Pandemi Covid-19 bisa dikatakan mendorong batas kreativitas seniman ke titik yang tak terbayangkan sebelumnya. Hal ini tidak hanya memperkaya pengalaman seni, tapi juga menunjukkan resiliensi para seniman.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pertunjukan teater berjudul Setelah Lewat Djam Malam di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Kamis (1/12/2022) malam. Pertunjukan teater ini diangkat dari film klasik karya Usmar Ismail tahun 1954.
JAKARTA, KOMPAS – Eksplorasi yang dilakukan para seniman selama pandemi Covid-19 menghasilkan setidaknya tiga hal, yaitu keragaman proses seni, keragaman produk seni, serta kesadaran akan pentingnya kolaborasi. Hasil eksplorasi itu diyakini memperkaya lanskap seni dalam negeri. Peluang kolaborasi pun semakin terbuka.
Sutradara panggung Rama Soeprapto mengatakan, pandemi Covid-19 membatasi gerak seniman. Namun, ini justru mengasah kreativitas dan menguji sejauh mana seniman bisa beradaptasi sehingga terjadi eksplorasi seni.
”Eksplorasi juga terjadi dalam proses berkesenian, misalnya, saat kami membuat musik di studio. Musisinya nge-conduct kami lewat ponsel. Saat teater pun kami latihan reading (membaca naskah) dan akting lewat Zoom,” kata Rama, Jumat (6/1/2023).
KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
Instruktur tari memeragakan gerakan tangan dalam tari Katumbiri pada acara latihan tari secara daring oleh Yayasan Belantara Budaya Indonesia di Museum Nasional, Jakarta Pusat, Sabtu (5/6/2021). Kelas tari Museum Nasional ini dapat diikuti secara gratis melalui aplikasi Zoom dan kanal Youtube Museum Nasional setiap hari Sabtu dari pukul 10.00 WIB.
Hal tersebut sedikit banyak mengubah proses berkesenian yang telah mapan. Seniman ”dipaksa” mengulik cara-cara baru agar pekerjaan seni tetap berjalan tanpa mengabaikan risiko kesehatan selama pandemi.
Rama, misalnya, menunda teater musikal berjudul ”Hai Pemuda: The Musical” yang ia sutradarai. Teater mestinya digelar pada 19 Maret 2020, tetapi ditunda dua tahun karena pandemi. Teater yang akhirnya digelar pada 2022 diperbarui, baik dari segi dialog maupun alur cerita.
Panggung virtual menumbuhkan kesadaran akan pentingnya rekaman. Sebelum pandemi, pertunjukan seni umumnya direkam hanya sebagai dokumentasi.
Tahun ini, ia menyutradarai teater musikal berjudul ”Panji Mencari Rasa Cinta” yang akan digelar di Doha, Qatar, Februari 2023. Teater ini bagian dari Qatar Indonesia Year of Culture 2023. Teater diadaptasi dari kisah Panji yang berkembang di Indonesia pada abad ke-12 Masehi.
Teater tersebut memadukan pertunjukan panggung dengan teknologi. Teater juga melibatkan seniman lintas disiplin, mulai dari musik, tari, hingga tekstil. Ia mengatakan, format teater seperti ini baru pertama kali ia garap.
”Tahun ini adalah tahun eksplorasi,” kata Rama. ”Selama pandemi, ada kesadaran untuk bekerja sama dengan banyak orang,” tambahnya.
Petugas kesehatan memeriksa suhu tubuh penari sebelum tampil di pertunjukan virtual bertajuk “Kangen Manggung” di Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (16/5/2020).
Pandemi juga mendorong tumbuhnya panggung virtual. Menurut produser film dan teater dari KawanKawan Media, Yulia Evina Bhara, panggung virtual menumbuhkan kesadaran akan pentingnya rekaman. Sebelum pandemi, pertunjukan seni umumnya direkam hanya sebagai dokumentasi. Namun, kini pertunjukan direkam sebaik mungkin agar kelak bisa diedit dan dijadikan produk seni baru.
Kerja sama
Yulia menambahkan, pandemi membuat pegiat seni dan budaya terbuka dengan peluang kerja sama dengan berbagai pihak. Kerja sama diyakini dapat memperkaya proses dan hasil kesenian.
”Tahun 2023 adalah masanya meneruskan kolaborasi. Memungkinkan, kok, bekerja sama dengan siapa pun, baik di Indonesia maupun luar negeri,” kata Yulia.
Adapun Yulia memproduksi film Autobiography yang dikerjakan bersama tujuh negara, seperti Polandia, Perancis, dan Filipina. Film ini ditayangkan perdana di Venice Film Festival pada September 2022 dan menjadi nomine Film Cerita Panjang Terbaik di Festival Film Indonesia (FFI) 2022. Autobiography bakal tayang di bioskop pada 19 Januari 2023.
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengadakan program Budayasaya sebagai dukungan pemerintah kepada seniman, pegiat seni, dan pekerja budaya kreatif di Tanah Air di tengah situasi pandemi Covid-19. Suasana perekaman pentas Komunitas Genggong 8 di Antida Sound Garden, Kota Denpasar, Minggu (30/8/2020) malam.
Anggota Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) Saras Dewi mengatakan, ada banyak eksperimen seni selama pandemi, misalnya memadukan seni dengan kecerdasan buatan. Walau hal ini belum tentu disertai dengan penerimaan audiens, eksperimen dinilai memperkaya kesenian.
”Saya juga lihat mulai banyak yang melakukan penelitian multidisiplin dan kerja sama antarseniman. Ini memperkuat bayangan bahwa setelah pandemi, akan ada banyak kerja kolektif kesenian yang menggabungkan kemahiran berkesenian dari berbagai aspek,” tutur Saras.