Sinergi untuk ”Modest Fashion” Indonesia ”Go International”
Untuk mengembangkan potensi mode Indonesia, termasuk ”modest fashion”, dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak.
Oleh
RIANA A IBRAHIM
·3 menit baca
Perkembangan modest fashion di Indonesia tak perlu diragukan lagi. Desainer dan jenama dengan spesifikasi mode busana santun ini terus bertumbuh. Kini, saatnya tren mode busana santun diperluas jangkauannya lewat sinergi berbagai pihak.
Melalui Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF), Bank Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Indonesia Fashion Chamber (IFC), dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Paris, Perancis, membuka jalan bagi para pelaku industri modest fashion untuk memperkenalkan koleksinya di Paris. Ada sembilan desainer dan jenama yang ikut serta setelah melalui kurasi dan lokakarya sejak awal tahun.
Mereka adalah Itang Yunasz, Dian Pelangi, Wignyo Rahadi, Brilianto, Yece by Yeti Topiah, Luvnic, Dama Kara, Batik Chic, dan Jamilah x Prafito. Mereka tampil membawakan koleksi masing-masing dalam pertunjukan mode di Salle Wagram, Paris, Perancis, Sabtu (7/9/2024).
IN2MF Paris merupakan rangkaian menuju puncak IN2MF pada 30 Oktober-3 November 2024 mendatang di Jakarta, bersamaan dengan pergelaran akbar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang ke-11 di tahun 2024. Program IN2MF sudah pernah digelar juga di Istanbul, Dubai, dan Kuala Lumpur. Langkah hingga ke luar negeri ini sejalan dengan visi untuk menjadi pusat produsen halal terkemuka di dunia sesuai dengan Masterplan Industri Halal Indonesia (MPIHI).
”Modest fashion ini salah satunya. Selain itu, ada makanan dan pariwisata. Industri modest fashion yang pesat di dalam negeri ini perlu diperkenalkan juga ke pasar global,” ujar Deputi Gubernur BI Juda Agung saat dijumpai seusai IN2MF.
Ia juga menambahkan, industri modest fashion ini turut berkontribusi dalam memajukan ekonomi syariah. Mengacu pada laporan State of The Global Islamic Economy 2023, Indonesia berada di peringkat ketiga di bidang industri modest fashion. Posisi pertama adalah Turki dan disusul Malaysia. Masih dari laporan tersebut, Indonesia disebut juga sebagai hub masa depan untuk industri busana santun ini.
BI juga mencatat nilai ekspor komoditas modest fashion selama periode Januari sampai dengan Juli 2024 mencapai 632,76 juta dollar AS, atau secara tahunan meningkat sebesar 3,38 persen. Sementara di tingkat global, perputaran ekonomi berkaitan dengan modest fashion ini berdasarkan laporan State of The Global Islamic Economy 2023 mencapai 318 miliar dollar AS.
Pengenalan ke pasar global ini, lanjutnya, penting untuk bisa berlanjut ke prospek bisnis yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan lewat program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Menurut Juda, Paris sebagai pusat mode dunia bisa dijajaki mengingat busana santun ini bisa dikenakan siapa saja.
Sebelumnya, program IN2MF yang telah digelar di tiga negara lain ini disebut mampu membuka peluang bisnis dan ekonomi. ”Saat di Turki dan Kuala Lumpur itu minat dan penjualannya tinggi. Ini mendorong kami juga untuk terus memberikan dukungan dan bersinergi,” kata Juda.
Modest fashion ini salah satunya. Selain itu, ada makanan dan pariwisata. Industri modest fashion yang pesat di dalam negeri ini perlu diperkenalkan juga ke pasar global.
Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Perancis Mohamad Oemar mengakui pangsa pasar di Paris memang belum signifikan. Walakin, ia tetap berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekonomi syariah melalui promosi industri modest fashion. Oemar mengatakan ada potensi untuk berkembang.
”Marketnya memang masih kecil dan relatif monoton. Belum bervariasi. Namun, justru itu bisa jadi potensi sebenarnya. Apalagi, Perancis ini juga pusat belanja dari berbagai negara,” tutur Oemar.
Ia menambahkan pihaknya juga gencar berpromosi mengenai mode Indonesia yang salah satunya juga modest fashion. Sejak 2021, bekerja sama dengan L‘Adresse Paris aktif mencari acara yang memberi ruang bagi pelaku industri mode Indonesia untuk memperluas pasar. Kolaborasi dan sinergi, lanjutnya, juga menjadi kunci untuk memajukan industri mode Indonesia, termasuk modest fashion.
Adapun seusai IN2MF, ada lima desainer dan jenama, yaitu Luvnic, Batik Chic, Brilianto, Itang Yunasz, dan Base Artisan, yang ikut dalam pameran perdagangan skala global Who’s Next pada 8-10 September 2024 di Porte de Versailles, Paris. ”Ini merupakan usaha dengan mengikuti trade show yang akan mempertemukan dengan para buyer dari banyak negara,” ujar Oemar.
Ini berlaku juga untuk mode Indonesia di luar modest fashion. Mengingat ada sejumlah jenama Indonesia juga yang pernah mencicip trade show di Perancis.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama, terobosan untuk mendorong promosi produk modest fashion Indonesia di ranah global dilakukan melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Dewan Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) dan Printemps Paris. Nantinya, produk binaan IKRA akan dijual di pusat perbelanjaan Printemps di Paris dalam bentuk pop-up store.