Menteri Kelautan dan Perikanan: Sampah Mengancam Kelestarian Laut
Sampah yang tidak dikelola secara baik menjadi ancaman bagi kelestarian laut. Selain mengotori laut, keberadaan sampah juga berpotensi menurunkan produktivitas hasil laut.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
BANTUL, KOMPAS – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyatakan, sampah yang tidak dikelola secara baik menjadi ancaman bagi kelestarian laut. Selain mengotori laut, keberadaan sampah juga berpotensi menurunkan produktivitas hasil laut. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan Bulan Cinta Laut untuk mengajak berbagai pihak menjaga kelestarian laut.
”Sampah yang tidak dikelola dengan baik telah menjadi ancaman bagi laut dan pasti akan berdampak sehingga produktivitas perairan laut dapat menurun,” kata Trenggono dalam acara peluncuran Bulan Cinta Laut, Jumat (28/1/2022), di Pantai Parangkusumo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Peluncuran Bulan Cinta Laut itu diisi dengan kegiatan membersihkan Pantai Parangkusumo dan sekitarnya dari sampah. Kegiatan tersebut diikuti sekitar 500 orang dari berbagai instansi. Dalam kesempatan itu, Trenggono dan sejumlah pejabat terkait juga ikut memunguti sampah yang ada di Pantai Parangkusumo.
Trenggono memaparkan, aktivitas manusia sangat berpengaruh terhadap kelestarian laut. Banyaknya sampah yang dihasilkan manusia dan tak dikelola dengan baik, misalnya, bisa menghasilkan pencemaran yang merusak ekosistem laut. Di sisi lain, pesatnya pembangunan di kawasan pesisir juga berpotensi mengancam kelestarian laut.
”Cepatnya peningkatan populasi penduduk dan pergerakan pembangunan di wilayah pesisir mengancam laut,” tutur Trenggono.
Padahal, Trenggono mengingatkan, jika laut mengalami kerusakan, manusia juga akan dirugikan. Sebab, banyak manusia yang kehidupannya tergantung pada laut. ”Kalau lautnya rusak, kehidupan manusia terganggu. Kalau lautnya dieksploitasi habis-habisan, ikannya habis, kemudian sampahnya banyak, manusia akan kesulitan,” ujarnya.
Itulah mengapa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menginisiasi Bulan Cinta Laut. Melalui program itu, KKP ingin mengajak berbagai pihak untuk menjaga kelestarian ekosistem laut. Salah satu upaya untuk menjaga kelestarian laut itu adalah dengan membersihkan pantai dan laut dari sampah.
Trenggono menyebut, kegiatan peluncuran Bulan Cinta Laut di Pantai Parangkusumo itu baru pemanasan. Ke depan, program tersebut diharapkan bisa diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo agar makin banyak pihak yang terlibat dalam menjaga kelestarian laut. ”Saya berharap ini nanti digelorakan di seluruh wilayah Indonesia oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” katanya.
Bulan khusus
Selain itu, Trenggono berharap ada satu bulan khusus yang ditetapkan sebagai bulan membersihkan laut. Pada bulan tersebut, para nelayan tidak pergi ke laut untuk menangkap ikan, tetapi mengambil sampah-sampah yang ada di laut. Kegiatan pembersihan laut itu nantinya bisa diberi imbalan sehingga nelayan tetap memperoleh penghasilan.
Saya ingin ada satu bulan yang dijadikan sebagai bulan membersihkan laut.
”Saya ingin ada satu bulan yang dijadikan sebagai bulan membersihkan laut. Nelayan tidak pergi melaut untuk menangkap ikan, tetapi membersihkan laut dari sampah. Setiap kilogram sampah yang diambil akan ada imbalan bagi para nelayan. Untuk itu, saya mohon kerja sama pemerintah daerah dalam pelaksanaan program ini,” papar Trenggono.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut KKP Pamuji Lestari mengatakan, dalam kegiatan bersih-bersih di Pantai Parangkusumo pada Jumat pagi, diperoleh sampah dengan berat hampir 1 ton. Hal itu menunjukkan masih banyak ditemukan sampah di kawasan pantai. ”Semoga nantinya menjaga kebersihan pantai bisa menjadi kebiasaan,” katanya.
Pamuji menuturkan, selain kegiatan membersihkan kawasan pantai, KKP juga akan melaksanakan pelatihan pengolahan sampah. Dengan begitu, sampah yang terkumpul bisa diolah kembali untuk berbagai keperluan. Sampah organik, misalnya, bisa diolah menjadi pupuk kompos. ”Sampah plastik bisa diolah menjadi bijih plastik dan bisa digunakan lagi menjadi barang-barang yang bisa dimanfaatkan,” tuturnya.
Dengan pengolahan semacam itu, sampah bisa memiliki manfaat ekonomi sehingga masyarakat menjadi bersemangat untuk mengelola dan mengolah sampah dengan baik. ”Di beberapa lokasi, kami sudah menginisiasi bank sampah yang dikelola oleh masyarakat sehingga sampah-sampah bisa dikumpulkan dan yang mengumpulkan sampah mendapat kompensasi,” tutur Pamuji.