Film Indonesia dan penontonnya semakin banyak. Demikian pula jumlah film yang didaftarkan dalam Festival Film Indonesia.
Oleh
DWI BAYU RADIUS
·2 menit baca
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Ketua Bidang Penjurian Festival Film Indonesia 2024-2026 Budi Irawanto menyampaikan keterangan di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
JAKARTA, KOMPAS — Festival Film Indonesia 2024 diyakini menjadi momentum untuk menyongsong masa keemasan film nasional. Jumlah penonton pada tahun ini diprediksi mencapai rekor diiringi deretan prestasi global yang semakin banyak diraih sineas Nusantara.
Demikian benang merah pemaparan para pembicara dalam konferensi pers Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2024 di Jakarta, Kamis (14/11/2024). Menurut Ketua Bidang Penjurian FFI 2024-2026 Budi Irawanto, sejauh ini pada tahun 2024, jumlah penonton film Indonesia sudah mencapai 69 juta orang.
Jumlah itu diperkirakan bisa mencapai 80 juta orang pada akhir tahun 2024. Sepengetahuan Budi, jumlah tersebut merupakan yang tertinggi dalam sejarah. ”Jumlah film yang didaftarkan untuk FFI 2024 sebanyak 105 film dengan periode mulai 1 September 2023 hingga 31 Agustus 2024,” katanya.
Selama periode tersebut, telah diproduksi total sebanyak 141 film. Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 dengan tema ”Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” akan digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Banten, pada 20 November mendatang.
Jumlah karya yang difestivalkan pun bertambah dibandingkan dengan tahun 2023 atau sekitar 75 film. Peningkatan itu dinilai pula sebagai kemajuan. ”Jumlah total film untuk periode FFI 2024 juga meningkat. Tahun lalu, saya tidak ingat pasti, tetapi lebih dari 100 film,” tutur Budi.
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Para pembicara dalam konferensi pers Piala Citra Festival Film Indonesia 2024 berpose di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Ia menilai, FFI 2024 berada pada masa keemasan film Indonesia atau paling tidak, tengah menyambutnya. Sebagai tonggak, FFI pertama kali dihelat pada tahun 1955. ”Lebih kurang sejak lima tahun lalu, bisa dilihat penonton film yang makin mengular di bioskop,” ujarnya.
Budi memandang, film Indonesia semakin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Penonton film Indonesia sudah lebih banyak dibandingkan dengan film impor. Adapun penghargaan internasional yang diraih pada tahun 2024 antara lain Best International Feature Film untuk Budi Pekerti dalam Santa Barbara International Film Festival di Amerika Serikat. Tahun-tahun sebelumnya, penghargaan global juga diraih sineas Indonesia.
Salah satu yang spesial dalam FFI 2024, Piala Antemas akan dihadirkan lagi untuk film terlaris di bioskop. Piala itu pernah menjadi bagian dari FFI pada tahun 1974-1992 dan awal 2000-an. Kembalinya piala tersebut sudah digagas pada FFI 2023.
Dalam kesempatan tersebut, dewan juri akhir FFI 2024 turut diumumkan. Dewan juri film cerita panjang terdiri dari Adinia Wirasti, Bambang Supriadi ICS, Dewi Alibasah, Ismail Basbeth, Leni Lolang, Ong Hari Wahyu, Ramondo Gascaro, Titien Wattimena, dan Tito Imanda.
KOMPAS/DWI BAYU RADIUS
Ketua Komite Festival Film Indonesia 2024-2026 Ario Bayu menjelaskan rencana penyelenggaraan Malam Anugerah Piala Citra di Jakarta, Kamis (14/11/2024).
Selain itu, terdapat dewan juri kategori film pendek, animasi, dan dokumenter. Dewan juri FFI 2024 mewakili berbagai unsur ekosistem, mulai dari produser, pemeran, komposer, sinematografer, editor, seniman, sampai akademisi. Penjurian berlangsung ketat berdasarkan meritokrasi.
Ketua Komite FFI 2024-2026 Ario Bayu menjelaskan, Malam Anugerah Piala Citra FFI 2024 akan dimeriahkan penyanyi internasional Anggun. Ia berencana membawakan beberapa lagu tema film Indonesia, seperti ”Panggung Sandiwara” dari film Duo Kribo, ”Bimbang Tanpa Pegangan” dari Tiga Dara, dan ”Badai Pasti Berlalu” dengan judul film yang sama.
Menurut Ketua Badan Perfilman Indonesia Gunawan Paggaru, tema FFI 2024 menggambarkan semangat inisiator-inisiator FFI saat pertama kali menyelenggarakan festival itu. ”Pada tahun ini, Indonesia mencapai titik yang menggembirakan. Film dan penontonnya sangat banyak,” ucapnya.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan, kualitas film Indonesia semakin diakui dunia, selain bisa menjadi cerminan budaya dan jati diri bangsa. ”Film punya tempat yang sangat penting untuk memberikan diseminasi, bahkan diplomasi budaya di kancah perfilman dunia,” katanya.