Pendidikan setara harus dirasakan semua kalangan, di pusat kota atau pelosok daerah. Dana Kemanusiaan ”Kompas” mencoba ikut serta memeratakan kualitas pendidikan itu di pelosok Jabar selatan.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA, CORNELIUS HELMY HERLAMBANG, ABDULLAH FIKRI ASHRI
·6 menit baca
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (topi pedora putih) bersama perwakilan sekolah penerima buku bantuan dari Dana Kemanusiaan Kompas dan Bank BJB dalam Ajang Cycling De Jabar 2022 di Pantai Geopark Ciletuh, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jabar, Sabtu (27/8/2022).
Sabtu (27/8/2022) sore, Yana Herdiana (33) memacu sepeda motornya menuju Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Jaraknya sekitar 50 kilometer atau sekitar satu jam dari rumahnya di Miramare, Cibalong, Garut. Guru Bahasa Indonesia di SMAN 31 itu rela menempuh perjalanan panjang demi menjemput pintu bahagia bagi masa depan anak didiknya.
Sebelum maghrib, dia tiba di Rancabuaya. Di sana suasananya meriah. Ada 69 pesepeda, peserta Cycling de Jabar 2022, baru tiba di Rancabuaya. Acara bersepeda jarak jauh itu diinisiasi Pemerintah Provinsi Jabar, Bank BJB, dan harian Kompas.
”Mudah-mudahan ke depannya jalur selatan Garut bisa terus dipakai untuk ajang Cycling de Jabar agar mampu membangkitkan perekonomian warga. Harapan saya, ke depan sarana pendidikan di sini juga ikut diperbaiki,” ujar Yana.
Digelar 27-28 Agustus, ajang bersepeda menempuh 319 km itu dibagi dalam dua etape. Rute pertama adalah Ciletuh-Sindangbarang, Cianjur, sepanjang 150 km. Sedangkan rute kedua pada 28 Agustus adalah Rancabuaya, Garut-Pangandaran berjarak 169 km.
Akan tetapi, Cycling de Jabar 2022 bukan sekadar ajang mengayuh pedal. Mirip seperti harapan Yana, ikut dihadirkan juga promosi wisata, potensi ekonomi, hingga dukungan peningkatan kualitas sumber daya manusia Jabar selatan.
Salah satu implementasinya dilakukan lewat donasi Dana Kemanusiaan Kompas (DKK) bagi 15 sekolah di sepanjang jalur selatan. Setiap sekolah mendapatkan bantuan beragam jenis buku senilai Rp 10 juta. Bantuan itu berasal dari kolaborasi pembaca harian Kompas dengan Bank BJB. SMAN 31 adalah salah satu sekolah yang mendapat bantuan itu.
Peserta balap sepeda Cycling de Jabar 2022 memacu sepedanya untuk menyelesaikan etape kedua sejauh 169 kilometer dari Rancabuaya, Garut, hingga Alun-alun Paamprokan, Pangandaran, Minggu (28/8/2022). Cycling de Jabar digelar salah satunya untuk mempromosikan potensi baik pariwisata, ekonomi, kesenian, maupun kebudayaan di wilayah pesisir Jawa Barat selatan.
Yana mengatakan, bantuan itu bakal sangat membantu sekolahnya menggelar belajar mengajar yang ideal. Ada banyak ilmu baru yang bisa disampaikan dan didiskusikan di dalam kelas.
Semua itu, kata dia, bukan perkara mudah didapatkan siswa di pelosok, seperti Miramare. ”Untuk sementara, buku akan disimpan di ruang kelas karena kami belum punya perpustakaan,” katanya.
Berdiri tahun 2018, ketiadaan perpustakaan bukan satu-satunya tantangan di sekolah ini. Dekat dengan Cagar Alam Leuweung Sancang, sekolah ini cukup jauh dari pusat kota Garut. Jaraknya sekitar 109 km.
Akses jalan menuju sekolah ini juga tidak sepenuhnya mulus. Sejauh ini, baru dibuat delapan ruang kelas bagi 208 siswa.
Meski terbatas, sekolah ini menjadi harapan lebih baik bagi orang di sekitarnya. Orangtua siswa sebagian besar adalah petani dan buruh tani yang dulu pernah kesulitan mengakses layanan pendidikan.
”Jangan sampai anak didik putus sekolah. Kami ingin agar masa depan mereka lebih baik dari orangtuanya,” ujarnya.
Tahun ini, kerja keras perlahan membuahkan hasil. Sebagian siswa SMAN 31 memiliki niat baca tinggi. Agustus 2022, salah seorang siswa dinobatkan menjadi duta baca Garut. Keberadaan buku baru diyakini semakin memacu minat anak-anak pelosok untuk tidak mau kalah dibandingkan dengan siswa yang tinggal dekat pusat kota.
Hanya saja, tantangan belum hilang sepenuhnya. Ujian kesabaran muncul pascapandemi. Ada siswa yang semangat kembali ke sekolah. Namun, ada juga yang enggan kembali belajar. Sebagian memilih bekerja demi penghasilan tidak seberapa.
”Sekarang kami harus mendatangi rumah siswa agar mereka mau kembali belajar setelah lama tidak masuk sekolah. Semoga buku baru ini ikut membuat mereka mau sekolah lagi,” paparnya.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum (topi putih) memberikan bantuan secara simbolis bantuan buku dari Dana Kemanusiaan Kompas dan Bank BJB kepada sejumlah sekolah di Jabar bagian selatan dalam Ajang Cycling De Jabar 2022 di Alun-alun Paamprokan, Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jabar, Minggu (27/8/2022).
Tantangan tidak ringan juga dihadapi SMKN 1 Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi. Terpisah 90 km atau hampir 3 jam dari Palabuhanratu, pusat kota Kabupaten Sukabumi, membuat sarana penunjang pendidikan tidak mudah didapat. Padahal, sebagai sekolah kejuruan, 360 anak didiknya membutuhkan banyak bekal keahlian, lebih dari sekadar pelajaran formal.
Kepala SMKN 1 Tegalbuleud Heri Ahmad Safari mengatakan, pihaknya menyediakan empat kompetensi. Bidangnya adalah agribisnis pengolahan hasil pertanian, agribisnis pengolahan hasil perikanan, otomotif atau teknik kendaraan ringan, serta teknik komputer dan jaringan.
”Buku-buku normatif sudah dipersiapkan. Namun, buku motivasi untuk mendapatkan pekerjaan, wirausaha, hingga buku fiksi nonfiksi yang merangsang minat baca anak-anak tetap sangat kami butuhkan,” ujarnya.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pendidikan adalah kunci meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Warga yang memiliki bekal pendidikan yang baik pasti bisa menyesuaikan segala perubahan dengan ideal.
Saat berbagai infrastruktur jalan dibangun di selatan Jabar, misalnya, warga yang memiliki bekal pendidikan baik kelak bisa ikut memicu munculnya peluang ekonomi. Apabila dulu terpaksa menjadi buruh migran, mereka berpotensi berwirausaha dan menciptakan peluang kerja baru.
Selain kualitas pendidikan formal, program petani milenial juga menjadi sarana memeratakan kualitas manusia. Di sana, anak muda bakal didampingi untuk mendalami bidang keahliannya. Tidak konvensional, prosesnya dilakukan digitalisasi dan ramah lingkungan.
”Salah satu pendampingannya di budidaya udang. Di selatan, potensi udang sangat besar. Pengelolaannya akan lebih ideal saat digabungkan dengan pemanfaatan aplikasi dari telepon genggam hingga pemanfaatan energi terbarukan untuk sumber listriknya,” ujarnya.
Peluang hidup di Jabar selatan itu disadari Kepala SMAN 1 Ciemas Ramdan Sutana Hadi. Semua siswanya adalah warga Ciemas yang tidak hanya tinggal di selatan, tapi juga masuk kawasan Geopark Ciletuh. Kawasan ini bertaraf internasional lewat status UNESCO Global Geopark.
Meski berjarak sekitar 200 km atau tujuh jam perjalanan dari Kota Bandung, dia mengatakan, Geopark Ciletuh memiliki potensi wisata, ketahanan pangan, hingga keunggulan energi yang menunggu dimanfaatkan. Ketersediaan buku beragam tema menjadi jalan untuk membuka wawasan warga guna mengembangkan potensi itu.
”Buku yang bakal dibaca 300 siswa di sekolah kami ini pasti ikut meningkatkan kualitas pendidikan di sini,” ujarnya.
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo bersama dua perwakilan sekolah penerima buku bantuan dari Dana Kemanusiaan Kompas dan Bank BJB dalam Ajang Cycling De Jabar 2022 di Pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (27/8/2022).
Sejauh ini, Ramdan mengatakan, ikhtiar memacu minat membaca dan belajar siswa masih dilakukan. Alasannya, masih ada siswa melihat sekolah bukan pintu masa depan. Dengan berbagai penyebab, mulai dari ekonomi, minat, hingga sosial budaya, mereka memilih bekerja dengan penghasilan seadanya.
Padahal, pendidikan hingga sekolah menengah atas diperlukan untuk membentuk pola pikir. Ramdan berujar, sekolah tidak hanya untuk mempelajari ilmu dari buku pelajaran, tapi juga mengajarkan kemandirian hingga peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Saat itu terjadi, kata Ramdan, semua pasti jadi modal baik tinggal di Ciletuh. Misalnya, siswa berpeluang memiliki ilmu baru untuk mempromosikan dan menata kawasan wisata baru di sekitar tempat tinggalnya.
”Saat mengandalkan potensi wisata alam, dengan sendirinya mereka akan menjaga kawasan itu tetap asri. Keindahan alam yang memberikan penghasilan ekonomi adalah warisan yang bisa diberikan kepada anak cucu mereka kelak,” katanya.
Redaktur Pelaksana Harian Kompas Adi Prinantyo mengatakan, penyaluran donasi buku dari DKK merupakan salah satu upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. ”Penyaluran bantuan buku ini menjadi salah satu visi pendiri Kompas, PK Ojong dan Jakob Oetama,” ungkapnya.
Berlandaskan prinsip itu juga, Yayasan DKK secara berkelanjutan menyalurkan buku untuk perpustakaan di berbagai sekolah di Tanah Air. ”Kami berharap bantuan pembaca Kompas ini bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk semua orang yang mendapatkannya,” ujarnya.
Ada banyak cara membuka jalan pintu sejahtera. Saat literasi masih menjadi barang langka di banyak daerah di negeri ini, menghadirkan buku berisi beragam ilmu menjadi pilihan bijaksana menjemput masa depan lebih baik.