Kajian Hewan Komodo Melibatkan Peneliti Universitas Nusa Cendana
Universitas Nusa Cendana Kupang melakukan kerja sama dengan Balai TN Komodo untuk meneliti hewan komodo di sana. Penelitian juga terhadap hewan mirip komodo di Pota, Lembor, dan Riung, di Ngada dan Manggarai barat.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
ISMAIL ZAKARIA
Meski didatangi pengunjung, hewan komodo tidur seperti biasa, tidak merasa terganggu. Mungkin saja komodo di Pulau Komodo sudah terbiasa dengan manusia yang datang setiap hari. Apakah perilaku komodo di sini sama dengan hewan mirip komodo di Pota, dan Lembor, daratan Flores, atau tidak, akan diteliti Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang.
LABUAN BAJO, KOMPAS — Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat atau LPPM Universitas Nusa Cendana Kupang menandatangani perjanjian kerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo guna melakukan penelitian terhadap hewan Komodo di kawasan TN Komodo dan sekitarnya. Hasil penelitian LPPM dikoordinasikan dengan Pemprov NTT.
Ketua LPPM Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang, Nusa Tenggara Timur, Damianus Adar, yang sedang tugas dinas di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu (13/8/2022), mengatakan, hewan komodo perlu diteliti secara ilmiah.
Undana memiliki tenaga ahli di bidang hewan Komodo. LPMM di Undana memiliki sembilan pusat studi, salah satunya layanan lingkungan dan sumber daya alam.
pada Mei 2022, kampus tersebut sudah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo di Jakarta untuk melakukan penelitian itu. LPPM Undana sudah membentuk kelompok kerja atau pokja khusus TN Komodo.
”Pokja ini akan bergabung dengan pusat studi dan layanan lingkungan dan sumber daya alam LPPM Undana,” kata Damianus.
Beberapa dosen ahli hewan langka itu dan mahasiswa sudah melakukan kunjungan ke kawasan TN Komodo, Juli 2022. Sejumlah fakultas yang terlibat, yakni Kedokteran Hewan, Kehutanan, dan Kelautan.
Ukiran komodo dari kayu di Pulau Komodo oleh seniman lokal. Komodo patung hasil karya manusia ini akan dijual kepada pengunjung sebagai oleh-oleh.
Memantau
Bulan Juli 2022, sejumlah dosen dan mahasiswa telah melakukan kunjungan ke TN Komodo. Mereka memantau awal guna memastikan apa saja yang perlu dikerjakan ke depan.
Tim ini masuk-keluar TN Komodo tanpa dibatasi karena sudah ada kerja sama. Pokja Komodo ini beranggotakan dosen dan mahasiswa.
Tahap pertama, mereka akan melakukan penelitian 2-3 bulan di dalam TN Komodo. Hasil penelitian diserahkan ke Balai TN Komodo, juga Pemprov NTT.
Undana tetap berdiri sendiri sebagai lembaga akademik, dengan tetap mengedepankan hasil kajian dan penelitian langsung lapangan. Kerja sama dengan pemprov terkait hasil penelitian akan ditindaklanjuti oleh pemprov.
Tim ini tidak hanya melakukan penelitian terhadap hewan Komodo di dalam kawasan TN Komodo, tetapi juga di hewan mirip komodo di Pota, Riung, Ngada, dan di Lembor, Manggarai Barat.
Apakah jenis komodo di dalam TN Komodo itu sama dengan hewan mirip komodo di Pota, Taman Wisata Alam Laut Riung, dan hewan mirip komodo di Lembor, daratan Pulau Flores atau bukan.
Ini semua akan diteliti, tentu dibutuhkan waktu beberapa tahun ke depan guna memastikan ada perbedaan atau tidak. (Damianus Adar)
Penelitian ini, antara lain, menyangkut tingkah laku, ukuran besar kecil dan tinggi, bobot, panjang atau pendek, cara memburu makanan, gerak-gerik, dan air liur hewan itu. Apakah komodo di TN Komodo bisa dikawinkan dengan hewan sama di tempat –tempat itu atau tidak.
Salah satu peserta wisuda program sarjana di Undana Kupang, Senin (15/10/2018). Undana perlu berkontribusi bagi pengembangan pariwisata di NTT, termasuk TN Komodo.
Perbedaan antara hewan Komodo yang sering dikunjungi manusia, jarang dikunjungi, dan yang tidak pernah dikujungi manusia. Apakah komodo yang sering dikunjungi lebih cepat berkembang biak atau terhambat.
”Ini semua akan diteliti, tentu dibutuhkan waktu beberapa tahun ke depan guna memastikan ada perbedaan atau tidak,” katanya.
Selain penelitian TN Komodo, LPPM Undana juga melakukan kerja sama dengan Balai Konservasi SDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meneliti TN Danau Kelimutu di Ende, dan TN Manupeu Tanah Daru di Sumba Tengah.
”Hasil penelitian akan diserahkan ke Balai Konservasi SDA KLHK, Pemprov, dan Pemkab setempat. ”Tentu kita berharap bisa ditindaklanjuti,” ujarnya.
Sebanyak 3.000 mahasiswa dan dosen akan dilibatkan dalam penelitian ini. Mahasiswa punya peran penting dalam penelitian ini. Mereka sebagai generasi muda, terutama dari daerah itu tentu diprioritaskan. Masa depan lingkungan dengan fauna dan flora di dalamnya, ada di tangan mereka.
”Ini satwa purba milik NTT yang mendunia. Komodo satu-satunya binatang yang ada di NTT, tidak ada di Negara lain,” kata Warandoy.
Jagawana yang memandu wisatawan mengawasi komodo (Varanus komodoensis) di Pulau Rinca yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, Selasa (24/5/2016). Selain meihat langsung kehidupan liar komodo, wisatawan di sini juga bisa menikmati keindahan taman laut di gugusan pulau-pulau kecil di sekitar kawasan.
Komodo telah masuk dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature, atau statusnya terancam punah. Wisata di TN Komodo merupakan wisata survival bukan wisata oriented.
Jadi, bukan komodo yang menyesuaikan keberadaan manusia, tetapi jumlah manusia yang menyesuaikan keberadaan komodo dan lingkungannya.Daya dukung dan daya tampung berbasis jasa ekosistem sebagai dasar menghitung kemampuan TN Komodo dalam mendukung dan menampung jumlah kunjungan ke sana.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Sony Libing mengatakan, pengelolaan TN Komodo harus lebih ditingkatkan lagi dengan melibatkan Pemprov NTT, dalam hal ini PT Flobamora, dalam rangka mendukung pariwisata yang berkelanjutan.
TN Komodo saat ini mengalami nilai jasa ekosistem akibat dari perburuan liar, illegal fishing, kebakaran, sampah, dan kerusakan terumbu karang.
Direktur Operasional PT Flobamora Abner Ataupah mengatakan, PT Flobamora dan Balai TN Komodo telah menandatangani perjanjian kerja sama penguatan fungsi konservasi TN Komodo.
Kegiatan itu, antara lain, penanaman terumbu karang, pengelolaan sampah, transportasi, pemberdayaan masyarakat, digitalisasi manajemen, dan lain-lain.
Kajian-kajian akademik dari Undana tentu sangat bermanfaat bagi PT Flombaro dan Balai TN Komodo untuk mengelola TN Komodo ke depannya. ”Semua memiliki misi dan visi yang sama, yakni melestarikan TN Komodo yang lebih baik lagi. Konservasi TN Komodo membutuhkan dukungan semua pihak termasuk para pelaku wisata di Manggarai Barat,” kata Ataupah.
Kantor Gubernur NTT di Kota Kupang, Rabu (13/1/2021) makin sepi menyusul pembagian kerja secara shifting di kantor itu. Kasus Covid-19 menyerang "jantung" pemerintahan provinsi NTT.