Aroma-aroma dari Sekujur Jakarta
Wewangian menciptakan impresi dan kenangan yang tersimpan di alam bawah sadar. Itulah siasat pencitraan diri kaum urban.
Jika Yogyakarta terbuat dari rindu, bisalah dikatakan Jakarta terbuat dari aroma. Wewangian bunga, rempah, hingga kayu menguar bergantian dari ruang komersial dan publik, lantas membentuk kenangan dan impresi bagi orang yang membauinya. Jika aroma adalah soal membangun citra, kaum urban adalah ahlinya....
Aroma wangi melati yang berpadu dengan rempah menguar dan menyapa indera penciuman kala kaki melangkah ke lantai dasar Mal Sarinah, Jakarta. Wangi yang mondo-mondo (dalam bahasa Jawa berarti tak terlalu kuat, tetapi baunya tetap tercium) berbaur dengan suhu sejuk ruangan. Dalam sekejap, rasa nyaman mengalir di tubuh pikiran.
Aroma itu adalah identitas mal tertua di Indonesia yang dibangun pada 1962 atas ide Presiden RI pertama Soekarno itu. Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati menyebut, bau wangi itu sesuai dengan DNA Sarinah yang merepresentasikan budaya Indonesia.
Lalu aku berpikir lagi, harus ada khasnya. Jadilah senseof Sarinah yang kami jadikan brand identity, part of selling point.
Saat Sarinah dibangun ulang pada 2020, Fetty memikirkan aroma apa yang cocok untuk Sarinah yang baru. Ia lantas teringat dengan bunga melati yang hampir selalu ada di acara Jawa. Baunya wangi dan menenangkan saat dinikmati dengan iringan gending.
”Harus ada kebaruan. Gedung sudah, logo sedikit dipertegas warna merahnya, segmen yang disasar (sudah dipikirkan). Lalu aku berpikir lagi, harus ada khasnya. Jadilah senseof Sarinah yang kami jadikan brand identity, part of selling point,” tuturnya pada Kamis (29/8/2024) di kantornya.
Ia dan tim, dibantu vendor parfum, mulai meramu formula parfum yang sesuai untuk Sarinah pada 18 Januari 2022. Ia lalu mencari tahu keistimewaan melati. Ternyata, melati menjadi simbol cinta dan keanggunan Indonesia. Tak hanya itu, aroma bunganya berkhasiat menenangkan serta meningkatkan suasana hati sehingga memberikan energi positif bagi yang menghirupnya.
Lahirlah ramuan bau parfum terbuat dari bahan dasar bunga melati, dicampur bunga sedap malam, kembang kenanga, dan rempah. Perlu waktu sekitar lima bulan untuk sampai pada pilihan aroma parfum ruangan yang sekarang. Sebelumnya, Fetty mengajak beberapa anggota staf untuk merasakan dan berpendapat atas beberapa ramuan parfum.
Aroma ini disambut positif oleh tamu lokal dan turis mancanegara yang datang di uji coba pembukaan kembali Sarinah pada 2022. Saat Sarinah resmi dibuka lagi pada Juli 2022, semakin banyak respons positif yang disampaikan publik melalui media sosial. Ada pula yang menanyakan cara membeli parfum ala Sarinah.
Meski banyak permintaan, Fetty memutuskan tak akan menjual parfum ruangan khas Sarinah. Kalaupun nanti ingin memenuhi keinginan pasar, ia berencana membuat losion dan cairan pembersih tangan beraroma Sarinah, tetapi ia masih menimbang-nimbang hal ini.
Menarik minat
Konsumen juga pernah menanyakan di mana bisa membeli produk wangi khas Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah, Jakarta. Sejak berganti aroma sekitar dua tahun lalu, ada saja tamu yang menaruh minat pada wewangian dari Byredo, merek mewah dari Eropa ini. Sayangnya, penyedia parfum ruangan dari merek ini belum ada di Indonesia. Pengelola hotel selama ini mengimpornya dari Malaysia.
Sebelumnya, pihak hotel menggunakan wewangian bernuansa teh hijau. Aroma hotel diganti atas arahan InterContinental Hotels Group (IHG) Hotels & Resorts. Wewangian Hotel InterContinental di seluruh dunia diseragamkan, yakni dengan Byredo seri Bal d’Afrique yang segar dan hangat.
Aroma ini disusun antara lain dari akar wangi, bergamot, kayu cedar Maroko, daun buchu, dan bunga marigold Afrika. Aroma ini bersahaja, serta tenang, tetapi berkesan. Aroma ini mengantar diri pada imajinasi akan individu maskulin yang segar, bersih, dan berpenampilan terawat. Walakin, bukan berarti wewangian ini hanya untuk kaum adam.
Aroma ini tercium samar di lobi hotel. Kesannya seperti menyambut tamu dengan lembut dan tak berlebihan. Wangi yang terlalu menyengat justru bakal membuat tamu kurang nyaman. Maklum, lobi adalah tempat pertemuan banyak orang yang datang dengan aromanya masing-masing.
Ditambah dengan wangi kopi dari kafe di sudut ruangan, lobi menjadi melting pot berbagai aroma. Jika aroma lobi dibiarkan ”menantang” wangi parfum tamu dan kopi, yang terjadi malah perebutan kekuasaan untuk merajai indera penciuman. Percayalah, perang wewangian hanya akan bikin sakit kepala dan mual....
Baca juga: Aroma-aroma Kota yang Membuat Jatuh Cinta
Wangi Bal d’Afrique selama ini disebarkan melalui pendingin udara sentral. Selain di udara, aroma ini disematkan di ragam fasilitas kamar hotel, seperti losion, sampo, dan sabun. Aroma ini lantas menjadi identitas hotel yang tersimpan di memori konsumen.
Menurut Director of Marketing and Communication Hotel InterContinental Jakarta Pondok Indah Romy Herlambang, dalam pasar perhotelan yang kompetitif, hotel tentu ingin tampil menonjol. Aroma khas dapat menjadi nilai jual unik yang membedakan hotel satu dengan lainnya.
Bukan hanya mal dan hotel yang bisa wangi. Moda transportasi umum juga tak mau ketinggalan. MRT di Jakarta rupanya tak hanya nyaman karena bersih dan andal, tetapi juga karena wangi.
Wewangian di MRT diracik dari harum lemon, jeruk, mawar, violet, melati, dan bergamot. Sumber aroma ini ditempatkan di ratangga, beranda peron, peron, toilet, mushala, ruang laktasi, dan sekitar gerbang penumpang.
Wewangian yang digunakan di MRT Jakarta memiliki notes yang bertujuan menciptakan kesan dan mood nyaman, bersih, dan senang serta mengurangi stres.
Area ini dipilih dengan menimbang perilaku pengguna MRT. Misalnya, mushala dan toilet diberi wewangian karena banyak digunakan pengunjung saat jam sibuk. Wewangian ini rupanya ditanyakan oleh para pengguna MRT yang menaruh minat. Dalam studi kepuasan pengguna jasa ditemukan pula bahwa pengguna memiliki kepuasan tinggi terhadap kebersihan dan wewangian stasiun MRT Jakarta.
”Wewangian yang digunakan di MRT Jakarta memiliki notes yang bertujuan menciptakan kesan dan mood nyaman, bersih, dan senang serta mengurangi stres,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta Ahmad Pratomo.
Tak pernah mati
Wewangian memang tak ada matinya dan mesti diakui sebagai bagian penting dalam industri manusia modern. Data dari Statista bahkan mencatat, pendapatan dari sektor wewangian global mencapai 59,87 miliar dollar AS pada 2024 atau lebih dari Rp 900 triliun.
Aroma memang tak terlihat, tetapi berperan penting dalam membangun kesan dan memori publik. mengutip Reuters, aroma gulali juga pernah menjadi salah satu elemen berkesan pada Tur California Dreams yang dilakukan musisi Katy Perry pada 2011-2012.
Aroma khusus juga lantas menjadi identitas merek lokal, nasional, hingga global. Istilahnya, fragrance as branding strategy. Wewangian berfungsi membangun citra diri.
Dosen Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Shanty Komalasari, mengatakan, penggunaan wewangian untuk memikat konsumen termasuk strategi bisnis yang efektif. Ini karena memberi pengalaman menyenangkan.
”Ketika sesuatu hal menyenangkan, pasti akan diulang. Itu prinsipnya. Di hotel-hotel, misalnya, mereka biasanya riset untuk mencari wewangian yang sesuai dengan nilai dan visi hotel tersebut yang dikolaborasikan dengan desain interior dan eksteriornya,” tutur Shanty, yang juga Ketua Asosiasi Psikologi Industri & Organisasi (APIO) Kalimantan Selatan, saat dihubungi, Rabu.
Bagaimana wewangian bisa memengaruhi perilaku konsumen? Shanty menyampaikan, wewangian dirasakan lewat hidung. Berbeda dengan mata dan telinga, hidung tidak membuat otak harus melakukan proses berpikir panjang untuk mendapati suatu pengalaman menyenangkan. Aroma langsung masuk ke alam bawah sadar dan tersimpan di sana setelah dibaui.
Untuk menentukan aroma sebagai identitas jenama, pelaku usaha harus memperhatikan visi, misi, tujuan, dan nilai perusahaan. Setelahnya, pelaku usaha memikirkan citra yang ingin dibangun.
Di sini, citra diri tak cukup dibangun dengan paras rupawan dan isi otak. Tanpa bau harum, citra baik yang selama ini terpoles bisa terlupakan begitu saja.Ah, semoga saja aroma di sekujur Jakarta harum semua seperti aroma parfum di mal, hotel, MRT, dan aroma dari toko-toko roti di stasiun-stasiun KRL.