Indonesia Tuan Rumah Olimpiade Informatika Internasional 2022
Indonesia akan menjadi penyelenggara Olimpiade Informatika Internasional untuk pelajar sekolah menengah pada Agustus 2022. Tim Olimpiade Komputer Indonesia selama ini mampu unjuk prestasi di ajang Olimpiade ini.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Informatika Internasional atau International Olympiad in Informatics ke-34 tahun ini. Kompetisi di bidang informatika untuk pelajar sekolah menengah dan menengah atas ini diikuti 360 peserta dari 89 tim.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Suharti, Rabu (20/7/2022), di Jakarta, mengatakan, International Olympiad in Informatics (IOI) akan dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada 7-15 Agustus 2022. Dari 89 tim yang mendaftar, ada 72 tim yang akan hadir langsung ke Indonesia.
IOI 2022 Host Organizing Committee sekaligus Alumni Tim Olimpiade Komputer Indonesia, Brian Marshal, mengatakan, setelah dua tahun berturut-turut digelar secara daring karena pandemi Covid-19, penyelenggaraan di Indonesia akan menjadi kompetisi pertama yang diselenggarakan secara hibrida (daring dan luring).
IOI yang pertama kali dilakukan secara hibrida ini kemungkinan melibatkan tim dan peserta terbanyak sepanjang sejarah. (Brian Marshal)
”Alumni dan pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) melalui wadah Ikatan Alumni (IA) TOKI merasa senang dan bangga dapat berkontribusi dan berkolaborasi dengan Kemendikbudristek dalam penyelenggaraan IOI 2022. IOI yang pertama kali dilakukan secara hibrida ini kemungkinan melibatkan tim dan peserta terbanyak sepanjang sejarah,” kata Brian.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek Suharti (tengah) menjelasakan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade Informatika Internasional 2022 untuk pelajar sekolah menengah dan menengah atas di Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk pertama kalinya, penyelenggaraan IOI setelah dua tahun pandemi dilaksanakan secara hibrida, yakni luring dan daring.
Indonesia mengikuti IOI sejak 1995. Pelajar Indonesia beberapa kali meraih kejuaraan serta mengumpulkan banyak medali dalam kompetisi ini.
Pada penyelenggaraan IOI tahun ini, Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) mengirimkan delapan peserta yang terbagi dalam dua tim. Tim A terdiri dari Albert Yulius Ramahalim (SMA Katolik Ricci I Jakarta Barat), Juan Carlo Vieri (SMA Intan Permata Hati Surabaya), Maximilliano Utomo (SMA Xin Zhong Surabaya), dan Joseph Oliver Lim (SMAK 1 Penabur Jakarta). Adapun Tim B terdiri dari Albert Ariel Putra (SMA Kristen Petra 4 Sidoarjo), Matthew Allan (SMA Kanisius Jakarta), Andrew (SMA Sutomo 1 Medan), dan Vannes Wijaya (SMAN 8 Pekanbaru).
Peraih medali perak IOI 2009 sekaligus praktisi teknologi informasi, Veni Johanna, mengatakan, pelajar dan praktisi teknologi di Indonesia sangat mampu untuk bersaing di dunia informatika internasional. ”Terbukti TOKI secara rutin meraih medali di IOI. Bahkan, di IOI terakhir mampu meraih emas di tiga event IOI terakhir. Kesuksesan di kompetisi seperti ini adalah bekal baik untuk dunia profesional juga,” kata Veni.
Sementara itu, praktisi teknologi informatika, Ainun Najib, mengatakan, ada tren dan peluang besar di bidang informatika. Selain itu, penting untuk mengajarkan prinsip-prinsip dasar menggunakan kecepatan komputer guna membantu memecahkan masalah sejak dini.
”Beberapa dekade terakhir banyak bermunculan inovasi teknologi. Kemampuan komputasi, kalkulasi, dan otomasi, kecepatannya tumbuh secara eksponensial dan telah membantu manusia untuk mengambil alih beban pekerjaan yang dulunya manual dengan pikiran dan tangan manusia,” ujarnya.