Siklon Sonca Meningkatkan Cuaca Ekstrem di Indonesia
Kemunculan siklon tropis Sonca di Laut China Selatan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian utara ekuator. Daerah yang berisiko, di antaranya Aceh dan sebagian Sumatera Utara.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
ADRYAN YOGA PARAMADWYA
Warga menuntun motor di tengah banjir di Jalan H. Naba Raya, Karang Tengah, Tangerang, Kamis (13/10/2022). Hujan deras disertai petir melanda wilayah Tangerang dan sekitarnya. Sebelumnya, BMKG telah memberi peringatan tentang kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem pada 9 hingga 15 Oktober 2022.
JAKARTA, KOMPAS — Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan berlanjut hingga sepekan mendatang. Selain aktifnya gelombang ekuatorial, siklon tropis Sonca yang berada di Laut China Selatan turut meningkatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian utara ekuator termasuk yang harus waspada, yakni Aceh dan sebagian Sumatera Utara.
Peringatan dini cuaca ekstrem ini dikeluarkan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Jumat (14/10/2022). ”Potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi di hampir seluruh wilayah karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal,” katanya.
Sejak 29 September 2022, BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca untuk periode 2 hingga 8 Oktober 2022, dilanjutkan dengan peringatan dini untuk periode 9 hingga 15 Oktober 2022. Peringatan dini kali ini berlaku dari tanggal 15 hingga 21 Oktober 2022.
Potensi cuaca ekstrem masih dapat terjadi di hampir seluruh wilayah karena kondisi atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup kompleks dan dinamis untuk sepekan ke depan yang dipengaruhi oleh fenomena atmosfer global, regional ataupun lokal.
Dwikorita mengatakan, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya siklon tropis Sonca di sekitar Laut China Selatan sebelah timur Vietnam, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistem mencapai 35 knots atau 64 kilometer per jam dan tekanan udara minimum di pusatnya mencapai 998 mb.
KOMPAS/FRANSISKUS PATI HERIN
Hujan yang terjadi beberapa kali dalam dua pekan terakhir menghijaukan tanaman di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur seperti pada Jumat (14/10/2022). Pada tahun-tahun sebelumnya, bulan Oktober merupakan puncak musim kemarau.
Siklon tropis Sonca ini bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan 6 knots atau 10 km per jam memasuki daratan Vietnam. Keberadaan sistem siklon tropis ini membentuk pola belokan dan perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian utara ekuator.
”Dampak tidak langsung adanya sistem bibit siklon tersebut adalah potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat di wilayah Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat dengan potensi gelombang tinggi di wilayah perairan utara Indonesia,” katanya.
Selain itu, beberapa gelombang ekuatorial masih cukup aktif di wilayah Indonesia. ”Fenomena gelombang Kelvin, Rossby Ekuatorial, dan Madden Jullian Oscillation (MJO) masih dapat berkontribusi dalam meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan,” ujarnya.
Potensi hujan ekstrem
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang untuk periode 15 hingga 21 Oktober 2022 di sejumlah daerah.
Wilayah itu meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, seluruh Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua. ”DKI Jakarta juga masih harus mewaspadai potensi cuaca ekstrem ini,” kata Dwikorita.
Untuk periode 15-16 Oktober 2022, berdasarkan prakiraan berbasis dampak yang dibuat BMKG, wilayah yang perlu siaga berada di sebagian wilayah Aceh, sebagian wilayah Sumatra Utara, dan sebagian wilayah Riau. Informasi lebih rinci potensi hujan lebat hingga tingkat kecamatan ini bisa dilihat di signature.bmkg.go.id. ”Ini dipengaruhi siklon tropis Sonca,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto.
Pada tanggal 16-18 Oktober 2022, ancaman cuaca ekstrem akan bergeser ke wilayah selatan-tengah Indonesia, yaitu sekitar Bali, Nusa Tenggara, dan sekitar Kalimantan Utara.
AHMAD ARIF
Potensi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Sumber: tangkapan layar peringatan dini BMKG, Jumat (14/10/2022).
Kepala Balai Besar Meteorologi Klimarologi dan Geofisika Wilayah I Medan Hendro Nugroho mengatakan, sudah menyampaikan agar mengantisipasi bencana hidrometeorologi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di Aceh dan Sumatera Utara dan para pihak terkait.
Pelaksana Tugas Deputi Klimatologi BMKG Dodo Gunawan mengatakan, saat ini sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan. Secara keseluruhan hampir 48 persen wilayah Indonesia sudah masuk musim hujan, mulai Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan. Sisanya yang belum musim hujan akan masuk pada November dan Desember.
”Namun untuk sebagian daerah di Nusa Tenggara Timur masih kering, belum ada hujan,” kata Dodo. Berdasarkan data BMKG, sebagian kecil wilayah di Pulau Sumba dan Kupang, NTT hingga saat ini sudah lebih dari 60 hari mengalami hari tanpa hujan. Untuk itu, perlu diwaspadai potensi kekeringan dan kebakaran lahan.