Dunia Pendidikan dan Industri Perlu Saling Membuka Diri
Penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri terus diwujudkan. Berbagai program diluncurkan untuk mendukung kolaborasi DUDI dan pendidikan vokasi yang saling menguntungkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Politeknik Negeri Batam (Polibatam) menggelar Polibatam Industry Festival di Kampus Polibatam di Kota Batam, Kepulauan Riau, Kamis (12/1/2023). Direktur Politeknik Negeri Batam Uuf Brajawidagda (ketujuh dari kiri) memberikan apresiasi kepada dunia usaha dan dunia industri (DUDI) di Batam yang mendukung link and match pendidikan vokasi dan DUDI.
BATAM, KOMPAS — Penyelarasan atau link and match pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan industri semakin mendesak untuk mendukung penyediaan sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam pengembangan ekonomi. Hal ini membutuhkan saling keterbukaan dan kepercayaan antara institusi pendidikan vokasi dan industri untuk berkolobarasi dalam menyiapkan sumber daya manusia.
Sayangnya, hingga kini belum semua satuan pendidikan vokasi ataupun dunia usaha dan dunia industri (DUDI) siap untuk saling menyelaraskan kompetensi dan karakter yang dibutuhkan guna menghasilkan lulusan siap kerja untuk mendukung pertumbuhan industri. Bahkan, kawasan industri yang memiliki banyak perusahaan juga belum sepenuhnya bersedia membuka diri untuk berkolaborasi dengan pendidikan vokasi di daerahnya.
Dalam acara Polibatam-Industry Festival (PIN Fest) yang digelar di Kampus Politeknik Negeri Batam, Kamis (12/1/2023), Direktur Politeknik Negeri Batam Uuf Brajawidagda mengatakan, di Batam dengan banyak industri pun nyatanya tidak serta-merta terjadi keselarasan atau link match antara yang dilakukan dan dihasilkan pendidikan vokasi dengan DUDI.
Ibarat orang mau menikah, perlu ketemu dulu dan mencocokkan. DUDI tidak membutuhkan lulusan yang siap latih, tapi siap kerja.
”Kami belajar dari pengalaman selama ini, untuk mewujudkan relevansi atau link and match butuh kerelaan bagi pendidikan vokasi untuk fleksibel dan mengerti kebutuhan DUDI,” kata Uuf yang juga Pelaksana Tugas Direktur Kemitraan dan Penyelarasan DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Ia mencontohkan, selama ini pihaknya mengagungkan capaian pembelajaran semesteran. Hal itu ternyata berbeda dengan apa yang diharapkan DUDI.
”Karena itulah, internal Polibatam atau pendidikan vokasi lainnya perlu berubah sehingga industri juga merasa selaras dan percaya. Kebijakan Merdeka Belajar dan belajar di luar kampus harus bisa dioptimalkan untuk mengubah paradigma layanan pendidikan vokasi yang masih belum selaras dengan DUDI,” katanya.
Menurut Uuf, gelaran PIN Fest yang digagas Polibatam diselenggarakan sebagai upaya politeknik ini untuk terus membuka diri dan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama DUDI di Kota Batam. Ada apresiasi yang diberikan kepada 72 DUDI yang mendukung upaya penyelarasan Polibatam dengan DUDI. Apalagi dengan pengembangan pembelajaran berbasis proyek atau project-based learning (PBL), kolaborasi dosen/mahasiswa dengan DUDI ditingkatkan untuk bisa memberikan solusi atas permasalaahn riil yang dihadapi DUDI untuk peningkatan kinerja perusahaan.
Dalam acara PIN Fest yang dihadiri puluhan pemimpin perusahaan, SMK, hingga mahasiswa Polibatam, ada gelar wicara untuk berbagi pengalaman baik kerja sama pendidikan vokasi dan DUDI. Selain program magang mahasiswa dan dosen, ada juga PBL, pemanfaatan super tax deduction (pengurangan pajak) bagi DUDI yang mendukung pendidikan vokasi, hingga sosialisasi pusat karier Polibatam. Ada 21 proyek PBL yang ditampilkan, baik yang internal maupun berkolaborasi dengan DUDI.
KOMPAS/PANDU WIYOGA
Para pekerja merakit ponsel pintar Nokia tipe C21 Plus dan C31 di pabrik PT Sat Nusapersada, Kota Batam, Kepulauan Riau, Selasa (8/11/2022). Setiap bulan 50.000 ponsel pintar Nokia dirakit di pabrik tersebut.
Sementara itu, Syakir Widyasa, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB) dan Kawasan Ekonomi Khusus Badan Pengusahaan Batam, mengatakan, sejak tahun 2020 ada struktur khusus untuk mendukung pendidikan vokasi di Kota Batam, seperti politeknik, perguruan tinggi, SMK, balai latihan kerja, serta lembaga kursus dan pelatihan. Pengembangan dan penguatan pendidikan vokasi dinilai strategis untuk mendukung pengembangan ekonomi Indonesia di Pulau Batam.
”Selain pengembangan infrastruktur, kemudahan perizinan berinvestasi yang terus ditingkatkan, kebutuhan SDM juga penting disiapkan untuk meningkatkan daya saing. Selama ini SDM memang masih banyak dari luar Batam. Karena itu, pendidikan vokasi di Batam harus dikuatkan. Keberadaan Polibatam selama ini cukup responsif untuk membuka prodi (program studi) yang dibutuhkan dan daya serap industri untuk lulusan juga bagus,” kata Irfan.
Ia menambahkan, berdasarkan kajian terhadap DUDI dan penyedia/pendidikan vokasi, ada gap atau kesenjangan. Mewujudkan link and match juga tidak mudah karena butuh saling terbuka dan percaya.
”Kami meminta 105 perusahaan untuk bisa mendukung penyelarasan, tapi yang terbuka hanya 15 perusahaan. Penyedia/pendidikan vokasi dinilai masih dengan pendekatan akademik,” kata Irfan.
Kesenjangan juga terlihat dari ketersediaan jurusan/prodi yang relevan, kapasitas, hingga karakter. Akibatnya, banyak lowongan kerja, seperti di galangan kapal, yang kekurangan pelamar saat ada lowongan kerja.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Mahasiswa Politeknik Negeri Batam (Polibatam) menunjukkan karya inovasi yang dibutuhkan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dalam acara Polibatam Industry Festival, Kamis (12/1/2023). Kemitraan dengan DUDI membuat pembelajaran berbasis proyek dapat mendukung link and match DUDI dan pendidikan vokasi.
Dukungan pendidikan vokasi bagi pertumbuhan ekonomi Batam sangat dibutuhkan. Apalagi sudah ada 67 perizinan pusat dilimpahkan ke Batam yang dapat mendorong kehadiran investasi baru. Selain itu, kebutuhan beragam jenis industri, seperti galangan kapal, sebanyak 135 dari 200 galangan kapal di Indonesia ada di Batam. Ada pula 30 kawasan industri, pusat data, jalur optik, hingga pengembangan logistik udara.
”Kami di BP Batam memfasilitasi untuk matchmaking DUDI dengan politeknik atau pendidikan vokasi lainnya, seperti mengenalkan program pusat super tax deduction ke DUDI. Ada banyak program baik dari pemerintah yang perlu disampaikan ke DUDI dalam mendukung penyelarasan yang saling menguntungkan. Jadi, kami membantu agar DUDI percaya dan mendapat jaminan dalam mendukung pendidikan vokasi untuk tujuan yang positif,” kata Irfan.
Staf Ahli Bidang inovasi Kemendikbudristek Jonny Oktavian Hatyanto mengatakan, kegiatan yang mempertemukan DUDI dengan pendidikan vokasi perlu terus didukung. ”Ibarat orang mau menikah, perlu ketemu dulu dan mencocokkan. DUDI tidak membutuhkan lulusan yang siap latih, tapi siap kerja. Untuk itu, KKN alias komunikasi, kolaborasi, dan networking dibutuhkan,” ujar Jonny.