Semua mobil yang sempat ”Kompas” coba di uji kendara kali ini cukup nyaman dan mudah untuk digunakan sehari-hari.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·3 menit baca
Selama tiga hari sejak Senin (26/8/2024), PT Toyota-Astra Motor mengajak puluhan jurnalis dalam perjalanan menguji mobil-mobil berteknologi hibrida terbarunya. Tak kurang dari 13 mobil disertakan dalam acara Toyota Eco Journey-Journalists Test Drive Electrification Line Up 2024 menempuh rute Jakarta-Semarang-Solo-Yogyakarta.
Di hari pertama acara Journalists Test Drive (JTD) ini, berbagai aktivitas diadakan untuk merasakan langsung performa dan efisiensi 12 mobil berteknologi HEV (hybrid electric vehicle) serta satu mobil berteknologi PHEV (plug-in hybrid electric vehicle). Pada hari pertama ini, rute yang ditempuh adalah Jakarta-Cirebon-Semarang melalui Tol Trans-Jawa.
Adapun mobil yang dilibatkan pada JTD Toyota kali ini antara lain 4 unit Toyota Yaris Cross HEV, 3 unit Toyota Kijang Innova Zenix Q HEV, 1 unit Toyota Kijang Innova Zenix V HEV, 1 unit Toyota Alphard HEV, 1 unit Toyota Vellfire HEV, 1 unit Toyota RAV4 GR Sport PHEV, dan 1 unit All New Toyota Prius HEV yang baru saja diluncurkan di GIIAS 2024, bulan lalu.
”Test drive ini bertujuan memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk mengukur langsung performa mobil hybrid Toyota itu seperti apa. Selain itu juga disediakan mobil elektrifikasi lainnya untuk dicoba, baik yang PHEV maupun BEV (battery electric vehicle),” ungkap Wakil Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Henry Tanoto saat diwawancarai secara khusus, Senin (2/9/2024).
Selain Toyota RAV4 PHEV, pihak TAM juga menyediakan mobil listrik murni (BEV) Toyota bZ4X untuk dicoba di rute Semarang-Solo.
Pada etape pertama perjalanan uji kendara ini, Kompas bersama tiga jurnalis lain berkesempatan menjajal All New Toyota Prius HEV dari Jakarta menuju tempat makan siang di Kampung Kecil Cirebon. Sepanjang perjalanan, kami menerapkan metode eco driving untuk mengemudi seefisien mungkin.
Hasilnya, dalam perjalanan sejauh 215 kilometer menuju Cirebon, Toyota Prius generasi kelima ini mencatatkan konsumsi bahan bakar pada kisaran 29,6-29,7 km per liter. Angka tersebut diperoleh dengan mengemudi dalam kecepatan konstan di kisaran 70-90 km per jam.
Ini adalah angka konsumsi bahan bakar minyak (BBM) yang cukup impresif mengingat Prius terbaru ini dibekali mesin berkode 2ZR-FXE dengan kapasitas 1,8 liter dan mengeluarkan tenaga maksimum 140 PS. Pada generasi sebelumnya, catatan konsumsi BBM-nya masih berada di kisaran 20 km per liter.
Selanjutnya, dalam perjalanan dari Cirebon menuju tempat menginap di Hotel Padma, Semarang, Kompas dan tim mendapat giliran menjajal All New Toyota Vellfire HEV. Di luar dugaan, mobil berukuran gambot ini ternyata cukup ringan dan menyenangkan untuk dikemudikan.
Pada etape kedua ini, kami dipersilakan untuk mencoba performa sistem hibrida tanpa menerapkan eco-driving. Dengan mode gas pol, All New Vellfire ini enteng saja diajak berlari (cruising) di jalan tol yang cenderung lurus dan rata. Tanpa menerapkan gaya mengemudi eco-driving, konsumsi BBM rata-rata yang kami peroleh menunjukkan angka 12,8 km per liter.
Pada hari kedua, Selasa (27/8/2024), perjalanan dilanjutkan menuju Solo sebelum finis di Yogyakarta. Pada etape Semarang-Solo, mobil yang kami tumpangi dikemudikan langsung oleh Direktur Pemasaran PT TAM, Anton Jimmi Suwandy. Dengan gaya mengemudi biasa, tanpa menerapkan eco-driving, tetapi juga tidak terlalu agresif, diperoleh angka konsumsi BBM sebesar 23,1 km per liter.
Selanjutnya dari Solo menuju Yogyakarta, Kompas berada di mobil Toyota RAV4 PHEV. Selama perjalanan itu, mobil SUV ini menunjukkan konsumsi BBM yang tak terlalu mengesankan, yakni 16 km per liter. Namun, hal ini masih dalam batas wajar mengingat mobil ini mengusung mesin bakar berkode A25A-FXS dengan kapasitas 2,5 liter (2.487 cc), atau jauh lebih besar daripada Prius ataupun Yaris Cross.
Semua angka konsumsi BBM ini adalah berdasarkan tampilan di layar multi information display (MID) di mobil. Selama perjalanan uji kendara ini, tidak sempat dilakukan pengukuran konsumsi BBM dengan metode penuh ke penuh.
Semua mobil yang sempat Kompas coba di uji kendara kali ini cukup nyaman dan mudah untuk digunakan sehari-hari. Henry Tanoto mengatakan, berbagai keunggulan mobil hibrida, seperti irit BBM dan ramah lingkungan, baru akan terasa dampaknya saat sering dipakai oleh pemiliknya.
Saat ini, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberikan insentif khusus terhadap kendaraan hibrida di Tanah Air. Sebelumnya, insentif yang signifikan baru diberikan kepada mobil listrik murni alias BEV. Mobil hibrida saat ini baru menikmati insentif pajak dari program kebijakan low carbon emission vehicle (LCEV). ”Selama ini, kami sudah terbantu dengan skema LCEV karena mobil-mobil hybrid hanya dikenai pajak 6-10 persen. Sementara mobil non-hybrid bisa kena 15 persen,” ungkap Henry.
Namun, Henry melanjutkan, pihaknya menyambut baik apabila akan ada insentif tambahan dari pemerintah terhadap kendaraan hibrida. Menurut dia, paling tidak ada tiga alasan utama mobil hibrida perlu mendapatkan insentif. Pertama, konsumsi BBM yang irit pada mobil hibrida bisa membuat pemerintah berhemat dalam impor BBM.
Kedua, emisi karbon mobil-mobil hibrida juga lebih rendah sehingga lebih ramah lingkungan. Alasan selanjutnya, mobil-mobil hibrida ini sudah diproduksi di dalam negeri sehingga setiap bentuk insentif akan turut menumbuhkan industri otomotif lokal. Seperti diketahui, Toyota Kijang Innova Zenix HEV dan Toyota Yaris Cross HEV telah diproduksi di dalam negeri oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
”Dengan insentif, harga (mobil-mobil hibrida) akan lebih terjangkau. (Artinya), akan lebih banyak customer beralih dari kendaraan ICE (internal combustion engine) yang memiliki emisi lebih tinggi dan konsumsi BBM lebih boros. Mereka bisa shifting ke hybrid. Dengan insentif, bisa membuat harga mobil hybrid lebih kompetitif. Namun, apa pun keputusan dari pemerintah (soal rencana insentif ini), kami sepenuhnya akan menghormati,” papar Henry Tanoto.