Benarkah Aroma Berpengaruh pada Citra Diri?
Aroma memiliki keistimewaan yang berdampak pada citra diri dan identitas. Benarkah demikian?
Apa yang bisa Anda pelajari dari artikel ini?
- Apa itu aroma?
- Apa saja jenis aroma yang mudah dikenali?
- Apa saja jenis aroma yang kerap dipilih?
- Bagaimana konteks aroma bagi diri sendiri?
- Bagaimana aroma berpengaruh pada bidang industri?
Apa itu aroma?
Apabila mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, aroma berarti bau-bauan yang harum yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau akar-akaran, bisa juga merupakan bahan pewangi makanan atau minuman. Namun, dalam konteks kehidupan sehari-hari, aroma menjelma menjadi beraneka rupa hal yang terhirup oleh indera penciuman.
Ibarat makanan, bumbu lengkap dan berkualitas akan mengeluarkan aroma sedap yang menggugah selera. Sebaliknya, aroma tak sedap, seperti makanan kedaluwarsa, berisiko mengganggu. Atas dasar hal ini pula, aroma membawa pengaruh penting dalam kehidupan. Bahkan, aroma bisa menjadi identitas atau ciri khas dari seseorang, juga dari sebuah tempat, sebuah acara, hingga makanan dan minuman. Pada akhirnya, aroma pun terkait pada soal bagaimana membangun citra dan kepribadian karena menempel pada memori dan impresi.
Apa saja jenis aroma yang mudah dikenali?
Makanan dan minuman merupakan salah satu hal yang identik dengan aneka aroma tergantung pada bumbunya. Selain itu, tentu ada aroma tubuh yang merupakan hal unik yang didapat setiap orang dari lahir. Namun, aroma tubuh ini bisa direkayasa juga dengan wewangian sesuai selera melalui parfum yang beranekaragam.
Selain aroma makanan dan aroma tubuh, aroma sebuah tempat juga memiliki ciri khas tertentu yang melekat pada ingatan. Misal, masuk ke sebuah pusat perbelanjaan, seperti Mal Sarinah. Ada wangi yang lembut tercium berbaur dengan suhu sejuk ruangan yang membawa rasa nyaman mengalir di tubuh dan pikiran. Begitu pula hotel, seperti Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah yang memiliki wangi khas yang bersahaja, tenang, tetapi memiliki kesan bersih, segar, dan terawat.
Baca juga: Aroma-aroma dari Sekujur Jakarta
Jangan salah, moda transportasi publik saat ini juga memiliki aroma khas yang mudah dikenali. Salah satunya pada moda transportasi moda raya terpadu (MRT). Aroma segar dan harum ini ditempatkan di ratangga, beranda peron, peron, toilet, mushala, ruang laktasi, dan sekitar gerbang penumpang.
Ruang konser juga bisa menjadi penghantar aroma untuk sebuah energi. Musisi Frau alias Leliani Hermiasih menebarkan wewangian lavender dan kayu manis di pertunjukannya di Gedung Kesenian Jakarta pada 2016. Wewangian itu menguatkan lagu-lagu yang dihantarkan Frau sehingga melekat di ingatan hingga kini. Ada juga Katy Perry dengan aroma gulali pada Tur California Dreams 2011-2012.
Apa saja jenis aroma yang kerap dipilih?
Aroma pilihan ini biasanya sesuai selera. Frau, misalnya, menitikberatkan pada aroma lavender dan kayu manis yang menenangkan. Sementara itu, Mal Sarinah mengambil bahan dasar bunga melati dicampur bunga sedap malam, kembang kenanga, dan rempah. Aroma bunga ini dipercaya berkhasiat menenangkan dan memberikan energi positif.
Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah memilih wewangian keluaran Byredo, merek mewah dari Eropa, dengan pilihan seri Bal d’Afrique yang segar dan hangat. Aroma Bal d’Afrique ini disusun dari akar wangi, bergamot, kayu cedar maroko, daun buchu, dan bunga marigold afrika.
Di MRT, racikannya berupa harum lemon, jeruk, mawar, violet, melati, dan bergamot yang bertujuan menciptakan kesan dan mood nyaman, bersih, dan senang serta mengurangi stres.
Untuk diri sendiri, aroma yang dipilih juga bisa beragam. Namun, umumnya, pilihan floral atau fruity kerap dipilih oleh para perempuan ketika membeli parfum, seperti aroma melati, mawar, kenanga, dan jeruk. Biasanya aroma ini akan berpadu dengan lapisan lain, seperti kekayuan (woody) atau kayu cendana (sandalwood).
Untuk para lelaki, pilihan parfum yang dominan dipilih biasanya cenderung memiliki aroma dominan segar, seperti amber yang mengeluarkan aroma hutan pinus, atau aroma segar laut. Aroma ini juga memiliki lapisan lain yang disuka para pria, seperti musk yang lembut dan hangat atau sedikit wangi citrus.
Bagaimana konteks aroma bagi diri sendiri?
Pilihan aroma bagi tiap orang ini memiliki makna tersendiri. Sejumlah karyawan perkantoran yang ditemui di Jakarta, yakni Azisah, Cynthia, dan Mario, mengungkapkan, aroma perlu untuk membangun percaya diri dan citra diri. Tabu bagi mereka citra tercoreng gara-gara bau badan tak sedap. Mereka pun rela mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk parfum.
Azisah memilih Yves Saint Laurent seri Libre seharga Rp 3,3 juta per 90 mililiter. Cynthia menyukai Marc Jacobs versi Daisy Wild seharga Rp 1,1 juta per 30 mililiter dan Coach Floral Women seharga Rp 1,2 juta per 90 mililiter. Sementara itu, Mario yang selalu percaya pada Bvlgari Aqua Marine pour Homme merogoh kocek Rp 1,5 juta per 100 mililiter.
Baca juga: Aroma Tubuhku Kepribadianku
Beda lagi dengan mahasiswa. Mereka tetap memperhatikan aroma diri. Emiliano Nugroho malah memadukan parfum dan losion. Adapun bagi Tiara Ramadanti bukan bergantung pada parfum. Ia lebih suka minyak telon karena selain harum juga hangat dan tidak memberi efek gatal pada tubuhnya. Tiara juga tetap memakai deodoran, tetapi yang berbentuk bedak.
Bagi Tiara, penting mengenali diri untuk memilih wewangian yang sesuai, baik dari aroma maupun bentuknya. ”Harus ngenalin tipe ketiak atau keringat kita. Kalau keringatan, jangan langsung ditimpa parfum biar enggak bau apek,” ujar Tiara yang meyakini wangi tubuh memberi kesan baik dan membuat interaksi lebih nyaman.
Baca juga: Bau Badan Sulit Dikendalikan, Waspadai Gejala Penyakit Tertentu
Bagaimana aroma berpengaruh pada bidang industri?
Wewangian juga menjadi bagian penting dalam industri manusia modern. Data dari Statista bahkan mencatat, pendapatan dari sektor wewangian global mencapai 59,87 miliar dollar AS pada 2024 atau lebih dari Rp 900 triliun. Meski tak terlihat, aroma punya peran penting dalam membangun kesan dan memori publik.
Aroma khusus juga menjadi identitas merek lokal, nasional, hingga global. Istilahnya fragrance as branding strategy. Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Shanty Komalasari, mengatakan, penggunaan wewangian untuk memikat konsumen termasuk strategi bisnis yang efektif. Ini karena memberi pengalaman menyenangkan.
Namun untuk menentukan aroma sebagai identitas, pelaku usaha harus memperhatikan visi, misi, tujuan, dan nilai perusahaan. Setelahnya, pelaku usaha memikirkan citra yang ingin dibangun. Sebab, aroma langsung masuk ke alam bawah sadar dan tersimpan di sana setelah dibaui.