalisasi saja, tetapi juga soft skills (kecakapan nonteknis) tentang hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh mesin, seperti leadership (kepemimpinan), komunikasi, critical thinking (berpikir kritis), dan problem solving (kemampuan memecahkan masalah),” kata Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri Kementerian Perindustrian Restu Yuni mengatakan, sektor industri memberikan kontribusi secara signifikan. Namun, kenyataannya SDM industri belum mampu memenuhi kebutuhan industri dan baru hanya bisa memenuhi 20 persen dari jumlah yang dibutuhkan.
Kementerian Perindustrian telah membentuk Pusat Industri Digital 4.0 (PIDI 4.0) untuk pengembangan SDM guna membantu industri di Indonesia bertransformasi menuju industri 4.0. “Di sekolah-sekolah ada materi wajib terkait industri 4.0, dan lembaga pendidikan harus sesuai hal itu sehingga modul-modul yang disusun wajib dimiliki,” kata Restu.