Penguatan SMK Pusat Keunggulan untuk Dongkrak Kualitas
Pendidikan vokasi jenjang SMK di Indonesia terus ditingkatkan mutunya. Salah satunya melalui SMK Pusat Keunggulan agar lulusan berdaya saing dan diakui di internasional.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
KOMPAS/ESTER LINCE NAPITUPULU
Sebanyak 21 SMK Pusat Keunggulan dari sejumlah daerah yang didampingi perguruan tinggi Univereitas Gadjah Mada berkumpul di Yogyakarta, 2-3 Desember 2021, untuk mendapat penguatan. Salah satunya belajar dari program SMK Mbangun Desa yang mendorong SMK untuk berkolaborasi dengan masyarakat dan pemerintah desa.
JAKARTA, KOMPAS — Peningkatan mutu dan relevansi lulusan sekolah menengah kejuruan atau SMK terus ditingkatkan. Lulusan SMK kini tak hanya disiapkan mampu langsung bekerja karena sudah menyesuaikan dengan dunia usaha dan industri, tetapi juga dapat melanjutkan kuliah dan berwirausaha.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Suharti, di Jakarta, Jumat (17/6/2022), mengatakan, penguatan mutu SMK penting karena ke depan semakin banyak industri yang menjadikan SMK sebagai bagian dari daya saing peningkatan ekonomi dan produktivitasnya. Kebijakan SMK Pusat Keunggulan menjadi salah satu upaya menghasilkan lulusan SMK yang sesuai kebutuhan dunia kerja dan mampu mandiri.
Sementara itu, kabar menggembirakan lulusan SMK Indonesia datang dari Pemerintah Jerman. Lulusan SMK di Indonesia kini diakui ijazahnya untuk melanjutkan kuliah jenjang sarjana atau S-1 di Jerman. Selama ini, pengakuan ijazah sekolah menengah Indonesia oleh Pemerintah Jerman hanya untuk lulusan SMA atau madrasah aliyah.
Berkuliah di Jerman menjadi salah satu pilihan pelajar Indonesia. Selain terkenal dengan biaya pendidikan yang murah atau gratis, mahasiswa yang studi di Jerman juga mendapatkan kesempatan untuk kerja paruh waktu. Setelah lulus, mahasiswa internasional juga diberikan kesempatan untuk mencari kerja di Jerman.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin Ardi Marwan mengatakan, ada kabar gembira untuk lulusan SMK Indonesia. Mulai tahun 2022, lulusan SMK dari Indonesia dapat melanjutkan pendidikan jenjang S-1 di berbagai universitas di Jerman. ”Keputusan ini dikeluarkan Pemerintah Jerman, dalam hal ini The Standing Conference of the Ministers of Education and Cultural Affairs kepada KBRI Berlin,” jelas Ardi, Minggu (12/6/2022).
Bukti telah diakuinya ijazah SMK dari Indonesia juga dapat dilihat di situs resmi Anabin, yaitu anabin.kmk.org. Basis data Anabin menampilkan daftar informasi seluruh institusi dan jenjang pendidikan yang telah dievaluasi di Jerman hingga kini oleh Central Office for Foreign Education (Zentralstelle für ausländisches Bildungswesen/ZAB/Kantor Pusat Pendidikan Asing). Dengan basis data Anabin, calon peserta didik dapat mencari informasi apakah kualifikasi akademik yang dimilikinya diakui di Jerman.
KOMPAS/RIZA FATHONI
Menteri Ekonomi dan Energi Jerman Peter Altmaier (kedua dari kiri) didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (keempat dari kiri) mengunjungi Politeknik Manufaktur Astra di kawaasan Sunter, Jakarta Utara, Kamis (1/11/2018). Kunjungan ini bermaksud untuk melihat lansung hasil kerja sama Indonesia dan Jerman melalui Perkumpulan Ekonomi Indonesia Jerman (Ekonid) di bidang pendidikan vokasi.
Sedikit berbeda dengan SMA/MA, calon mahasiswa yang akan mendaftar dengan ijazah SMK harus sudah menempuh studi di universitas di Indonesia selama satu tahun baru kemudian mendaftar program studienkolleg (STK). Persyaratan ikut program STK tidak berlaku jika calon mahasiswa pemegang ijazah SMA dan SMK telah menempuh pendidikan program sarjana di Indonesia selama minimal empat semester atau dua tahun.
”Jadi sekarang lulusan SMK dari Indonesia langsung dapat mendaftar pada program sarjana yang menjadi tujuan studinya di Jerman,” kata Ardi.
Dengan diakuinya ijazah SMK oleh Pemerintah Jerman, Ardi memperkirakan, jumlah mahasiswa Indonesia yang studi di Jerman akan semakin meningkat. Lulusan SMK di Indonesia saat ini mencapai sekitar 1,5 juta orang setiap tahunnya.
Saat ini di Jerman ada sekitar 8.000 pelajar Indonesia. ”Harapannya, semakin banyak talenta muda Indonesia yang dapat menempuh pendidikan tinggi di Jerman dan kembali ke Tanah Air untuk membangun bangsa,” ujar Ardi.
Untuk pelajar Indonesia yang hendak berkuliah S-1 di Jerman, selama ini disyaratkan untuk mendaftar dan mengikuti program preparatory college atau studienkolleg (STK) selama dua semester di berbagai institusi pendidikan negeri atau swasta di Jerman. Syarat untuk mengikuti program STK adalah ijazah SMA/MA dan sertifikat kompetensi bahasa Jerman minimal di level B2. Ada juga institusi yang mempersyaratkan B1 dan C, tetapi jumlahnya tidak banyak.
Harapannya, semakin banyak talenta muda Indonesia yang dapat menempuh pendidikan tinggi di Jerman dan kembali ke Tanah Air untuk membangun bangsa.
Jenis program STK yang diambil bergantung pada program studi S-1 yang menjadi pilihan calon mahasiswa. Sebagai contoh, untuk program teknik, sains, dan matematika, jenis program STK yang diambil adalah yang berkode T. Berbeda dengan program bisnis, ilmu sosial dan ekonomi, program STK-nya adalah W. Program kedokteran, biologi, dan farmasi mensyaratkan program STK dengan kode M. Sementara untuk program humaniora dan desain/seni, program STK-nya adalah G. Terakhir, untuk program/jurusan bahasa, kode program STK-nya adalah S.
Usai menempuh studienkolleg selama dua semester, para peserta wajib mengikuti asesmen akhir yang disebut Feststellungsprüfung (FSP). Setelah lulus FSP, maka calon mahasiswa bisa mendaftar dan menempuh studi S-1 di kampus tujuan.
Menurut Ardi, hampir semua universitas negeri di Jerman menerapkan kebijakan bebas biaya kuliah (no tuition fee) kepada seluruh mahasiswa, termasuk mahasiswa internasional.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan, mutu lulusan SMK juga terus ditingkatkan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar. Salah satunya dengan SMK Pusat Keunggulan untuk memperkuat hardskills, softskills, dan karakter siswa vokasi di jenjang menengah agar kompetitif dan mampu beradaptasi dengan dinamika dunia usaha dan industri.
Industri Perancis
Dukungan peningkatan SMK Indonesia juga diberikan Pemerintah Perancis melalui PT Schneider Indonesia (Schneider Electric) guna mengimplementasikan program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang sudah berjalan sejak 2019.
Suharti mengapresiasi Pemerintah Perancis dan PT Schneider Indonesia yang terlibat dalam menghasilkan lulusan vokasi berkualitas. Program link and match yang diprakarsai kedua belah pihak ini diyakini mampu mempercepat revitalisasi SMK, dimulai dari perencanaan melalui sinkronisasi kurikulum, pemenuhan peralatan, penyediaan ruang praktik, guru tamu, optimalisasi magang kerja, uji sertifikasi berstandar industri, hingga pada penerimaan tamatan.
KOMPAS/KRIS RAZIANTO MADA
Dua pelajar SMK Maitreya Batam, Kepulauan Riau, magang di Kinema Studio yang terletak di kawasan Nongsa, Batam. Studio itu secara rutin menerima mahasiswa dan pelajar untuk magang dalam proses produksi animasi. Sebagian pemagang akhirnya bekerja di industri animasi di Indonesia ataupun negara lain.
Direktur SMK Wardani Sugiyanto mengatakan, program ini telah sejalan dan merupakan akselerator dari revitalisasi vokasi yang digagas oleh Presiden Joko Widodo. Melalui SMK Pusat Keunggulan, kemitraan antara industri dan SMK dapat diimplementasikan melalui sejumlah skema, seperti dalam implementasi program CSR, penyediaan sumber daya manusia melalui manajemen talenta dan juga lini produksi.
Sasaran kerja sama ini adalah 124 SMK yang menyelenggarakan kompetensi keahlian kelistrikan, energi terbarukan, dan otomasi industri. Hingga tahun 2022, program ini sudah melampaui target mencapai 125 SMK yang tersebar di seluruh Tanah Air. Jumlah bantuan dana yang telah diberikan Pemerintah Perancis mencapai Rp 26 miliar.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Olivier Chambard menyatakan, kerja sama Pemerintah Perancis, Pemerintah Indonesia, dan Schneider Electric merupakan sebuah kolaborasi publik-swasta yang komprehensif di sektor pendidikan, mulai dari membangun pusat keunggulan, pembaruan kurikulum pendidikan, penyediaan fasilitas peralatan, dan teknologi terbaru.
”Pemerintah Perancis sangat senang dapat ikut andil dalam pengembangan sistem pendidikan kejuruan di Indonesia. Kami berterima kasih kepada para ahli kelistrikan kami yang telah menjadi tenaga pelatih, kepada Schneider Electric Foundation dan Schneider Electric Indonesia atas transfer teknologi dan pengalamannya,” ujar Oliver.
Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste Roberto Rossi mengungkapkan, kemitraan Schneider Electric Global bersama dengan Pemerintah Perancis di bidang pendidikan telah berlangsung selama 50 tahun. Fokusnya pada pelatihan tenaga pengajar dan siswa tingkat kejuruan dan perguruan tinggi, serta penyediaan teknologi.
Roberto juga menekankan urgensi transformasi sektor pendidikan untuk mengatasi isu prioritas dunia yang saat ini tengah dibahas di presidensi G20 Indonesia, yaitu transformasi digital dan transisi energi berkelanjutan. ”Teknologi yang memungkinkan transformasi industri dan transisi energi bersih telah ada saat ini. Penentu kesuksesannya ada pada sumber daya manusia yang mengoperasikannya. Untuk itu, perlu adanya upaya berkelanjutan untuk mendukung pembangunan sumber daya manusia,” ujarnya.