Kemendikbudristek resmi meluncurkan program Praktisi Mengajar Angkatan 2. Melalui program ini, diharapkan para praktisi dapat berbagi kepakaran agar lulusan perguruan tinggi mampu memahami dunia kerja.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Mahasiswa Politeknik Negeri Batam (Polibatam) dikuatkan untuk menjadi profesional dengan metode belajar pembelajaran berbasis proyek (PBL) sehingga selaras dengan dunia usaha dan industri. Berbagai inovasi PBL mahasiswa, dosen, dan DUDI dipamerkan di acara Polibatam-Industry Festival (PIN Fest) yang digelar di Kampus Politeknik Negeri Batam, Kamis (12/1/2023).
JAKARTA, KOMPAS —Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi atau Kemendikbudristek resmi meluncurkan program Praktisi Mengajar Angkatan 2. Melalui program ini, diharapkan para praktisi dapat berbagi kepakaran ataupun perspektifnya agar lulusan perguruan tinggi benar-benar mampu memahami dunia kerja.
Peluncuran programPraktisi Mengajar Angkatan 2 bersama dengan asosiasi profesi, praktisi dunia usaha, dan industritersebut dilakukan secara daring, Senin (13/2/2023). Praktisi Mengajar adalah program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliatimengemukakan, program ini merupakan salah satu upaya untuk mengakselerasi penguasaan pengetahuan para mahasiswa terkait berbagai bidang ilmu dan keterampilan dunia kerja.
”Praktisi diharapkan dapat berbagi kepakaran yang selama ini mereka dapatkan. Praktisi juga dapat berbagi perspektif dan persepsi masyarakat kampus untuk memahami dunia kerja yang sesungguhnya,” ujarnya.
Program Praktisi Mengajar mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen juara agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam antara sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja. Kolaborasi ini dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas baik secara luring maupun daring.
ELSA EMIRIA LEBA
Pendiri Kediripedia.com, Dwidjo U. Maksum (kanan) memberikan pendidikan dan pelatihan untuk para mahasiswa magang dari berbagai perguruan tinggi, di antaranya mahasiswa komunikasi IAIN Kediri. Kediripedia.com adalah sebuah platform digital pemberitaan jurnalisme warga sejak tahun 2015.
Dalam implementasinya, program Praktisi Mengajar juga memungkinkan mata kuliah dirancang dan dikelola bersama dosen dan praktisi. Melalui program ini, mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Program ini dicanangkan karena data Kemendikbudristek menunjukkan bahwa Indonesia hanya memiliki 11,9 persen praktisi mengajar di perguruan tinggi. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura (56 persen), Brunei Darussalam (42,5 persen), Malaysia (26,8 persen), dan Filipina (25,8 persen).
Program ini juga sangat penting untuk diterapkan karena relevansi keahlian lulusan perguruan tinggi Indonesia dengan kebutuhan industri tergolong rendah dengan persentase 64 persen. Sementara relevansi keahlian lulusan di negara lain, seperti Swiss, mencapai 82 persen, Singapura (79 persen), Belanda (77,9 persen), dan China (73,6 persen).
Program Praktisi Mengajar mendorong kolaborasi aktif praktisi ahli dengan dosen juara agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam antara sivitas akademika di perguruan tinggi dan profesional di dunia kerja.
Kepala Program Praktisi Mengajar dan Wirausaha Merdeka Gamaliel Waney mengatakan, kurikulum yang diberikan dalam program Praktisi Mengajar akan lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Hal ini dapat terpenuhi melalui kolaborasi yang baik antara dosen dan praktisi dari perusahaan.
Program Praktisi Mengajar telah diluncurkan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2022 sebagai salah satu program unggulan dalam kerangka kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program ini telah menghasilkan lebih kurang 12.000 kolaborasi yang melibatkan ribuan praktisi di lebih dari 800 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Berbeda dari tahun sebelumnya yang memiliki dua jenis kolaborasi, dalam Praktisi Mengajar Angkatan 2 Tahun 2023 terdapat satu skema kolaborasi, yaitu kelas kolaborasi selama 12 jam. Satu kelas kolaborasi terdiri dari satu praktisi yang mengajar selama 12 jam atau dua praktisi yang mengajar selama masing-masing selama 6 jam.
Program ini dapat memberikan keuntungan bagi pihak yang terlibat mulai dari mahasiswa, perguruan tinggi, praktisi, hingga perusahaan. Bagi mahasiswa, mereka dapat mulai membangun jejaring dunia usaha dan dunia industri, pengalaman nyata, serta rekognisi.
Keuntungan bagi praktisi melalui program ini yakni dapat memberikan kompensasi mengajar dan menjaring bakat muda. Sementara bagi perusahaan, keterlibatan dalam program ini dapat menjaring sumber daya manusia yang unggul lebih awal, menggerakkan kemajuan pendidikan, dan membangun citra institusi yang positif kepada publik.