Senggigi Sunset Jazz Dimulai Sore Ini, Memacu Pariwisata Lombok
Senggigi Sunset Jazz akan segera berlangsung di Pantai Kerandangan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, selama 5-6 November 2022
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
SENGGIGI, KOMPAS - Setelah vakum selama dua tahun, Senggigi Sunset Jazz akan segera berlangsung di Pantai Kerandangan, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, selama 5-6 November 2022. Penyelenggara berharap agar perhelatan acara musik ini bisa kembali memacu pariwisata dan perekonomian Lombok Barat.
Setelah pergelarannya ditunda akibat pandemi, Senggigi Sunset Jazz akhirnya hadir pada tahun ini dengan tema “Pulih Bersama”. Senggigi Sunset Jazz akan menghadirkan sejumlah musisi terkenal dalam negeri, antara lain Katon Bagaskara dan Fariz RM di hari pertama. Sementara itu, musisi yang akan tampil di hari kedua, antara lain Pamungkas, Ardhito Pramono, Reza Artamevia, dan Tulus.
“Tema itu kami ambil karena Senggigi sewaktu pandemi itu mati suri padahal pendapatan asli daerah Lombok Barat banyak menggantungkan di sektor pariwisata, terutama di kawasan Senggigi. Kami harap acara ini bisa kembali mendongkrak pariwisata,” kata Promotor Senggigi Sunset Jazz Nety Rusi di Lombok Barat, Jumat (4/11/2022).
Nety menjelaskan, sejauh ini, sebanyak 9.000 tiket telah terjual untuk dua hari perhelatan acara. Animo masyarakat dinilai cukup antusias, mengingat ini merupakan kali pertama Senggigi Sunset Jazz digelar menggunakan tiket. Perhelatan Senggigi Sunset Jazz pada tahun 2017-2019 dulu diadakan secara gratis.
Penonton dari Lombok mendominasi Senggigi Sunset Jazz. Akan tetapi, ada juga penonton yang datang dari luar kota, seperti Jakarta, dan luar negeri yang sedang berlibur di Lombok.
Nety melanjutkan, Senggigi Sunset Jazz juga akan memiliki festival kuliner yang berkolaborasi dengan 50 unit Usaha Kecil Menengah (UKM) dari seluruh NTB. Mereka terpilih dari 150 unit UKM yang mendaftar.
Bupati Lombok Barat Fauzan Khalid mengatakan, Senggigi Sunset Jazz adalah acara tahunan yang telah berlangsung sejak 2017. Sama seperti acara musik lainnya yang digagas pemerintah daerah, semangat dari acara musik ini adalah untuk menggenjot pariwisata Lombok Barat sekaligus memberdayakan masyarakat setempat.
Menurut Fauzan, pariwisata berada di urutan kedua sebagai penyumbang pendapatan asli daerah terbesar kedua. “Kami ingin berbeda. Jadi kami mengambil ikon yang sudah ada, yaitu pantai dan sunset (matahari terbenam) yang dipadukan dengan pertunjukan musik jazz,” ujarnya.
Pengobatan gigi
Di pekan yang sama, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat turut berkolaborasi dengan International College of Dentists (ICD) XV Region 38 (Indonesia), Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), dan Formula Oral Care untuk mengadakan kegiatan bakti sosial untuk masyarakat Lombok Barat, Jumat (4/11). Bakti sosial ini diikuti oleh 107 dokter gigi, terdiri dari 57 dokter gigi dari Lombok dan 50 dokter gigi luar Lombok.
Mereka melakukan edukasi kesehatan mulut kepada 5.000 pelajar Lombok Barat di dua titik lokasi, yakni Gerung dan Gunungsari, sekaligus pengobatan gigi kepada pelajar yang membutuhkan. Sebelumnya, para dokter telah melakukan observasi terhadap pelajar di sepuluh sekolah dasar di mana mereka menemukan sekitar 500 anak membutuhkan tindakan.
“Calon penerus bangsa kita harus memiliki gigi yang baik dan mulut yang sehat diharapkan akan menjadi pemimpin di masa akan datang. Rongga mulut adalah gerbang kesehatan tubuh, dari ujung kaki hingga ujung kepala,” kata Ketua ICD Indonesia, Sri Hananto Seno.
Bakti sosial tersebut akan berlanjut di Gili Trawangan di mana para dokter akan mengedukasi kesehatan mulut kepada 1.000 orang, terdiri dari pelajar SD, SMK, dan warga setempat yang kesulitan mengakses layanan kesehatan. Mereka juga akan mengobati sekitar 300 calon pasien.