Pendidikan vokasi strategis untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Untuk itu, kemitraan industri-pendidikan vokasi terus didorong dan trennya semakin positif.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
KOMPAS/RIZA FATHONI
Peserta magang dari diploma dan S-1 dari sejumlah perguruan tinggi dan sekolah vokasi merakit rancangan mekanik dalam proyeknya di pabrik PT Akebono Brake Astra Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023).
JAKARTA, KOMPAS — Dukungan dunia usaha dan dunia industri untuk pendidikan vokasi dinilai semakin positif. Kepercayaan industri berinvestasi untuk mendukung penyelarasan pendidikan vokasi ini diyakini dapat meningkatkan ekosistem kemitraan yang akan berkontribusi sebagai penggerak ekonomi nasional.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati di Jakarta, Senin (6/2/2023), mengatakan, transformasi pendidikan vokasi, khususnya revitalisasi SMK, mulai membuahkan hasil. Lewat program SMK Pusat Keunggulan (PK) skema pemadanan dukungan yang diluncurkan pada 2022, minat dunia usaha dan dunia industri (DUDI) semakin meningkat di tahun 2023 ini. Program kerja sama dengan investasi dari DUDI meliputi dukungan untuk pemenuhan sarana dan prasarana, penyelarasan kurikulum, hingga kegiatan lain yang direncanakan bersama.
Ia meyakini dengan kepercayaan DUDI yang semakin meningkat untuk mendukung pendidikan vokasi, akan membuat pendidikan vokasi. Khusus bagi SMK, hal ini akan membuat sekolah vokasi ini semakin relevan dalam mendukung kebutuhan DUDI di masa depan.
Sinyal positif ini memberikan dukungan untuk terus meningkatan transformasi pendidikan vokasi lewat revitalisasi SMK karena disambut baik DUDI.
”Transformasi pendidikan vokasi dengan kebijakan yang konsisten dari presiden hingga ke menteri dan satuan pendidikan membuat perubahan menuju link and match semakin kondusif sehingga menumbuhkan kepercayaan dari industri,” ujar Kiki.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Instruktur memberikan arahan kepada peserta praktik kerja lapangan (PKL) dari sejumlah SMK yang melakukan praktik di pabrik PT Akebono Brake Astra Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (6/2/2023).
Menurut Kiki, adanya kepercayaan dari DUDI ini mendorong penyelenggara SMK untuk mau memahami kebutuhan dari DUDI agar menyelenggarakan konsentrasi keahlian yang relevan untuk menjawa kebutuhan masa depan. Saat ini, baru 56 dari 128 konsentrasi keahlian yang diprioritaskan. Namun, ke depannya akan terus dievaluasi sesuai perkembangan di masyarakat dan dunia kerja.
Sementara itu, Direktur SMK Wardani Sugiyanto mengatakan, di awal 2023 komitmen investasi DUDI untuk SMK PK skema pemadanan dukungan sudah mencapai Rp 2,3 triliun. Ada sebanyak 2.559 DUDI dari UMKM hingga perusahaan besar dan sebanyak 4.021 SMK yang mendaftar.
”Di akhir Februari ini kami targetkan sudah bisa mengurasi dari pendaftar DUDI ataupun SMK untuk tahun ini. Peningkatan pendaftaran di tahun ini menunjukkan adanya kepercayaan yang makin besar dari industri untuk bermitra dengan SMK karena mulai merasakan manfaatnya. Ada yang hampir 50 persen biaya untuk mempersiapakan SDM di DUDI bisa dikurangi,” ujar Wardani.
Ada lima besar kompetensi keahlian SMK yang diminati, yakni teknik kendaraan ringan otomotif, multimedia, desain komunikasi visual, rekayasa perangkat lunak, dan agribisnis tanaman pangan dan hortikultura. Namun, SMK yang punya kompetensi keahlian seni pun diminati karena kompetensi lulusannya diyakini sudah mampu memenuhi kebutuhan industri seni/hiburan.
DOKUMENTASI MITRAS STUDI
Kompetensi keahlian yang paling diminati dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan Tahun 2023.
Di tahun 2022, program SMK PK skema pemadanan dukungan diikuti 373 SMK dan 349 industri dengan total komitmen investasi Rp 439,25miliar. Rata-rata investasi per SMK PK senilai Rp 1,18 miliar. Bahkan, ada SMK yang bisa mendapat dana pemadanan sebesar Rp 6,79 miliar dari konsorsium pengusaha.
”Meskipun komitmen investasi dan jumlah DUDI masih dikurasi, di waktu yang singkat sudah terjadi peningkatan. Sinyal positif ini memberikan dukungan untuk terus meningkatan transformasi pendidikan vokasi lewat revitalisasi SMK karena disambut baik DUDI,” kata Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Ditjen Vokasi Uuf Brajawidagda.
Butuh kejelasan
Secara terpisah, Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton Supit mengatakan, pendidikan vokasi sangat strategis untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, apalagi untuk mendukung transformasi ketenagakerjaan.
”Yang dibutuhkan bukan hanya kegiatan atau program yang menggerakkan pendidikan vokasi berkolaborasi dengan DUDI agar anggaran teserap. Indonesia ini harus mulai menegaskan sistem vokasi yang dikembangkan sehingga pendidikan vokasi semakin bermutu di seluruh Indonesia,” ujar Anton.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati (kedua dari kanan), Direktur SMK Wardani Sugiyanto (kanan), dan Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Uuf Brajawidagda (ketiga dari kanan) memaparkan program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan Dukungan Tahun 2023 yang diminati industri di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Anton mengakui berbagai program pendidikan vokasi dari Kemendikbudristek semakin menggerakkan pendidikan vokasi. Namun, untuk jangka panjang, butuh desain sistem vokasi yang semakin jelas di satuan pendidikan maupun di dunia kerja. Hal ini agar program ini semakin mantap dan berkontribusi untuk mendukung kemajuan bangsa.