Film ”Red One” tayang per 6 November 2024. Film Natal bergenre laga-komedi ini fokus pada upaya penyelamatan Sinterklas.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
TANGKAPAN LAYAR IMDB.COM
Salah satu adegan dalam film Red One.
Apa jadinya jika Sinterklas benar-benar nyata, berikut legenda bahwa ia mampu mengirim hadiah ke seluruh dunia dalam semalam? Itulah realitas yang dibangun di filmRed One. Namun, semua jadi runyam saat Sinterklas diculik sehari menjelang Natal.
Sinterklas (JK Simmons) mungkin salah satu orang paling sibuk di dunia, apalagi menjelang Natal. Tugasnya adalah mendengar keinginan setiap anak di dunia, membaca data terkait yang panjangnya bukan main, sampai berlatih mengirim hadiah. Tak heran jika Sinterklas yang berusia ratusan tahun itu masih bugar, beda dengan citra Sinterklas yang selama ini berperut bundar.
Pekerjaan Sinterklas ini didukung tim besar yang profesional. Operasi mereka di Kutub Utara dijaga ketat oleh pasukan pengamanan Sinterklas yang dipimpin Callum Drift (Dwayne Johnson).
Drift yang juga tangan kanan Sinterklas sebetulnya ingin mengundurkan diri. Melihat kacaunya akhlak orang-orang dewasa, ia ragu pada kebaikan manusia. Sinterklas meyakinkan Drift bahwa di balik orang dewasa yang kacau, ada anak (inner child) yang butuh dikasihi.
TANGKAPAN LAYAR IMDB.COM
Salah satu adegan dalam film Red One.
Di belahan dunia lain, tinggallah Jack O’Malley (Chris Evans), seorang pelacak dan pemburu bayaran jaringan gelap dark web yang hidup serampangan. Ia menerima pekerjaan dari pihak anonim untuk melacak sesuatu. Namun, hasil kerjanya malah berkontribusi ke penculikan Sinterklas.
Drift dan direkturnya, Zoe (Lucy Liu), memutar otak untuk menjemput kembali Sinterklas yang ditawan penyihir jahat Gryla (Kiernan Shipka). Drift dan Zoe pun terpaksa menggunakan jasa O’Malley untuk menemukan Sinterklas.
Film Natal
Red One rilis di bioskop Amerika Serikat pada 15 November 2024, sementara di Indonesia film ini rilis lebih awal, yakni per 6 November 2024. Film garapan sutradara Jake Kasdan ini didesain sebagai film Natal, atau paling tidak film untuk menyambut masa libur Natal pada Desember.
Dalam video wawancara dengan HeyUGuys, Kasdan mengatakan bahwa salah satu alasan ia tertarik menggarap Red One ialah ini film bertema Natal. Adapun film ini menggabungkan aspek laga yang ”tak umum” untuk film Natal. Komedi juga disisipkan di film yang menelan biaya 250 juta dollar AS ini.
”Saya pikir itu adalah ide yang menarik,” ujar Kasdan. ”Ketika Anda membuat film Natal, dan ketika Anda mengatakannya ke orang, biasanya orang akan bilang, ’Aku suka film Natal.’ Ini menjadi semacam subgenre dengan banyak penggemar,” tambahnya.
TANGKAPAN LAYAR IMDB.COM
Salah satu adegan dalam film Red One.
Sayangnya, film ini mendapat ulasan kurang sedap dari beberapa pihak. Skor Red One di Rotten Tomatoespun sejauh ini hanya 33 persen.
Walau tidak cemerlang, Red One juga bukan berarti buruk sekali. Film berdurasi dua jam ini bisa ditonton (kategori usia 13 tahun ke atas). Film tersebut pun mungkin cocok bagi audiens yang hanya ingin hiburan atau ingin menonton tanpa berpikir. Red One juga bisa jadi pilihan saat keluarga berkumpul di musim libur Natal, lalu kebingungan memilih film untuk ditonton bersama.
Selama ini, film Natal lekat dengan film-film klasik, seperti Home Alone (1990) dan Baby’s Day Out (1994). Saking suksesnya Home Alone, film ini bahkan dibuat lagi ke seri selanjutnya, antara lain Home Alone 2: Lost in New York (1992), Home Alone 3 (1998), dan Home Alone 4 (2002).
Ada lagi sejumlah film Natal, seperti The Polar Express (2004) dan How the Grinch Stole Christmas (2000). Selain itu, ada A Christmas Carol (2009), Elf (2003), dan The Santa Clause (1994).
TANGKAPAN LAYAR IMDB.COM
Salah satu adegan dalam film Red One.
Formula film Natal biasanya disatukan oleh benang merah yang lebih kurang sama, antara lain kehangatan keluarga, kedamaian, rekonsiliasi, dan renungan untuk berbuat baik. Hal ini ditemukan juga di film Red One.
O’Malley yang hidup serampangan selama ini menghindari anak kandungnya. Ia tak mau terlibat terlalu dalam ke pengasuhan. O’Malley merasa gagal menjadi ayah dan tidak tahu cara dekat kembali dengan anaknya. Tanpa sadar, ia memilih jatuh lebih dalam ke kepribadiannya yang menyebalkan dan sulit akur dengan orang lain.
Di sisi lain, Drift yang pesimistis dengan kebaikan manusia seakan diuji dalam perjalanannya mencari Sinterklas. Ia dipaksa bermitra dengan O’Malley, perwujudan sempurna dari segala hal yang membuat Drift pesimistis. Walau Drift dan O’Malley tak cocok, mau tak mau mereka harus bekerja sama menyelamatkan Sinterklas sekaligus Natal.
Bagi orang dewasa, narasi yang ditawarkan di film ini bisa terasa klise, apalagi jika ditambah elemen yang akrab ditemui di film-film Hollywood. Misalnya, kerja sama antara good cop dan bad cop, kehadiran badan super dengan pemimpin militeristik (sekilas mengingatkan pada semesta Avengers), serta perasaan mengharu biru atas transformasi karakter para tokoh.
Namun, bagi anak-anak, pesan yang dianggap klise ini bisa saja lebih mudah dicerna dan dipelajari. Toh, makna Natal (momen kelahiran Yesus Kristus) sesungguhnya adalah lahir kembali menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya.