Rancangan Induk Diperlukan untuk Akselerasi Digitalisasi dan Inovasi
Indonesia perlu membuat rancangan induk tentang akselerasi digitalisasi dan inovasi. Hal ini bertujuan agar fokus mengembangkan ekosistem digital yang cocok dengan sistem ekonomi di Indonesia.
Oleh
PRADIPTA PANDU
·4 menit baca
KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA (BAH)
Koordinator restorasi piringan hitam, Pataka Swahara Sanja, mengamati layar monitor komputer saat melakukan digitalisasi piringan hitam di Kantor RRI Surabaya, Jawa Timur, Senin (15/3/2021). Sebagai sumber pengetahuan perkembangan musik Tanah Air, RRI Surabaya kini melakukan digitalisasi koleksi piringan hitam.
JAKARTA, KOMPAS — Upaya digitalisasi dan inovasi dari semua aspek terus digencarkan Indonesia sebagai salah satu upaya agar bisa bersaing di perekonomian dunia. Namun, akselerasi digitalisasi dan inovasi ini perlu merujuk pada rancangan induk yang ditetapkan sehingga pengembangan ekosistem digital di Indonesia tidak hanya sekadar mengikuti negara lain.
Hal tersebut mengemuka dalam acara diskusi grup terfokus (FGD) bertajuk ”Membaca Arah Riset dan Inovasi di Era Digital” yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta, Kamis (22/9/2022). Diskusi ini menghadirkan pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan riset dan inovasi, baik pemerintah maupun swasta.
Senior General Manager PT Telkom Jemy Vestius Confido mengatakan, riset Forum Ekonomi Dunia (WEF) menyebut bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi digital ekonomi terbesar ketujuh di dunia. Namun, potensi ini belum menjadi realitas sehingga perlu diwujudkan melalui kesiapan sumber daya manusia (SDM) digital dan kemampuan dalam berinovasi.
Jemy pun menekankan pentingnya membuat rancangan induk (grand design) tentang akselerasi digitalisasi dan inovasi agar semua pihak mencapai target ekosistem digital yang sama. Hal ini juga sudah diterapkan Jepang yang dikenal melalui Revolusi Masyarakat 5.0.
”Masyarakat harus terlebih dahulu menguasai aspek digital daripada industri. Dengan kata lain, negara kita harus mengetahui tata kelola masyarakat seperti apa yang diperlukan. Ini yang diterapkan Jepang sehingga mereka tidak sekadar mengikuti negara lain dan fokus mengembangkan ekosistem digital yang cocok dengan sistem ekonominya,” ujarnya.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Diskusi grup terfokus (FGD) bertajuk ”Membaca Arah Riset dan Inovasi di Era Digital” yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Nasional di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Senior Executive Vice President Penelitian dan Pengembangan PT Bio Farma Adriansjah Azhari menyatakan, tuntutan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat saat ini sangat tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan percepatan dalam melakukan inovasi-inovasi baru.
Menurut Adriansjah, percepatan inovasi ini diperlukan karena terdapat sejumlah kebutuhan industri farmasi, seperti produksi secara konsisten, akselerasi ke pasar, dan pengembangan produk dengan nilai pasar tinggi. Dengan tuntutan ini, percepatan inovasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan juga perlu didukung dengan digitalisasi.
”Suatu industri sangat penting untuk memiliki kemampuan dalam aplikasi digital, mulai dari pengembangan translasi atau skala laboratorium, pembuatan produk, dan uji klinis dari fase 1 hingga 3. Jadi, terdapat beberapa aspek yang diharapkan dapat diperkuat dengan adanya digitalisasi, seperti desain eksperimen, pengembangan bioassay, dan peralatan,” ucapnya.
Meski demikian, dukungan aplikasi digital ini juga bertumpu pada SDM yang kompeten. Di sisi lain, kolaborasi SDM di setiap lembaga, baik pemerintah maupun swasta, akan semakin menguatkan riset dan inovasi hingga hilirisasi.
ANGGER PUTRANTO
Bidan Desa Genteng Wetan, Nunuk Sulistyawati, menunjukkan fitur catatan tumbuh kembang bayi dalam aplikasi Siap Cantik yang dipamerkan dalam Festival Kampung Digital di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (3/9/2019).
Digitalisasi dan inovasi tidak hanya penting bagi industri besar, tetapi juga usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab, menurut Direktur Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Dadan Nugraha, UMKM menjadi salah satu sektor terpenting dalam menopang perekonomian nasional. Sektor UMKM juga tercatat menyumbang lebih dari 90 persen dari produk domestik bruto (PDB) nasional.
”BRIN fokus bagaimana mengaplikasikan riset dan inovasi untuk meningkatkan kualitas UMKM kita. Beberapa program sudah diluncurkan, salah satunya fasilitasi pendanaan untuk perusahaan pemula berbasis riset yang ditujukan agar menumbuhkan start up,” katanya.
BRIN juga memiliki skema pendampingan dan pembimbingan teknis dari para periset untuk pengusaha mikro. Melalui pendampingan ini, pengusaha mikro dibantu dalam menyelesaikan berbagai persoalan dengan intervensi riset dan inovasi teknologi, baik dari periset BRIN maupun peneliti lembaga lain, termasuk perguruan tinggi.
Pameran riset
Dalam acara FGD tersebut juga dilakukan peluncuran Indonesia Research and Innovation Expo (Inarie) 2022oleh Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Inarie merupakan pameran riset dan inovasi terbesar di Indonesia yang didukung oleh BRIN dan akan diselenggarakan pada 27-30 Oktober di Gedung ICC Cibinong Science Center, Bogor, Jawa Barat.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN (HAS)
Pengunjung melatih konsentrasi menggunakan alat uji konsentrasi yang dipamerkan dalam Pameran Inovasi Puspiptek 2019 di kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/10/2019).
Pameran ini melibatkan lebih dari 50 ekshibitor, baik dari lembaga riset, pemerintah, kalangan bisnis/pengusaha, maupun komunitas. Sebanyak 6.000 pengunjung dari sektor pemerintah, industri, lembaga riset, komunitas, pelajar, media massa, dan masyarakat umum ditargetkan hadir dalam kegiatan ini.
Handoko mengatakan, pelaksanaan Inarie menjadi bagian dari presidensi G20 Indonesia dan terdapat pameran khusus yang diisi negara G20. Kegiatan ini juga terkoneksi dengan ASEAN Startup Festival yang diikuti oleh perusahaan rintisan dari negara ASEAN dan India.
”Penyelenggaraan Inarie ini tidak hanya bertujuan untuk memamerkan hasil riset BRIN, tetapi juga seluruh ekosistem riset di Indonesia. Inarie akan menjadi acara tahunan dan diharapkan pihak lain bisa turut berpartisipasi tahun depan,” tuturnya.