Men I Trust, Jadi Teman yang Baik
Band Men I Trust berkonser di Jakarta pada Selasa (14/3/2023). Mereka membawakan lagu-lagu dari album Untourable Album, yang semula tak dibuat untuk dimainkan di panggung karena pandemi Covid-19. Kini mereka sedang tur.

Emmanuelle Proulx, vokalis dan gitaris band Men I Trust, saat band itu tampil di Hall Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Hangat seperti teman; tak meledak-ledak, tapi ada ketika dibutuhkan. Begitulah kesan terhadap lagu-lagu yang dibawakan Men I Trust, band asal Quebec, Kanada, di Jakarta pada Selasa (14/3/2023). Penonton serasa ditemani dalam suasana rileks saat kondisi di luar gedung pertunjukan sedang tergesa-gesa.
Kawasan Senayan, Jakarta Pusat, menjelang petang tak pernah tenang. Jalan yang relatif lebar itu seakan tak pernah cukup menampung kendaraan. Begitu pula kesabaran para pengguna jalannya. Suara klakson tak berkesudahan. Cuaca mendung, yang beberapa jam kemudian hujan turun selebat-lebatnya, membuat kalut sukar dibendung.
Di kawasan Gelora Bung Karno pada hari itu ada beberapa acara sekaligus yang mengundang keramaian. Ada pameran otomotif, ada pameran barang kerajinan, juga ada pidato politik tokoh partai. Tercerabut dari urusan perdagangan, perindustrian, apalagi politik kotak suara yang serius-serius itu, segerombolan muda-mudi berkumpul di pelataran Hall Basket.
Mereka menepi sejenak dari rutinitas putaran hidup di Ibu Kota dengan memilih bercengkerama dengan sesamanya menonton Men I Trust. Ini adalah kunjungan kedua band ini di Indonesia setelah tahun 2019. Jika dalam konser pertama dulu mereka main di festival, kali ini promotor Plainsong Live membuatkan konser khusus, sebagai bagian dari rangkaian Men I Trust Asia-Oceania Tour 2023.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F18%2F6df68fbe-eaf3-474f-87ce-8dec0564b869_jpg.jpg)
Pengunjung konser band Men I Trust bersantai sejenak di luar Hall Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, sebelum pertunjukan dimulai.
Kerumunan sudah terjadi sejak sore. Mulai pukul 16.00 mereka mengantre masuk area menukarkan gelang sebagai tanda masuk. Di dalam arena, sebagian besar antre lagi membeli buah tangan berupa kaus, piringan hitam, topi, kaus kaki, tas sandang berbau nama band itu.
Pemandangan itu membenarkan anggapan bahwa band yang ”baru” terbentuk pada 2014 itu punya kerumunannya sendiri. Padahal, band ini tak bernaung di label besar berbudget promosi tak terbatas, yang berdampak pada kurangnya sorotan media arus utama. Musikalitas dan tur ekstensif merekalah yang membentuk kerumunan loyal dan royal itu.
Antrean di kios pernak-pernik (merchandise) itu tak habis-habis, mengular hingga empat lekukan. Kalau dihitung-hitung, harga barangnya tak bisa dibilang murah juga. Setiap album piringan hitam harganya Rp 600.000. Kaus tur, yang paling laris, Rp 350.000. Sementara harga karcis masuknya Rp 400.000 kelas tribune dan Rp 500.000 di festival. Belum lagi urusan perut. Minuman dan makanan dari luar—wafer kecil sekalipun—tak boleh dibawa masuk. Makanan dan minuman dijual di dalam. Segelas minuman pengendur saraf, misalnya, Rp 99.000. Lumayan banyak juga kebutuhan jajannya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F18%2Fd1cfa2a2-02cf-4d59-ba00-44f86ea365cc_jpg.jpg)
Berfoto dengan dekorasi konser Men I Trust di area pertunjukan band asal Kanada itu di Hall Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Tepat pukul 19.00, seperti yang tertera di jadwal, band pembuka Kurosuke terdengar lamat-lamat dari luar aula telah memulai pertunjukannya. Tapi, antrean di kios merchandise dan kuliner masih ramai. Pengunjung juga masih banyak yang duduk-duduk di luar; mengunyah, mengobrol, atau menunggu teman yang terjebak macet.
”Aku udah pernah nonton Kurosuke, sih, ya. Jadi, masuknya nanti aja. Beli kaus tur (Men I Trust) dulu,” kata Anggia Dewi (20) yang datang dari Bandung. Rata-rata usia penonton sepantaran dengan Anggia.
Sebagian lainnya masuk ke aula. Tak ada ketegangan di pintu masuk. Lancar sekali. Petugas keamanan bertugas dengan normal-normal saja.
Pemilik karcis di tribune bahkan dibantu petugas keamanan mencari tempat duduk sesuai nomor pada karcisnya. Menjelang set Kurosuke selesai, penonton mulai memadati kursi tribune. Area festival yang berlapis karpet juga makin ramai. Kru Men I Trust segera memasang instrumen di panggung begitu Kurosuke turun. Penonton sudah berteriak-teriak memanggil Men I Trust. Di jadwal, mereka akan main pukul 20.20.

Pemain kibor dan synthesizer Dragos Chiriac adalah salah satu pendiri band Men I Trust asal Kanada. Bersama bandnya, ia tampil di Jakarta pada Selasa (14/3/2023) dalam rangkaian tur Asia-Oceania 2023.
Musik bersantai
Dua menit sebelum jadwal semestinya, gitaris Jessy Caron, Emmanuelle Proulx (vokal dan gitar), serta Dragos Chiriac (kibor/synthesizer) naik pentas. Mereka ditemani dua musisi tur Cedric Martel (bas) dan Eric Maillet pada drum. Penonton bersorak. Yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Tanpa gimik, mereka langsung mulai dengan potongan lagu ”Organon”. Lagu ini juga jadi pembuka di album teranyar Untourable Album keluaran 2021.
Lagu ”Organon” dimulai dengan bunyi synthesizer Yamaha DX7, dirangkai dengan pukulan pelan pada snare drum berlapis kain oleh Maillet. Emma, panggilan Emmanuelle, melantunkan larik ”Distant land I from/Honey and sun” dengan gaya berbisik, seolah memberi tahu penonton dari mana asal mereka, yakni ”tanah yang diberkahi madu dan matahari”. Gaya bernyanyi Emma yang tenang dan pelan ibarat teman yang sedang bercakap santai, tak mendominasi.
Landasan musik pop racikan mereka adalah bunyi synthesizer dengan permainan bas yang cenderung funky, tapi tidak menyalak. ”Kami menemukan bentuk musik Men I Trust dengan Yamaha DX7 itu,” kata Chiriac kepada Billboard mengenai alat yang juga dipakai maestro Brian Eno, lagu ”Take On Me” dari A-ha, serta ”Versace on the Floor” dari Bruno Mars.

Pemain gitar Jessy Caron adalah salah satu pendiri band Men I Trust asal Kanada. Bersama bandnya, ia tampil di Jakarta pada Selasa (14/3/2023) dalam rangkaian tur Asia-Oceania 2023.
Suara gitar lebih banyak digunakan untuk mempertebal bunyi synthesizer, ritem, dan sesekali mengeluarkan melodi berefek reverb. Warna vokal Emma yang bergema membuat mereka sering dikategorikan aliran dream pop. Gaya musik seperti ini sering diputar di kamar ketika bersiap tidur, atau bersantai selonjoran dan melamun.
Seusai ”Organon”, Emma menyapa singkat penonton Jakarta, lantas langsung memainkan ”Serenade of Water”, masih dari album yang sama. Corak dua lagu ini mirip, tempo pelan tanpa emosi berlebih dari bunyi instrumen. Baru pada lagu ketiga, ”Sugar”, ada emosi yang naik berkat suara bas yang tebal. Coraknya lebih funky, dan berlanjut pada ”Oh Dove” di urutan keempat.
Baca juga: Konser Kings of Convenience, Kata ”Satu Lagi” yang Meriah
Album kontradiktif
Empat lagu awal berasal dari album teranyar mereka, album penuh keempat. Itulah kebaruan yang hendak mereka sodorkan ke penonton. Apalagi, ini adalah penampilan kedua mereka di Indonesia, dan pertama setelah Untourable Album keluar tahun 2021.
Penggunaan nama judul Untourable Album rasanya kontradiktif. Semula, mereka tak yakin bisa tur dengan membawa materi baru karena seluruh dunia sedang menutup diri akibat pandemi Covid-19. Materi album dibuat tiga anggotanya ketika menjalani penguncian wilayah (lockdown) di rumah masing-masing di pinggiran kota Quebec, Kanada.
”Kami mulai menulis materi album ini ketika lockdown (tahun 2020) tanpa ekspektasi memanggungkannya. Kami jadi bebas menulisnya tanpa batasan waktu,” tulis mereka di akun Instagram. Kebebasan itu membuat mereka bisa lebih detail merancang bebunyian. Menyimak album ini dengan headphone bisa menguak detail tersembunyi karena bebunyian sintetisnya berlapis-lapis. Nomor ”Serenade of Water”, misalnya, memberi efek menenangkan.

Band Men I Trust asal Kanada tampil dalam rangkaian tur Asia-Oceania 2023 di Hall Basket, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023). Dalam konser berdurasi sekitar 70 menit ini, mereka membawakan lagu-lagu dari album terbaru seperti ”Organon”, ”Serenade of Water”, ”Sugar”, dan ”Tree Among Shrubs”. Ini adalah penampilan kedua mereka di Jakarta setelah main di sebuah festival pada 2019.
Album Untourable Album keluar pada September 2021 ketika pandemi berangsur landai dan panggung-panggung musik bermunculan lagi. Album ini jadi memungkinkan dipertontonkan. Maka, trio ini segera merancang tur dengan tajuk tak kalah paradoks, Untourable Tour, selama tiga bulan keliling Kanada dan Amerika Serikat.
Kawasan Asia serta Australia dan Selandia Baru kebagian tur mereka mulai Maret 2023 ini. Jakarta adalah persinggahan ketiga setelah tampil di Hong Kong dan Bangkok. Dengan materi baru yang tidak dirancang untuk dipentaskan, mereka bersua kembali secara langsung dengan penggemarnya.
Baca juga : Dendang-dendang Kesetaraan
Men I Trust dibentuk Jessy Caron dan Dragos Chiriac, teman satu SMA, dan sama-sama kuliah jurusan musik di Universite Laval di Quebec. Emmanuelle Proulx bergabung di album kedua Headroom keluaran 2015. Popularitas terkerek setelah album ketiga Oncle Jazz keluar pada September 2019.
Kata ”jazz” pada judul album Oncle Jazz tak semerta-merta mewakili corak musiknya. Nuansa pop seperti berselimut kabut ditemani ritmik jaz, sesuai karakter awal mereka. Ini adalah album esensial jika ingin mengenal trio ini. Ada 24 lagu di dalamnya, yang di antaranya memadukan bunyi elektronik dengan petikan gitar akustik.

Band Men I Trust asal Kanada tampil dalam rangkaian tur Asia-Oceania 2023 di Hall Basket, Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Selasa (14/3/2023).
Suasana sepi di pinggiran Quebec memengaruhi cita rasa album. ”Kami jadi lebih bisa fokus menulis musik karena tak ada lagi yang bisa dilakukan di luar rumah selain jalan kaki dan memikirkan musik,” kata Proulx kepada Billboard. ”Aku seperti terjebak di rumah dengan ide-ide bermusik,” kata Chiriac. Suasananya kurang lebih sama ketika mereka membuat Untourable Album di masa pandemi.
Album Oncle Jazz disambut baik setelah mereka melepas delapan lagu satu per satu sebelum disatukan lagi dalam album. Cara ini berhasil. Berkat Oncle Jazz, mereka main di festival besar seperti Coachella dan Montreal Jazz Festival—langkah besar untuk sebuah band tanpa sokongan label besar atau tim humas.
Baca juga : Selagi Bisa, Sambangilah Konser Idola
Di Jakarta, Men I Trust banyak memainkan pula lagu-lagu dari album ini: ”Days Go By”, ”Tailwhip”, ”All Night”, ”Norton Commander”, serta ”Numb” yang dirangkai dengan ”Hard to Let Go” dan ”Lucky Sue”. Pertunjukan ditutup dengan lagu ”Say Can You Hear” dari album itu yang cenderung riang. Mereka pamit jam setengah sepuluh lewat sedikit.
Penonton beringsut pulang ketika jalanan basah setelah diguyur hujan. Men I Trust telah mewarnai sebagian malam sekitar 4.000 penonton. Mereka pulang dengan angan-angan ditemani suara Emma di sisa malam seperti larik lagu ”All Night”, ”You give me time to be what I can be/You’re never ahead, never behind me.” Emma dan kawan-kawan ibarat teman yang bisa dipercaya.
/https%3A%2F%2Fasset.kgnewsroom.com%2Fphoto%2Fpre%2F2023%2F03%2F18%2Fb6df290e-4e8e-4639-a8f2-b3cd295796cb_jpg.jpg)
Suasana pertunjukan band Men I Trust asal Kanada di Hall Basket, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa (14/3/2023). Konser ini adalah bagian dari tur mereka ke wilayah Asia dan Oseania.