Festival Peduli Sampah Nasional Sampaikan Paradigma Sirkular Ekonomi
Festival Peduli Sampah Nasional menghadirkan pameran dan diskusi terkait pengelolaan sampah beserta contoh suksesnya. Selain masyarakat umum, pemda juga bisa belajar terkait pengelolaan sampah dari pameran ini.
Oleh
PRADIPTA PANDU MUSTIKA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau KLHK menyelenggarakan kembali Festival Peduli Sampah Nasional untuk memberikan contoh baik pengelolaan sampah dalam pencapaian sirkular ekonomi. Seluruh pihak, termasuk masyarakat, diminta mendukung implementasi sirkular ekonomi dengan cara terkecil, seperti memilah sampah sejak dari rumah.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati mengemukakan, terdapat tiga isu besar yang perlu ditanggulangi bersama setelah 50 tahun berlangsung Konferensi Stockholm tentang Lingkungan Hidup. Tiga isu utama tersebut adalah perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan pencemaran atau polusi yang ditanggulangi dengan ekonomi sirkular.
”Kita harus mengubah bahwa limbah dan sampah bukanlah sesuatu yang harus dibuang, tetapi menjadi sesuatu yang bisa didayagunakan. Akan tetapi, ekonomi sirkular tidak hanya berbicara sampah, tetapi juga proses di hulu,” ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Festival Peduli Sampah Nasional secara daring, Selasa (14/6/2022).
Festival ini juga diharapkan menjadi platform nasional untuk mempromosikan pengelolaan sampah inovatif yang terintegrasi dari hulu hingga hilir. (Shinta Saptarina Sumiarno)
Menurut Vivien, saat ini terdapat perubahan paradigma pengelolaan sampah dari kumpul angkut buang ke sirkular ekonomi. Oleh karena itu, Festival Peduli Sampah Nasional diharapkan dapat menekankan dan menyampaikan secara luas terkait paradigma ini.
Festival Peduli Sampah Nasional menghadirkan pameran dan diskusi terkait pengelolaan sampah beserta contoh suksesnya, baik dari hulu maupun hilir. Selain masyarakat umum, pemerintah daerah juga bisa belajar dari pameran ini untuk menyelesaikan persoalan sampah di daerahnya masing-masing.
Direktur Pengurangan Sampah KLHK Shinta Saptarino Sumiarno menyatakan, dalam dua tahun terakhir, Festival Peduli Sampah Nasional menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran publik dalam upaya pengurangan sampah. Melalui kegiatan ini, diharapkan Indonesia bisa memberdayakan sampah sebagai sumber ekonomi.
”Memanfaatkan momen tersebut, posisi sektor persampahan akan mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia melalui sirkular ekonomi dan sampah menjadi energi. Festival ini juga diharapkan menjadi platform nasional untuk mempromosikan pengelolaan sampah inovatif yang terintegrasi dari hulu hingga hilir,” katanya.
Festival ini dilaksanakan selama empat hari pada 14-17 Juni 2022 di Auditorium Manggala Wana Bakti, KLHK, Jakarta. Pameran ataupun acara lokakarya diselenggarakan secara daring dan luring. Tercatat 26 peserta pameran berasal dari lembaga, akademisi, lembaga swadaya masyarakat, komunitas, produsen, dan pengusaha sosial.
”Pameran virtual, menurut rencana, diselenggarakan sepanjang tahun hingga Desember 2022. Dalam festival ini akan ada enam talkshow, lima seminar, satu workshop dan pelatihan, serta satu dongeng terkait sampah,” ucapnya.
Memilah sampah
Dalam implementasi sirkular ekonomi, kata Vivien, proses pengolahan sampah harus dilakukan dengan cara yang sudah terpilah. Ia pun mengingatkan kepada semua pihak, termasuk masyarakat, agar memilah sampah dari rumah sehingga mendapatkan bahan baku daur ulang yang berkualitas dan tidak tercampur dengan sampah jenis lain.
Vivien menegaskan, upaya pemilahan sampah perlu dilakukan karena hampir 40 persen bahan baku daur ulang di Indonesia, seperti plastik dan kertas, masih impor. Dengan kata lain, 67,8 juta ton sampah di Indonesia masih belum terpilah dengan baik dan berpotensi hanya menyebabkan penumpukan tanpa bisa diolah kembali.
”Setelah sampah dipilah, kita bisa membawa ke bank sampah terdekat atau tempat pengelolaan sampah daur ulang. Sekarang juga sudah terdapat perusahaan rintisan yang menawarkan jasa penjemputan sampah dari rumah,” katanya.
Saat ini, masyarakat juga sudah bisa mengetahui dengan mudah terkait lokasi bank sampah terdekat dengan mengakses situs sipsn.menlhk.go.id. Situs lainnya khusus untuk mengetahui sistem informasi manajemen bank sampah juga bisa diakses melalui situs simba.menlhk.go.id.
Vivien berharap, ke depan KLHK dapat bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian untuk membangun sistem daur ulang sampah di sejumlah daerah, termasuk wilayah Indonesia timur. Sebab, selama ini sistem daur ulang sampah di daerah masih terbatas sehingga harus dibawa ke kota-kota besar terdekat.
”Untuk pemerintah daerah, apabila ada bank sampah yang tidak optimal atau tidak ada pembeli bisa kami bantu mencarikan off taker (pembeli langsung). Ini adalah elemen hulu hingga hilir yang harus diperhatikan bersama,” ungkapnya.