Bermain di Luar Kurangi Risiko Negatif Bermain Gawai pada Anak
Penggunaan gawai pada anak berusia dini tidak disarankan karena akan mengganggu tumbuh kembangnya. Anak disarankan bermain di luar ruangan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah peneliti menemukan bahwa bermain di luar ruangan dapat mengurangi risiko negatif penggunaan gawai pada anak usia dini. Orangtua didorong memperhatikan durasi anak menggunakan gawai dan menyeimbangkannya dengan aktivitas fisik.
Hal ini sesuai penelitian Universitas Osaka, Jepang, terhadap 885 anak berusia 18 bulan hingga 4 tahun. Hasil penelitian akan dipublikasi di JAMA Pediatrics pada Maret 2023.
Adapun peneliti mengamati hubungan penggunaan gawai pada anak dengan tiga indikator utama. Pertama, jumlah waktu yang digunakan untuk menggunakan gawai (screen time) per hari pada anak usia dua tahun.
Kami terkejut bahwa bermain di luar tidak begitu mengubah dampak screen time terhadap keterampilan komunikasi. Namun, hal ini berpengaruh ke keterampilan hidup sehari-hari.
Kedua, jumlah waktu untuk bermain di luar pada usia dua tahun delapan bulan. Ketiga, hasil perkembangan saraf anak pada usia empat tahun, utamanya dalam hal komunikasi, keterampilan hidup sehari-hari, dan skor sosialisasi berdasarkan standar asesmen Perilaku Adaptif Vineland II (Vineland Adaptive Behavior Scale II). Standar asesmen ini biasa digunakan untuk mendiagnosis disabilitas intelektual dan perkembangan.
Penulis utama penelitian ini, Kenji J Tsuchiya, mengatakan, penggunaan gawai pada anak usia dua tahun akan berpengaruh terhadap buruknya komunikasi dan keterampilan hidup sehari-hari (seperti memakai baju dan sepatu sendiri) saat anak berusia empat tahun. Hal ini tidak terjadi pada anak yang di usia dua tahun tidak bermain gawai.
”Kami terkejut bahwa bermain di luar tidak begitu mengubah dampak screen time terhadap keterampilan komunikasi. Namun, hal ini berpengaruh ke keterampilan hidup sehari-hari,” ucap Tsuchiya seperti dikutip dari Sciencedaily, Jumat (3/2/2023).
Menurut penelitian tersebut, buruknya keterampilan hidup sehari-hari akibat penggunaan gawai dapat dikurangi dengan mengajak anak bermain di luar. Persentase pengurangan dampak buruk itu mencapai 20 persen.
Peneliti senior di studi ini, Tomoko Nishimura, mendorong agar penggunaan gawai diimbangi dengan permainan di luar ruangan. Selain membantu menjaga kesehatan, bermain juga mendorong agar anak berkembang dengan baik.
Usia anak
Adapun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar anak berusia kurang dari satu tahun tidak menggunakan gawai. Anak berusia 1-4 tahun boleh menggunakan gawai maksimal 60 menit dalam sehari.
Walau boleh menggunakan gawai, anak 1-4 tahun disarankan melakukan aktivitas fisik selama 180 menit (3 jam) sehari. Aktivitas fisik ini seperti berjalan, melompat, menari, berenang, atau bermain di taman bermain.
Menurut Kementerian Kesehatan RI, membatasi penggunaan gawai pada anak butuh peran dan konsistensi orangtua. Orangtua dapat mengajak anak bermain di luar rumah, membuat zona bebas gawai di rumah, menentukan jadwal menggunakan gawai, atau tidak menggunakan gawai saat bersama anak.
Dokter spesialis pertumbuhan dan perkembangan anak Bernie Endyarni Medise mengatakan, anak boleh menggunakan gawai, tetapi harus dengan pendampingan dan pembatasan orangtua atau pengasuh. Sebab, remaja dan anak yang menggunakan gawai lebih dari 4 jam sehari rentan kecanduan.
”Paparan gawai ini bersifat satu arah sehingga bisa mengakibatkan keterlambatan berbicara. Orangtua dapat mengajak untuk bermain bersama dan berkomunikasi dua arah,” ucap Bernie (Kompas.id, 14/1/2023).