”How To Make Millions Before Grandma Dies”, Realitas Keluarga Kontemporer
Film ”How To Make Millions Before Grandma Dies” menceritakan hubungan seorang cucu dan neneknya. Apa yang menarik?
Dahaga akan film keluarga yang hangat akhirnya terpuaskan. Film Lahn Mah alias How To Make Millions Before Grandma Dies (2024) asal Thailand berhasil membuat penonton banjir air mata. Cerita film ini sebetulnya sederhana, yaitu tentang hubungan antara seorang cucu laki-laki dan neneknya.
Sejak 15 Mei 2024, film How To Make Millions Before Grandma Dies tayang di bioskop Tanah Air. Film ini telah menembus angka 2,5 juta penonton dalam 17 hari, menurut akun Instagram KlikFilm. Ini menjadi menjadi film Thailand terlaris di Indonesia setelah The Medium (2021).
Siapa sangka sebuah film dengan premis sederhana mampu mencatat sejarah semacam ini? Padahal, film-film horor tengah ramai menggempur.
”Banyak perasaan dalam diri saya atas kepopuleran film ini di Indonesia, tetapi ini proses belajar karena film ini adalah film pertama saya. Saya juga terkesan orang-orang jadi berbagi cerita tentang nenek mereka karena film ini,” kata sutradara Pat Boonnitipat dalam temu media di Falcon Pictures, Jakarta, Sabtu (25/5/2024).
Mengusung genre slice of life atau penggalan kehidupan, How To Make Millions Before Grandma Dies menyoroti dinamika kehidupan sebuah keluarga Thailand keturunan Tionghoa di pecinan Talat Phlu, Bangkok. Isu keharmonisan keluarga, perebutan warisan, favoritisme keluarga, dan patriarki muncul dalam cerita.
Cerita bermula dari M (Putthipong Assaratanakul atau Billkin), seorang pemuda putus sekolah yang bercita-cita menjadi konten kreator gim populer, tetapi tak kunjung kesampaian. Hidup dengan ibunya yang sibuk bekerja, dia menghabiskan waktu seharian di depan layar gawai.
Masa depan yang tak jelas membuat M tergoda mengikuti jejak sepupunya, Mui (Tontawan Tantivejakul atau Tu). Mui rajin merawat Agong, kakeknya. Mui kemudian kejatuhan rezeki nomplok karena mendapat warisan setelah Agong meninggal.
Terinspirasi Mui, M pun mendekati neneknya, Amah (Usha Seamkhum). Usia Amah tidak lagi panjang lantaran sakit kanker. M mulai melakukan segala cara untuk memikat hati Amah supaya mendapat warisan rumah.
How To Make Millions Before Grandma Dies dengan apa adanya merefleksikan realita keluarga keturunan Tionghoa di Thailand masa kontemporer. Sistem keluarga dari etnis ini harus berbenturan dengan zaman. Ada nilai yang hilang, ada pula nilai yang bertahan.
Struktur keluarga
How To Make Millions Before Grandma Dies menampilkan bagaimana struktur keluarga Tionghoa di Thailand perlahan berubah. Di era masyarakat yang kian individualis, keluarga Tionghoa yang biasanya kolektif ikut tercerai-berai.
Di masa lampau, beberapa generasi keluarga Tionghoa umumnya bisa tinggal dalam satu atap. Kebiasaan ini mulai hilang. Seperti terlihat dalam film, karakter Kiang, Chew, dan Soei sebagai tiga anak Amah yang telah dewasa keluar dari rumah untuk berkeluarga dan mencari penghidupan masing-masing.
Alhasil, tinggal Amah sendirian di rumah tua tersebut. Setiap hari, dia harus mengurus diri dan pergi berjualan congee, sejenis bubur, agar bisa hidup. Umur membuat dia sedikit kewalahan. Rumahnya jadi tak terurus dan penuh rongsokan.
”Struktur keluarga China-Thailand berubah dari vertikal menjadi horizontal sehingga menciptakan banyak masalah, seperti orangtua mati sendirian dan generasi muda bingung dengan tujuan hidup mereka. Masalah semacam ini tidak akan terjadi kalau kita hidup sebagai keluarga besar,” tutur Pat.
Dampak dari perubahan itu adalah pengetahuan generasi yang terputus. Dalam film, M tidak mengenal keluarga ibunya, termasuk Amah, dan sejarah keluarga. Dia tidak tahu kenapa Amah tidak makan daging sapi atau kenapa pohon delima bisa tumbuh depan rumah Amah.
Selain itu, M tidak memahami bahasa Tiochiu dan tradisi penghormatan pada dewa serta leluhur. M terima-terima saja ketika Amah mengatainya sebagai anak yang tidak berguna dalam bahasa Tiochiu. Ia juga pernah merasakan murka Amah karena memberi persembahan teh kepada dewa menggunakan air panas microwave, bukan air panas kompor.
Baca juga: Film ”Sleep Call”, Perempuan Urban yang Kesepian
M tidak masalah hidup luntang-lantung meskipun orang-orang seumurnya sudah bekerja. Ia menjadi orang oportunis yang berangan tinggi. Tidak mudah bagi Amah untuk mengajarkan M pentingnya membanting tulang demi sesuap nasi.
Peran putri
Aspek penting lain yang How To Make Millions Before Grandma Dies perlihatkan adalah tentang budaya patriarki yang masih mengendap dalam keluarga keturunan Tionghoa. Anak laki-laki mendapat perlakuan favorit ketimbang anak perempuan.
Putra-putra Amah jarang mengunjungi Amah. Namun, Amah tidak ingin merepotkan dan selalu memerhatikan mereka, contohnya ketika Soei membutuhkan uang. Sementara itu, putrinya harus bergelut dengan pekerjaan sebagai karyawati toko sembari mengurus terapi dan pengobatan Amah. Tidak jarang wajah Chew murung.
Padahal, Amah sebetulnya mengalami apa yang Chew alami. Semasa muda, orangtua Amah tidak membagi warisan secara adil antara Amah dan kakak laki-lakinya. Ketidakadilan jender semacam ini tergambarkan dengan halus dalam film, tetapi membekas.
Menurut buku The Family and Social Change in Chinese Societies (2014), preferensi keluarga Tionghoa terhadap anak laki-laki terjadi karena faktor budaya dan ekonomi. Anak laki-laki dilihat sebagai penerus garis keturunan keluarga, pelaku utama ritual leluhur, dan pendukung orangtua yang sudah lanjut usia.
Terlepas dari itu, film ini populer di Indonesia karena ada beberapa hal yang relevan dengan konteks Indonesia.
Misalnya, masyarakat Indonesia juga mempunyai kedekatan emosional dengan sosok nenek yang lekat dengan citra hangat, lembut, dan penyayang. Tidak jarang pula, ada kisah anggota keluarga yang pengangguran kebagian tugas mengurus keluarga lansia atau yang sakit.
”Saat membuat film ini saya tidak coba menyampaikan pesan tertentu, tetapi ingin membiarkan penonton mendapatkannya sendiri. Namun, reaksi yang ada memberi saya harapan bahwa meskipun berbeda, kita mencintai, menderita, dan memahami hal yang sama,” ujar Pat.
Meskipun alurnya tertebak, kekuatan How To Make Millions Before Grandma Dies terletak pada pengemasan cerita, pengembangan karakter, dan pengambilan gambar yang apik. Film ini menjadi perjalanan tapak tilas yang mengingatkan kita tentang kemanusiaan, keluarga, dan makna hidup.
Baca juga: Film ”Rumah Masa Depan”, Mimpi Bangsa dalam Potret Keluarga
Dikutip dari Manager Daily, ada satu nasihat yang aktris Usha Seamkhum berikan untuk generasi muda. “Kita harus menunjukkan cinta kita kepada keluarga kita,” kata Seamkhum.
Catatan: Artikel merupakan hasil kolaborasi dengan peserta magang harian Kompas: Daffa Almaas Pramesthy, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.