BRIN Sarwono Award untuk ”Dosen Jamu” IPB University
BRIN Sarwono Award 2022 diberikan kepada Guru Besar Teknologi Pangan IPB University Hanny Wijaya. Sementara Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture disampaikan oleh peneliti bioproses-bioteknologi BRIN Bambang Prasetya.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·4 menit baca
KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Guru Besar Teknologi Pangan IPB University Hanny Wijaya (kiri) serta Peneliti Utama Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Prasetya (kanan) saat menerima penghargaan BRIN Sarwono Award XX dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XXII di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, BRIN, Jakarta, Selasa (23/8/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Ahli pangan fungsional sekaligus Guru Besar Teknologi Pangan IPB University Hanny Wijaya menerima penghargaan BRIN Sarwono Award 2022. Sebagai ilmuwan dan akademisi, Hanny dinilai berjasa dalam mengembangkan bidang pangan, khususnya pangan fungsional, yang dilakukannya selama lebih dari 35 tahun.
Pemberian penghargaan BRIN Sarwono Award XX dan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture XXII tahun ini diselenggarakan langsung di Auditorium Sumitro Djojohadikusumo, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Jakarta, Selasa (23/8/2022). Selama dua tahun terakhir, pemberian penghargaan diberikan secara daring karena pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Hanny telah berkiprah selama lebih dari 35 tahun di bidang teknologi pangan sebagai ilmuwan dan akademisi. Selama itu pula Hanny telah memublikasikan lebih dari 100 jurnal nasional dan internasional, 10 buku, serta beberapa bab buku, termasuk buku pegangan kimia pangan yang diterbitkan Springer.
Selain itu, Hanny juga menghasilkan 15 paten yang dua di antaranya sudah dikomersialkan, yakni permen fungsional Cajuputs Candy dan minuman herbal Glucodiab. Cajuputs Candy merupakan permen yang dikembangkan dari kandungan senyawa aktif minyak atsiri tanaman herbal kayu putih, sedangkan glucodiab adalah minuman fungsional berbahan dasar rempah-rempah dan tanaman kumis kucing.
Indonesia sangat kaya akan biodiversitas dan kearifan lokal. Oleh karena itu, saya mulai tergelitik untuk memanfaatkan kekayaan ini.
Hanny banyak dikenal oleh kalangan ilmuwan dan akademisi sebagai ”dosen jamu” karena banyak mengajar mata kuliah terkait jamu dari Indonesia di beberapa perguruan tinggi di luar negeri. Hanny menilai, jamu perlu dikenalkan dan diajarkan ke dunia karena salah satu minuman fungsional dari berbagai tanaman asli Indonesia yang dikemas dengan kearifan lokal dan diturunkan secara turun-temurun.
KOMPAS/PRADIPTA PANDU MUSTIKA
Ahli pangan fungsional sekaligus Guru Besar Teknologi Pangan IPB University Hanny Wijaya.
Selain sebagai pengajar dan guru besar di Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB University, Hanny juga menjabat Ketua Perhimpunan Penggiat Pangan Fungsional dan Nutrasetikal Indonesia. Hanny juga kerap menjadi dosen tamu dan penguji eksternal di beberapa universitas di dalam dan luar negeri.
Saat memberikan sambutan, Hanny mengaku sebagai anak pedagang yang tumbuh di lingkungan pasar. Dunia keilmuan sangat mewah baginya. Iamemandang, mendapatkan penghargaan Sarwono Award merupakan hal yang sulit dicapai untuknya.
Menurut Hanny, penghargaan yang diterimanya tidak terlepas dari peran pangan fungsional yang diteliti dan dikembangkannya. Selama ini, pangan fungsional hanya dilihat sebagai pemenuh kebutuhan hidup masyarakat. Namun, pangan fungsional juga dapat digali lebih dalam terkait dengan peluang dari komponen bioaktif dengan sifat fisiologis aktif.
”Indonesia sangat kaya akan biodiversitas dan kearifan lokal. Oleh karena itu, saya mulai tergelitik untuk memanfaatkan kekayaan ini. Akan tetapi, saya juga tahu, kita tidak akan bisa mengatasi ketertinggalan jika hanya meneliti kelimuan yang sudah umum,” ujarnya.
KOMPAS/DEONISIA ARLINTA
Sejumlah hasil produk yang dikembangkan melalui teknologi tepat guna dengan memanfaatkan bahan pangan lokal.
Hanny mengatakan, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan potensi pangan fungsional di Indonesia. Sebab, Indonesia masih memiliki banyak sekali tanaman asli yang belum dikaji khasiat dan manfaatnya.
Peran bioteknologi
Dalam acara tersebut juga diselenggarakan Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture yang diberikan kepada Peneliti Utama Pusat Riset Teknologi Pengujian dan Standar BRIN Bambang Prasetya. Kepakaran Bambang ialah bioproses dan bioteknologi dengan dua bidang penelitian, yaitu biosafety produk rekayasa genetik serta standardisasi dan penilaian kesesuaian.
Bambang yang juga menjabat Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik ini menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ”Bioethic, Biosafety, dan Conformity Assessment untuk Percepatan Pemanfaatan Bioteknologi dalam Mendukung Ketahanan Pangan”. Menurut dia, peran bioteknologi sangat penting untuk mengatasi berbagai hal, termasuk krisis pangan.
”Di luar negeri, industri bioteknologi sudah berkembang pesat dan menguasai perekonomian suatu negara. Indonesia memiliki potensi dan sumber daya manusia untuk mengembangkan bioteknologi ini,” ucapnya.
KOMPAS/ADHITYA RAMADHAN
Teknisi laboratorium pada Pusat Penelitian Bioteknologi Universitas Indonesia sedang menyetel peralatan laboratorium, Jumat (6/4).
Sejak pertama kali diadakan pada 2002 sampai saat ini, penghargaan BRIN Sarwono Award sudah diberikan kepada 30 ilmuwan yang telah memberikan sumbangsih nyata dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan. Sementara itu, sejak 2001, sebanyak 21 kuliah ilmiah sudah disampaikan oleh para penerima Sarwono Prawirohardjo Memorial Lecture. Sebelum melebur ke dalam BRIN, penghargaan ini diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan, penghargaan diberikan kepada kedua ilmuwan tersebut karena saat ini era pangan dan bioteknologi tengah berkembang di dunia. Di sisi lain, sumber daya yang melimpah membuat Indonesia memiliki daya saing lokal di bidang tersebut.
”Sekarang tinggal kita mendukung bidang bioteknologi, termasuk pangan fungsional, dengan infrastruktur dan sumber daya manusia yang unggul sekaligus skema yang memudahkan hasil riset. Ini dibutuhkan agar riset tidak hanya terbukti dengan baik secara saintifik, tetapi juga mampu memenuhi standar dan norma regulasi,” katanya.