GWM Tank 300 bisa diajak ”off-road” dengan cita rasa mewah dan fitur berlimpah. Harganya tak sampai Rp 1 miliar.
Oleh
HERLAMBANG JALUARDI
·5 menit baca
Merek mobil Tank yang berada di bawah payung Great Wall Motor (GWM) kembali menghadirkan mobil untuk ”bermain tanah” bernama Tank 300. Fiturnya disiapkan untuk melibas medan off-road berat seperti kakaknya, Tank 500, yang dikenalkan di Indonesia akhir 2023. Mobil ini terlihat tangguh di luar, dan mewah di dalam.
Pada Jumat (26/7/2024) menjelang sore, area uji kendara di sisi luar aula A, ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, terlihat ramai. Pengunjung pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 mengantre mendapat giliran menjajal mobil. Di area itu, mobil-mobil yang bernaung di bawah GWM disediakan untuk dicicipi pengunjung.
GWM yang beredar di Indonesia di bawah PT Inchape Indomobil Energi Baru ini menyiapkan model Haval H6, Tank 500, dan yang baru diluncurkan Haval Jolion serta Tank 300. Semua mobil itu berpenggerak hibrida; paduan mesin berbahan bakar bensin dan motor listrik bertenaga baterai. Jadi ada sematan HEV atau hybrid electric vehicle di setiap penyebutan nama mobilnya.
Dari empat model itu, Tank 300 paling banyak diminati. Pengunjung hanya perlu mengantre sekitar 10 menit untuk menjajal Haval Jolion. Tapi, untuk bisa masuk ke kabin Tank 300, lama antreannya hampir satu jam. Padahal, ada dua unit Tank 300 di situ. ”Kalau weekend lebih lama lagi (antrenya),” kata salah seorang petugas.
Durasi tunggu sedemikian lama rela dilakoni untuk menuntaskan rasa penasaran setelah melihat wujud mobilnya di ruang pamer GWM. Desain mobil lima pintu ini terlihat seperti jip atau SUV klasik dengan garis-garis bodi yang tegas. Bempernya terlihat kokoh menonjol sekitar 15 cm; cukup menggetarkan kendaraan di depan.
Bagian gril berbentuk persegi panjang dengan warna hitam solid, diimbuhi tiga garis horizontal yang tegas dengan logo T di tengahnya. Gril itu menaungi lampu utama dengan ”rumah” berbentuk bulat. Kesannya amat klasik. Namun, di lingkaran lampu itu seperti ”dibelah” dengan segaris lampu LED. Penerangan utama mobil ini seluruhnya menggunakan LED, termasuk lampu kabut, dan bisa otomatis menyesuaikan kondisi sekitar.
Kekokohan wajah mobil ini juga didukung oleh over fender roda depan yang tampak lebar. Jika dilihat dari samping, over fender ini seperti mengukuhkan statusnya sebagai mobil yang siap diajak ”tempur”. Peleknya berwarna hitam dengan diameter 17 inci, sementara lengkung rodanya relatif tinggi. Ini memberi ruang yang cukup bagi kelenturan suspensi ketika melewati permukaan jalan tak rata.
Jarak antara roda depan dan moncong tak terlalu jauh. Sudut dongak (approaching angle) bagian depan adalah 33 derajat. Di atas kertas, angka sudut dongak ini membuat mobil bisa melahap tanjakan dengan kemiringan 35 derajat tanpa membentur bagian mobil. Ini berguna di jalur ekstrem.
Secara dimensi, Tank 300 tergolong mid-sized SUV, alias menengah. Panjangnya 4,7 meter, dengan lebar 1,9 meter, dan tinggi 1,9 meter. Jarak antar-roda (wheelbase) 2,75 meter. Ia jelas lebih besar dibandingkan Suzuki Jimny 5 pintu meski bentuknya mirip. Level kemiripan bentuk dan dimensinya lebih dekat dengan Jeep Wrangler Rubicon.
Ruang kolong mobil ini sekitar 224 milimeter. Pengemudi dengan tinggi badan sekitar 165 sentimeter perlu mengangkat paha lebih tinggi untuk masuk ke kabin. Bantuan pijakan kaki (foot step) menempel dengan bagian bawah bodi. Upaya itu terbantu dengan pegangan tangan yang terpasang di kemiringan pilar depan.
Upaya masuk ke mobil terbayar begitu duduk. Joknya yang tebal terasa empuk. Kenyamanan langsung terasa ketika punggung menyandar. Mengaktifkan mobil cuma tinggal menekan tombol, yang rasanya terlalu mudah untuk mobil sekekar ini. Begitu mobil aktif, jok pengemudi otomatis maju mendekati setir; fitur yang lebih umum ada di mobil sedan.
Pengaturan konfigurasi jok seluruhnya elektrik, dan bisa disimpan. Ya, beginilah SUV modern; memanjakan sekali. Penumpang bahkan tidak dibiarkan terganggu oleh deru mesin di putaran awal. Sebab, motor listriknya yang bekerja sehingga betul-betul senyap seperti mobil listrik. Saking senyapnya, suara desau AC di level 2 terasa berisik.
Mesin akan menyala jika daya baterai berkurang, atau mulai berakselerasi. Pengetesan singkat di arena uji coba GIIAS pun dimulai ketika tuas transmisi yang macho itu digeser ke posisi D.
Kesan awal
Impresi awal dari mengendarai mobil ini adalah posisi duduknya yang terasa tinggi, bahkan ketika jok sudah disetel sedemikian rendah. Ini memudahkan untuk mengawasi keadaan sekitar. Jika dibutuhkan, ada kamera menyeluruh untuk membaca ruang.
Dari balik kemudi terlihat permukaan kap mesin yang rata. Di balik kap itu tertanam mesin berkapasitas 1.998 cc dilengkapi turbo. Kombinasi mesin dan motor listriknya menghasilkan tenaga maksimum 346 hp dan torsi puncak 615 Nm. Tenaga itu tersalurkan ke empat roda dengan transmisi 9 percepatan otomatis. Ini cita rasa off-road sejati.
Namanya lintasan tes yang terbatas, tak banyak kemampuan mobil yang bisa dicoba. Sesekali, saat ruang depan relatif kosong, akselerasi bisa dicoba dalam mode Sport. Begitu gas ditekan dalam-dalam dari posisi berhenti, mobil dengan bobot kosong 2 ton ini seperti terkesiap. Roda belakang berdecit. Tenaga turbo menambah tarikannya beberapa detik kemudian.
Karena ramainya jalur uji coba, mobil harus segera direm. Deselarasinya terbilang halus. Anehnya, ketika pedal rem diangkat, seperti masih ada sisa tenaga yang menarik mobil, sehingga perlu mengerem lagi.
Jalur tes itu dipasangi sejumlah gundukan buatan. Ini untuk menguji seberapa keras bantingannya. Hasilnya, jika melibas dengan kecepatan normal—sekitar 40 km per jam—suspensinya terasa cenderung kaku. Penumpang di baris kedua tak terlalu merasakan guncangan.
Tank 300 adalah kendaraan off-road yang mengusung semangat kebebasan, berani menghadapi rintangan, dan tentunya menikmati hidup sesuai dengan apa yang kita mau.
Berada di mobil ini menimbulkan kesan sedang menunggangi kendaraan besar. Muncul keraguan apakah sudut putarnya cukup sempit menghadapi U-turn. Ternyata aman saja. Sekali memutar setir sampai pol, mobil bisa berbalik arah sesuai lebar jalur. Putaran setirnya pun enteng, tidak bikin pegal.
Itu saja yang bisa dilakukan di lintasan uji coba pameran GIIAS. Fitur-fitur untuk berkendara di jalur off-road tak bisa dicoba. Pengoperasian differential lock, atau mode merayap (crawl) kudu dirasakan di jalur off-road. Sembilan mode berkendara di putaran mesin rendah dirancang mampu menjelajahi beragam medan, seperti lumpur, pasir, bebatuan, hingga salju.
”Tank 300 adalah kendaraan off-road yang mengusung semangat kebebasan, berani menghadapi rintangan, dan tentunya menikmati hidup sesuai dengan apa yang kita mau,” kata Constantinus Herlijoso, General Manager GWM Indonesia, di arena GIIAS.
Untuk menikmati hidup dengan Tank 300 seperti yang disampaikan Herlijoso, pembeli harus merogoh kocek setidaknya Rp 833,8 juta on-the-road Jakarta. Ada kemungkinan harga bisa berubah setelah peluncuran resminya. Setidaknya, Tank 300 memberi harapan bagi penyuka off-road yang mendambakan mobil tangguh berlimpah fitur modern.