Pendidikan vokasi tak hanya bermitra dengan industri besar. Kolaborasi pendidikan vokasi dengan usaha mikro, kecil, dan menengah juga akan mendukung pertumbuhan ekonomi bangsa.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
STEFANUS OSA TRIYATNA
Demi mengejar target penciptaan wirausaha muda baru, Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan e-dagang bagi pelaku usaha mikro di Bima, Nusa Tenggara Barat, Jumat (20/5/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Pendidikan vokasi tidak hanya diarahkan bermitra dengan industri besar. Kolaborasi pendidikan vokasi kini juga diarahkan untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan menggandeng usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, Senin (13/2/2023), di Jakarta mengatakan, transformasi pendidikan vokasi lewat Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM) mendorong kemitraan dengan industri, termasuk UMKM. Pendidikan vokasi akan terus berupaya menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten guna mendukung pengembangan ekonomi di Indonesia dari bidang teknologi hingga pertanian.
Di acara Kick Off Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) tahun 2023 di Banten, misalnya, yang diawali dengan peresemian stasiun pengisian kendaraan listrik untuk umum (SPKLU) di Kawasan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Banten, juga menunjukkan potensi keterlibatan pendidikan vokasi dalam mendukung ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Sekolah mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek yang berkolaborasi dengan industri, termasuk UMKM.
”Kolaborasi pendidikan vokasi diwujudkan dengan membantu mengembangkan UMKM di bidang perbengkelan untuk melakukan alih teknologi dalam konversi sepeda motor dari berbahan bakar minyak menjadi motor listrik,” ujar Kiki.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Salah satu peserta magang dari diploma dan S-1 dari sejumlah perguruan tinggi dan sekolah vokasi merakit rancangan elektrik dalam proyek mereka di pabrik PT Akebono Brake Astra Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023).
Kiki memaparkan, pendidikan vokasi sudah mulai terlibat dalam mendukung hadirnya kendaraan listrik di Indonesia. Salah satunya mobil listrik Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 karya SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi. Mobil ini telah diuji coba oleh oleh Presiden Joko Widodo saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah beberapa waktu lalu.
Ada juga SMK Nasional Malang yang mengembangkan sepeda motor listrik bernama Cassa Trail dengan sistem project based learning. Adapun di tingkat politeknik dengan dukungan program Matching Fund Vokasi mampu mendorong Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) bekerja sama dengan PT VKTR dari Bakrie Group mengembangkan operating system dan aplikasi untuk bus listrik.
Selain itu, PENS juga bergotong royong dengan UNS dalam pengembangan teknologi baterainya. Program pengembangan kendaraan listrik pada PENS ini mewadahi mahasiswa agar dapat mengerjakan proyek bersama dosen dalam skema MBKM. Kolaborasi ini menghasilkan motor listrik yang murni buatan sendiri, bahkan untuk komponen yang selama ini masih impor.
Memberdayakan pelaku UMKM
Inspirasi pendidikan vokasi yang mendukung peningkatan UMKM salah satunya dilakukan SMK Model PGRI 1 Mejayan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Sebagai salah satu SMK Pusat Keunggulan, sekolah mengimplementasikan pembelajaran berbasis proyek yang berkolaborasi dengan industri, termasuk UMKM.
Kepala SMK Model PGRI 1 Mejayan, Sampun Hadam, menuturkan sekolah melibatkan siswa untuk membuat 100 kafe kontainer sebagai bagian dari implementasi pembelajaran berbasis proyek dan pengajaran berbasis industri (teaching factory). Pembuatan kafe kontainer tersebut juga untuk mendukung pemberdayaan UMKM.
Sampun menjelaskan, kafe kontainer ini nantinya akan ditempatkan di seluruh desa/kelurahan serta pondok-pondok pesantren di Kabupaten Madiun. Program ini adalah bagian dari gerakan SMK Mitra Desa dan Penggerak UMKM yang digulirkan oleh SMK Model PGRI 1 Mejayan bersama Pemerintah Kabupaten Madiun.
Kafe Kontainer ini merupakan kerja sama antara SMK Model PGRI 1 Mejayan dan sejumlah mitra industri dari INKA Group (PT INKA, PT IMS, dan PT Rekaindo Global Jasa) serta mitra lain, seperti Unicharm, Maspion Grup, dan Unilever.
”Semua proses pembuatannya termasuk desain akan dikerjakan oleh para siswa, sedangkan untuk pembuatan kafe kontainer sendiri akan dilakukan di workshop SMK Model yang berlokasi di Nglames, Kecamatan Madiun,” kata Sampun.
Kafe kontainer ini pada dasarnya merupakan kontainer yang dimodifikasi menjadi sebuah kafe dan tempat usaha. Desain kafe kontainer ini dirancang sedemikian rupa agar nyaman sebagai tempat menongkrong layaknya kafe. Kafe ini menjadi tempat usaha untuk memajang dan memasarkan produk-produk UMKM binaan SMK Model PGRI 1 Mejayan yang dikembangkan dan di-rebranding oleh para siswa. Istilah rebranding merupakan perubahan nama produk UMKM ke merek SMK yang sudah mapan.
”Kami bermitra dengan UMKM sebagai upaya sinergi dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional,” kata Sampun.
Lebih lanjut Sampun mengatakan, kolaborasi juga diwujudkan dalam kegiatan pembinaan UMKM yang dilakukan oleh tim dari SMK yang mendapatkan bantuan program SMK Pusat Keunggulan. Pembinaan yang dilakukan, misalnya, dalam menciptakan produk unggulan berbasis potensi lokal, penyediaan alat-alat untuk mendukung kegiatan produksi UMKM, pelatihan pemasaran berbasis digital (digital marketing), dan rebranding.
Secara terpisah, Direktur Sekolah Menengah Kejujuran, Kemendikbudristek, Wardani Sugiyanto mengatakan, pendidikan vokasi di jenjang SMK dapat menunjukkan upaya konkret untuk melakukan perubahan. ”Tidak hanya menyentuh sisi pendidikan, tetapi proses pembelajaran yang ada turut membawa nilai ekonomi dan semangat perbaikan,” kata Wardani.