Pendidikan berbasis proyek seperti kewirausahaan semakin disadari sekolah. Program yang mendukung kesiapan berwirausaha ini memampukan siswa untuk dapat menciptakan peluang kerja di masa depan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
DOKUMENTASI SMA LABSCHOOL JAKARTA
Suasana kegiatan market day ELDEST yang digelar di SMA Labschool Rawamangun Jakarta, Jumat (13/1/2023). Program ini untuk memupuk dan membangun kecakapan kewirausahaan siswa sejak SMA. Kegiatan tahunan ini bersifat wajib bagi seluruh siswa Kelas XII di SMA Labschool Jakarta, sejak tahun 2011.
JAKARTA, KOMPAS — Tradisi pengajaran di sekolah semakin berubah. Anak-anak didik kini didorong untuk memiliki kemampuan menciptakan, bukan lagi sekadar mencari pekerjaan seusai lulus. Karena itu, kompetensi kewirausahaan atau entrepreneurship semakin dikuatkan dalam pembelajaran berbasis proyek.
Kepala SMK Perikanan dan Kelautan Puger, Kuntjoro Basuki, dari Jember, Jawa Timur, Sabtu (14/1/2023), mengatakan, pendidikan vokasi terus dikuatkan untuk membekali siswa yang siap kerja dan siap mandiri atau berwirausaha. Apalagi di sektor maritim, potensi ekonomi masih terbuka luas, butuh anak-anak muda untuk berkecimpung dalam bidang ini.
Menurut Kuntjoro, salah satu pengembangan pendidikan vokasi dilakukan dengan mendirikan dan mengembangkan teaching industry (tefa) dengan kolaborasi SMK dan dunia usaha/industri yang relevan. SMK Puger yang merupakan salah satu SMK Pusat Keunggulan berhasil membangun dan memulai operasional tefa tambak udang vaname dengan total investasi Rp 3,5 miliar.
Para siswa menjalani pembelajaran tefa di tambak udang vaname yang meliputi persiapan lahan, wadah, media, budidaya, panen, pascapanen, hingga pemasaran. Dalam pembelajaran, siswa didampingi oleh perguruan tinggi pendamping dan instansi terkait.
Pengajaran di sekolah kini telah berubah dan harus mendorong anak didik untuk menciptakan, bukan untuk mencari pekerjaan, tetapi menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya.
Kuntjoro mengatakan, peserta didik mendapatkan peningkatan keterampilan dan kemampuan mereka yang relevan dengan dunia kerja. Adapun bagi sekolah, keberadaan tefa juga menjadi nilai tambah karena meningkatkan kualitas sarana dan prasana serta pelatihan guru.
Bagi mitra industri, penerapan tefa di satuan pendidikan akan membantu mereka mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di masa depan dan sesuai dengan kebutuhan industri.
Tefa tambak udang vaname SMK Puger tersebut memiliki tiga kolam produktif dengan total luas 4.823 meter persegi. Tambak itu mampu menampung setidaknya 700.000 ekor udang.
Dengan kapasitas tersebut, potensi keuntungan untuk estimasi produksi per musim sebanyak 14.469 kilogram (14,4 ton) atau sekitar Rp 1,125 miliar. Laba per musim senilai Rp 315 juta dengan masa panen 90-120 hari. Selain memiliki tambak, di lingkungan tefa ini juga disediakan dua bangunan untuk laboratorium kualitas air serta laboratorium hama dan penyakit.
Tidak hanya siswa SMK yang mendapatkan bekal pembelajaran kewirausahaan. Pada Jumat lalu, Siswa SMA Labschool Rawamangun Jakarta juga menggelar program tahunan bertajuk ”Market Day ELDEST”. Program ini untuk memupuk dan membangun kecakapan siswa SMA berwirausaha. Kegiatan tahunan ini bersifat wajib bagi seluruh siswa Kelas XII di SMA Labschool Jakarta, sejak 2011.
”Desain kurikulum SMA Labschool Jakarta sudah lama menekankan pentingnya membangun kompetensi, kesadaran, dan keterampilan entrepreneurship kepada para siswa yang hasilnya akan terlihat pada 5-10 tahun ke depan,” kata Kepala SMA Labschool Jakarta Suparno Sastro.
ARSIP KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki (kedua dari kanan) berdialog dengan mahasiswa di atas panggung dialog seri "Young Entrepreneur Wanted" di Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali, Selasa (9/8/2022),
Proyek pembelajaran kewirausahaan ELDEST tersebut melibatkan mata pelajaran, antara lain, Ekonomi, Kewirausahaan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Seni Rupa. Para siswa menampilkan produk-produk kreatif untuk mereka jual. Mereka dibagi per kelompok dengan satu kelompok punya produk ekonomi kreatif yang dijual di setiap booth.
Hadir pula menyaksikan kegiatan ELDEST SMA Labschool Jakarta adalah Ketua MPR Bambang Soesatyo dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Menurut Bambang, pengajaran di sekolah kini telah berubah dan harus mendorong anak didik untuk menciptakan, bukan untuk mencari pekerjaan, melainkan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lainnya. ”Saya yakini akan semakin banyak entrepreuner muda di masa mendatang di negara ini, termasuk hasil dari pendidikan di di SMA Labschool,” ujar Bambang.
Sementara itu, Sandiaga Uno mengingatkan perlunya 3G, yakni Gercep (Gerak Cepat), Geber (Gerak Bersama), dan Gaspol (Garap Semua Potensi Online) bagi anak muda untuk berkembang dalam kewirausahaan. Dunia pendidikan dan dunia usaha harus punya prinsip 3 Si, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.