Kasus Terus Meningkat, Asmat Butuh Bantuan ”Malathion”
Kasus demam berdarah di Asmat terus bertambah. Sementara ”malathion” yang digunakan Pemerintah Kabupaten Asmat untuk penyemprotan nyamuk telah habis.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ASMAT
Penyemprotan nyamuk di rumah warga di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (4/7/2022).
JAYAPURA, KOMPAS — Kasus kumulatif demam berdarah di Kabupaten Asmat, Papua, terus bertambah menjadi 41 orang pada Selasa (5/7/2022). Pemerintah Kabupaten Asmat membutuhkan bantuan malathion, cairan untuk penyemprotan (fogging) nyamuk di kampung-kampung dengan jumlah kasus terbanyak.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat Yonathan Kambu saat dihubungi dari Jayapura pada Selasa malam mengatakan, hanya tersisa dua penderita demam berdarah yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Agats. Sementara 14 pasien lainnya menjalani rawat jalan.
Kasus demam berdarah pertama kali merebak di Asmat pada 4 Mei 2022. Sebanyak 90 persen dari 41 orang yang terjangkit demam berdarah adalah anak-anak. Seorang anak yang masih berusia 9 tahun meninggal karena penyakit ini. ”Jumlah pasien yang sembuh telah mencapai 24 orang per Selasa ini. Tidak ada penambahan jumlah penderita demam berdarah yang meninggal,” ujar Yonathan.
Kasus demam berdarah terungkap setelah warga memeriksakan dirinya di RSUD Agats karena mengalami gejala demam, pusing, dan muncul bintik merah di kulit. Kasus demam berdarah tersebar di dua distrik (kecamatan), yakni Agats dan Suru-Suru.
Yonathan menuturkan, Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat tak dapat lagi melaksanakan penyemprotan untuk beberapa hari ke depan. Hal ini disebabkan persediaan malathion untuk penyemprotan telah habis.
Ia pun mengaku telah menyurati Dinas Kesehatan Papua sejak Kamis pekan lalu untuk meminta bantuan malathion demi upaya pencegahan penyakit demam berdarah. Dinas Kesehatan Papua masih berupaya mengirim malathion dengan pesawat.
”Kami berharap Kementerian Kesehatan turut membantu pengiriman malathion ke Asmat demi mencegah peningkatan kasus demam berdarah di tengah masyarakat,” ucap Yonathan.
DINAS KESEHATAN KABUPATEN ASMAT
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat menaburkan bubuk abate ke tempat penampungan air di rumah warga di Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Senin (4/7/2022).
Kepala Dinas Kesehatan Papua Robby Kayame mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan Pemkab Asmat selama beberapa hari terakhir. Ia pun menyatakan telah menggelar rapat bersama sejumlah pihak untuk penanganan demam berdarah. ”Kami siap membantu pengiriman malathion ke Asmat. Saat ini, kami masih berupaya mencari pesawat yang bisa membawanya dalam waktu dekat,” ujarnya, menambahkan.
Pemkab Asmat telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah sejak 28 Juni 2022. Penetapan status itu karena kasus positif pada tahun ini meningkat drastis apabila dibandingkan dengan tahun lalu.
Jumlah warga Asmat yang terpapar deman berdarah pada tahun 2021 sebanyak tujuh orang. Sementara jumlah kumulatif kasus demam berdarah hingga Selasa ini sudah mencapai 41 orang.