Jonathan Kuo dan Jakarta Sinfonietta Sukses Gelar Konser ”Between Two Poles”
Pianis Jonathan Kuo bersama Jakarta Sinfonietta menyapa penggemarnya secara langsung lewat konser bertajuk ”Between Two Poles”
Oleh
MARIA SUSY BERINDRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah beberapa kali menggelar konser daring, pianis Jonathan Kuo Bersama Jakarta Sinfonietta menyapa penggemarnya secara langsung. Konser bertajuk ”Between Two Poles” di bawah bimbingan Iswargia R Sudarno itu digelar di Aula Simfonia, Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (23/1/2022).
”Senang sekali setelah dua tahun online, ini konser pertama yang saya bisa lakukan secara offline. Merasa sedikit gugup karena sudah lama tidak konser offline,” ujar Jonathan seusai konser.
Tahun 2021, Jonathan setidaknya menggelar konser daring sebanyak tiga kali, yaitu The ”Russians Connections”, ”The Great Three B”, dan ”In Leipzig”. Dalam konser kali ini, Jonathan membawakan karya dari dua komponis besar asal Rusia (Sergei Prokofiev dan Pyotr Ilyich Tchaikovsky). Konser melibatkan 52 pemusik, program Piano Concerto No 3 in Major, Op 26 (Sergei Prokofiev), dan Symphony No 6 in B Minor, Op 74 (Pyotr Ilyich Tchaikovsky) yang dimainkan selama 80 menit.
Jonathan mengatakan tertarik memainkan Piano Konserto No 3 karya Sergei Prokofiev yang menjadi karya kolosal dan penting dalam sejarah musik klasik. Dari lima konserto, No 3-lah yang paling populer hingga kini.
”Pemilihan konserto ini memang didasarkan atas kualitas musikal karya tersebut dan peran signifikan dalam dunia musik klasik. Acaranya memang menjadi ’malam Rusia‘ karena dipadankan dengan karya Simfoni No 6 yang akan dimainkan oleh Jakarta Sinfonietta,” ujar Jonathan.
Bagi para penggemar musik klasik yang tidak bisa hadir di konser tersebut, bisa menikmatinya secara daring di Youtube. Setelah sukses menggelar konser ini, Jonathan berencana berkolaborasi dengan seniornya. ”Rencananya bulan Maret saya akan membawakan project duet dengan kakak seperguruan,” kata Jonathan.
Sementara itu, Iswargia menjelaskan mengenai sejarah dua komponis Sergei Prokofiev dan Piotr Ilyich Tchaikovsky. ”Sergei Prokofiev yang dimainkan Jonathan lahir pada akhir abad ke-19 dan mulai berkarya pada awal abad ke-20. Pada awal abad ke-20 musik mulai menganggap disonansi serta semua aturan dianggap sebagai unsur musikal yang dapat dieksploitasi dan diungkapkan secara gamblang tanpa harus menganut kaidah tertentu,” katanya.
Sementara itu, lanjut Iswargia, Piotr Ilyich Tchaikovsky yang dimainkan Jakarta Sinfonietta merupakan komponis dengan aliran musik romantik, musik yang ekspresif, dan karakter dari harmoni tradisionalnya dieksploitasi semaksimal mungkin. ”Hal ini sangat berbeda dengan musik Prokofiev, di mana bentuk, ritme, warna suara, bahkan cerminan dari masa lalu merupakan hal-hal yang harus diekspos,” kata Iswargia.
Dari dua latar belakang inilah yang jadi dasar konser ”Between Two Poles”. Iswargia melalui anak didiknya ingin berbagi keindahan musik klasik. ”Konser ini untuk menunjukkan dan menyadarkan penonton bahwa hanya dalam dua dekade, bahasa dan estetika musik dari satu daerah yang sama dapat memiliki kaidah-kaidah yang bertolak belakang,” tambah Iswargia.