Beri Ruang bagi Mahasiswa untuk Tingkatkan Kompetensi
Ruang bagi mahasiswa untuk belajar di luar kampus sesuai minat, bakat, maupun lintas disiplin ilmu semakin terbuka. Perguruan tinggi, dunia usaha, hingga filantropi mendukung penyiapan lulusan yang lebih unggul.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Kompas
Praktisi Dwidjo U Maksum memberikan pendidikan dan pelatihan untuk para mahasiswa magang dari sejumlah perguruan tinggi, di antaranya mahasiswa komunikasi IAIN Kediri.
JAKARTA, KOMPAS — Perguruan tinggi hingga dunia usaha dan industri semakin memberikan ruang bagi mahasiswa untuk meningkatkan kompetensi hard skill dan soft skill yang relevan. Dengan demikian, lulusan perguruan tinggi semakin siap memasuki dunia profesional, wirausaha, hingga dinamika masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Diktiristek) bermitra dengan Google, GoTo, dan Traveloka menggelar program Bangun Kualitas Manusia Indonesia (Bangkit). Tahun 2023 ini, Bangkit memberikan kesempatan bagi 9.000 peserta. Program Bangkit ini untuk melahirkan talenta-talenta digital sebagai tulang punggung transformasi digital Indonesia.
Pelaksana Tugas Direktur Jendral Diktiristek Nizam, Jumat (6/1/2023), mengatakan, mahasiswa diberi kesempatan untuk mengembangkan kompetensi melalui berbagai pembelajaran di luar kampus. “Melalui Kampus Merdeka, mahasiswa memiliki ruang untuk mempelajari secara intensif berbagai kompetensi sesuai minat, berkolaborasi untuk mengerjakan proyek/riset berbasis industri/dunia nyata, hingga menjalani lintas ilmu untuk memperkaya kemampuannya seusai lulus kuliah nanti,” ujar Nizam.
Di acara Sosialisasi Bangkit 2023 untuk Perguruan Tinggi Se-Indonesia pada akhir tahun lalu, Pelaksana Tugas Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Sri Gunani berharap, mahasiswa dapat memanfaatkan program Bangkit 2023 untuk pengembangan kompetensi di bidang teknologi.
”Ada tiga program utama Bangkit yang dapat dimanfaatkan mahasiswa untuk pengembangan kompetensinya,yaitu machine learning, cloud computing, dan mobile development. Mahasiswa akan dibimbing mentor berpengalaman dan berkualitas sehingga dapat membangun kompetensinya,” ungkap Sri Gunani.
Selama satu semester, mahasiswa akan mempelajari secara intensif berbagai kompetensi di bidang teknologi dan mengembangkan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan nyata di dunia industri. Ada kegiatan capstone design project, sebuah proyek akhir di mana para peserta akan dibagi ke dalam berbagai kelompok multidisiplin ilmu untuk saling bekerja sama dan berkolaborasi dalam merumuskan solusi atas permasalahan yang dihadapi masyarakat ataupun industri.
”Mahasiswa diminta untuk membentuk satu kelompok yang berisi 5-6 orang untuk berkolaborasi mewujudkan karya baik dalam bentuk aplikasi yang berfungsi dengan baik atau menyelesaikan tantangan dari industri. Bagi 15 kelompok terbaik, akan diberikan pendanaan untuk mengembangkan lebih lanjut karyanya dan diharapkan lahir menjadi perusahaan rintisan,” jelas Nizam.
Dora Songco, selaku Produk Marketing Manager GoTo, mengatakan, melalui program Bangkit diharapkan lahir talenta-talenta digital sebagai tulang punggung transformasi digital Indonesia.
Menyiapkan karier
Penyiapan mahasiswa untuk belajar di luar kampus lewat program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi salah satunya dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM). Sosialisasi MSIB yang segera dibuka pada bulan ini diberikan kepada mahasiswa agar mereka mampu dan antusias mengikuti program untuk mempersiapkan karier mereka dengan komprehensif.
Koordinator Program MSIB UGM Muhsin Al Anas memaparkan, MSIB merupakan salah satu program Kemendikbudristek yang memberikan kesempatan kepada seluruh mahasiswa untuk mengasah kemampuan, bakat, dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja. Program MSIB ini dilatarbelakangi dari tuntutan perkembangan teknologi yang pesat sehingga kompetensi mahasiswa harus disiapkan sesuai dengan kebutuhan zaman dengan menciptakan kultur belajar yang inovatif.
Muhsin mengingatkan, kebutuhan administrasi merupakan hal yang krusial dan harus disiapkan dengan baik oleh mahasiswa. Selain itu, ia berpesan kepada mahasiswa untuk memilih program MSIB yang terbaik versi mahasiswa dan mempersiapkan dokumen terutama curriculum vitae terbaik.
”Pastikan diskusi baik dengan dosen pembimbing dan linear dengan SKS (satuan kredit semester) yang direkognisi. Jika sudah diterima, jangan mengundurkan diri. Karena itu, ketika memilih pastikan sudah sesuai passion (atau) belum dan untuk administrasi pastikan dikerjakan dengan baik,” pesan Muhsin.
Saat menjalankan MSIB di luar kampus hingga satu semester, mahasiswa diminta mengisi logbook untuk keperluan konversi SKS. Mahasiswa akan mendapat konversi hingga 20 SKS yang sesuai dengan mata kuliah di program studi masing-masing.
Sementara itu, di IPB University, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier memberikan dana hibah untuk kegiatan peningkatan soft skill dan pembinaan karakter bagi seluruh mahasiswa di fakultas/sekolah di tahun 2022. Kegiatan tersebut untuk membentuk karakter yang baik di bidang akademik dan kemahasiswaan serta dapat menjadi bagian kursus pengayaan (enrichment course) yang dapat dipilih mahasiswa.
Direktur Kemahasiswaan dan Pengembangan Karier IPB University Alim Setiawan Slamet menjelaskan, kegiatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah soft skill dengan metode yang menyenangkan. Selain itu, ini juga penting untuk mengasah keterampilan baru guna menghadapi masa depan.
Ada 27 kegiatan peningkatan soft skill yang terdiri atas 15 kegiatan pelatihan dan uji kompetensi, 5 kegiatan minat bakat, 4 kegiatan kewirausahaan, 2 kegiatan talent pool, dan 1 kegiatan pengabdian masyarakat. Sebanyak 4.025 mahasiswa mendapatkan pelatihan soft skill.
Dukungan untuk peningkatan kualitas mahasiswa Indonesia, salah satunya dilakukan organisasi filantropi Tanoto Foundation. Head of Leadership Development and Scholarship Tanoto Foundation Aryanti Savitri menyampaikan, lewat program Transformasi Edukasi untuk Melahirkan Pemimpin Masa Depan (Teladan), Tanoto Foundation ingin menjadi bagian dalam transformasi ekosistem pendidikan tinggi di Indonesia.
”Usaha transformasi kami lakukan melalui dukungan beasiswa kepemimpinan bagi mahasiswa di perguruan tinggi mitra kami, riset-riset kolaboratif terkait isu pendidikan tinggi, bahkan eksperimen model-model pengembangan talenta dan pemimpin masa depan,” kata Aryanti.
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Sejumlah mahasiswa Universitas Musamus di Kabupaten Merauke, Papua Selatan, menjalankan program magang Kampus Merdeka secara mandiri di perusahaan Grup Medco Papua di Kampung Wapeko, Distrik Kurik, selama tiga bulan. Program Kampus Merdeka Mandiri dijalankan kampus untuk memenuhi hak belajar siswa di luar kampus lewat berbagai program, salah satunya magang di perusahaan.
Program beasiswa kepemimpinan Teladan menyasar penerima manfaat tingkat sarjana di sembilan perguruan tinggi mitra, yaitu IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Riau, dan Universitas Sumatera Utara. Selain beasiswa kepemimpinan, program Teladan juga mendukung pengembangan melalui Tanoto Scholars Association, Tanoto Scholars Gathering, Tanoto Student Research Award, Tanoto Future Leaders Business Acumen Program, Internship Program, hingga Global Experiences Program.
Berbagai riset dan program transformasi kolaboratif bersama perguruan tinggi mitra beserta kementerian dan lembaga juga dilakukan untuk mendukung implementasi merdeka belajar kampus merdeka, capaian indikator kinerja utama perguruan tinggi, serta matching fund.