Pameran Sistem Pengawasan Obat dan Makanan Jadi Media Edukasi
Pameran Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan yang diselenggarakan BPOM melibatkan pelaku industri dan institusi pendidikan. Pameran ini agar meningkatkan pemahaman publik soal pengawasan obat dan makanan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Generasi muda diharapkan menjadi konsumen yang cerdas dan bijak dalam memilih dan menggunakan produk obat ataupun makanan yang terjamin keamanannya. Karena itu, edukasi mengenai sistem produksi dan pengawasan obat serta makanan perlu digalakkan kepada semua lapisan masyarakat, termasuk kaum muda.
Untuk itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan menggelar pameran pengawasan produk obat dan makanan dengan melibatkan siswa, mahasiswa, serta pelaku industri. Selain untuk meningkatkan pemahaman publik, pameran ini juga menjadi media edukasi bagi peserta didik yang hendak menentukan program studi dan karier.
Pameran bertajuk ”Expo Sistem Pengawasan Produk Life Cycle Obat dan Makanan” ini berlangsung pada 12-13 Januari 2023 di kantor Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Jakarta. Badan POM dan sejumlah pelaku industri membuat stan yang menampilkan, antara lain, obat dan makanan, bahan baku, hingga alat yang digunakan untuk produksi dan penelitian.
Pengunjung, yang kebanyakan siswa SMA, diajak berkeliling dan dijelaskan sistem pengawasan makanan dan obat, mulai dari riset, produksi, hingga distribusi. Mereka juga diberi kesempatan berinteraksi dengan berbagai pemangku kepentingan, baik petinggi perusahaan maupun peneliti.
”Sistem pengawasan (obat dan makanan) penting diketahui seluruh masyarakat. Generasi muda agar menjadi konsumen cerdas yang tidak hanya memilih produk berharga murah, tapi juga benar-benar memastikan keamanan dan nutrisinya,” kata Kepala Badan POM Penny K Lukito, Kamis (12/1/2023).
Penny menambahkan, sistem pengawasan obat dan makanan melibatkan berbagai profesi dan ilmu. Beberapa di antaranya ahli farmasi, biologi, teknik lingkungan, dan teknik kimia. Selain sains, ahli di bidang hukum, teknologi, dan komunikasi publik juga dibutuhkan.
Sistem pengawasan (obat dan makanan) penting diketahui masyarakat. Generasi muda agar menjadi konsumen cerdas yang tidak hanya memilih produk berharga murah, tapi juga memastikan keamanan dan nutrisinya.
Institusi pendidikan diharapkan dapat mengarahkan peserta didik untuk mengenal berbagai bidang ilmu, kemudian mengarahkan mereka memilih program studi sesuai minat. Generasi muda diharapkan dapat memperkuat industri obat dan makanan di masa depan.
Guru SMA Islam Al-Izhar Jakarta, Nanang Hermansyah, mengatakan, siswa berpeluang menjadi produsen obat dan makanan di masa depan. Regulasi terkait produksi serta pengawasan makanan dan obat perlu diketahui sejak dini.
Menurutnya, pameran ini dapat memberi gambaran kepada siswa tentang berbagai bidang ilmu dan pemanfaatannya di sektor kerja. Hal ini memudahkan siswa memilih kelas peminatan, bahkan program studi yang ingin dipelajari saat kuliah. ”Ini kunjungan pertama kami (ke BPOM). Prinsip dasarnya akan dikembangkan di kelas masing-masing,” ucap Nanang.
Siswa IPA kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta, Neyva (16), menuturkan, selama pameran ia berkunjung ke laboratorium dan mempelajari mekanisme pemeriksaan makanan. Kunjungan ini memberinya gambaran nyata dari ilmu yang ia pelajari di kelas. Ia juga mempelajari jenis-jenis profesi di bidang sains, berikut ilmu dan keahlian yang dibutuhkan di profesi tersebut.
”Dulu sudah sering dengar jenis profesi dan gambaran pekerjaannya seperti apa. Tapi, saya belum pernah melihat di lapangan seperti apa. Kunjungan ini membantu banget untuk melihat pekerjaan tiap profesi,” katanya.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) Adhi Lukman, pameran dapat meningkatkan pemahaman publik akan industri makanan dan obat. Pameran juga untuk regulasi, pengawasan, hingga penindakan terhadap pelanggaran di industri makanan dan obat. ”Ini juga untuk edukasi ke konsumen agar memilih makanan dan minuman yang disetujui dan diberi izin edar oleh BPOM,” ucapnya.