Suplemen Vitamin D Turunkan Risiko Penyakit Autoimun
Penyakit autoimun merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian seiring bertambahnya usia. Penelitian menunjukkan, suplemen vitamin D dan asam lemak omega-3 bisa menurunkan risiko penyakit ini.
Oleh
AHMAD ARIF
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyakit autoimun, seperti rheumatoid arthritis atau radang sendi, reumatik polimialgia, penyakit tiroid autoimun, dan psoriasis, merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian seiring bertambahnya usia. Penelitian praklinis menunjukkan, suplemen vitamin D dan asam lemak omega-3 bisa menurunkan risiko penyakit ini.
Dalam sebuah studi baru yang diterbitkan di The British Medical Journal (BMJ) pada Rabu (26/1/2022), peneliti dari Brigham and Women’s Hospital dan Harvard TH Chan School of Public Health mengevaluasi apakah konsumsi vitamin D dan/atau suplemen asam lemak omega dapat mempengaruhi tingkat autoimun. Dalam studi acak Vitamin D dan Omega-3 Trial (VITAL) yang diikuti peserta selama lebih kurang lima tahun, peneliti menemukan bahwa orang yang mengonsumsi vitamin D atau vitamin D dan asam lemak omega-3 memiliki tingkat autoimun yang jauh lebih rendah daripada orang yang menggunakan plasebo.
”Hasil baru dan positif bahwa vitamin D dan suplemen tidak beracun serta mencegah penyakit ini (autoimun),” kata penulis senior Karen Costenbader dari Brigham’s Division of Rheumatology, Inflammation and Immunity. ”Ini adalah bukti langsung pertama yang kami miliki bahwa suplementasi harian dapat mengurangi kejadian autoimun.”
Tim peneliti berharap dapat memperluas temuan ini dan mendorong masyarakat profesional untuk mempertimbangkan hasilnya. Ke depan, diharapkan data ini bisa dikembangkan menjadi pedoman untuk mencegah penyakit autoimun pada usia paruh baya dan orang dewasa tua.
”Sekarang, ketika pasien, kolega, atau teman saya bertanya kepada saya, vitamin atau suplemen mana yang saya rekomendasikan untuk mereka konsumsi guna mengurangi risiko penyakit autoimun, saya memiliki rekomendasi berbasis bukti baru untuk wanita berusia 55 tahun ke atas dan pria berusia 50 tahun ke atas,” kata Costenbader. ”Saya menyarankan vitamin D 2000 IU sehari dan asam lemak omega-3 dari laut (minyak ikan) 1000 mg sehari—dosis yang digunakan dalam VITAL.”
Menurut dia, VITAL adalah studi penelitian acak, double-blind, terkontrol plasebo terhadap 25.871 pria (usia 50 dan lebih tua) dan wanita (usia 55 dan lebih tua) di seluruh Amerika Serikat. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah konsumsi harian suplemen vitamin D3 (2000 IU) atau asam lemak omega-3 (minyak ikan Omacor, 1 gram) dapat mengurangi risiko terkena kanker, penyakit jantung, dan stroke pada orang yang tidak memiliki riwayat penyakit ini sebelumnya.
Peserta diacak untuk menerima vitamin D dengan suplemen asam lemak omega-3, vitamin D dengan plasebo, asam lemak omega-3 dengan plasebo, atau plasebo saja. Sebelum peluncuran VITAL, peneliti memutuskan bahwa mereka juga akan melihat tingkat autoimun di antara peserta sebagai bagian dari studi tambahan.
”Mengingat manfaat vitamin D dan omega-3 untuk mengurangi peradangan, kami sangat tertarik pada apakah mereka dapat melindungi dari penyakit autoimun,” kata JoAnn Manson, anggota tim peneliti.
Harapan hidup
Dalam kajian ini, peserta menjawab kuesioner tentang diagnosis penyakit baru, termasuk radang sendi, reumatik polimialgia, penyakit tiroid autoimun, psoriasis dan penyakit radang usus. Dokter dilatih meninjau catatan medis pasien untuk mengonfirmasi diagnosis yang dilaporkan.
”Penyakit autoimun umum terjadi pada orang dewasa yang lebih tua dan berdampak negatif pada kesehatan dan harapan hidup. Selama ini, kami belum memiliki cara yang terbukti ampuh untuk mencegahnya, dan sekarang, untuk pertama kalinya, kami menemukannya,” kata penulis pertama, Jill Hahn, dari Brigham. ”Akan menarik jika kita bisa terus memverifikasi efek pencegahan yang sama pada individu yang lebih muda.”
Di antara pasien yang diacak untuk menerima vitamin D, sebanyak 123 peserta dalam kelompok perlakuan dan 155 pada kelompok plasebo didiagnosis dengan atutoium, yang berarti ada pengurangan 22 persen. Di antara mereka yang berada di kelompok asam lemak, autoimun dikonfirmasi terjadi pada 130 peserta pada kelompok perlakuan dan 148 pada kelompok plasebo.
Mengingat manfaat vitamin D dan omega-3 untuk mengurangi peradangan, kami sangat tertarik pada apakah mereka dapat melindungi dari penyakit autoimun
Dari kajian ini diketahui, suplementasi dengan asam lemak omega-3 saja tidak secara signifikan menurunkan insiden autoimun. Namun, penelitian ini menemukan bukti peningkatan efek setelah durasi suplemen yang lebih lama.
Para peneliti menyebutkan keterbatasan kajian ini, yaitu studi VITAL mencakup sampel peserta yang besar dan beragam. Namun, semua peserta lebih tua dan hasilnya mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk individu yang lebih muda yang mengalami autoimun di awal kehidupan. Uji coba juga hanya menguji satu dosis dan satu formulasi setiap suplemen. Para peneliti mencatat bahwa tindak lanjut yang lebih lama mungkin lebih informatif untuk menilai apakah efek suplemen bisa bertahan lebih lama.