ID Buzz, VW Kombi di Zaman Kiwari
Mobil ikonik VW Kombi kini jadi modern bernama ID Buzz. Tenaganya listrik. Dulu dipakai hippies, kini dibeli yuppies.
Anjungan Volkswagen di bazar dan pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 lebih meriah dan penuh warna dibandingkan dengan pameran-pameran lain sebelumnya. Merek asal Jerman ini kedatangan model baru yang jadi primadona pengunjung, yaitu The All-Electric ID. Buzz.
Anjungan itu terlihat meriah sejak prapembukaan pada Rabu (17/7/2024). Itu adalah hari yang penuh peluncuran mobil di hadapan awak media, atau press day. Seorang penari ”memasang” piringan hitam. Lagu riang dari dekade lampau mengalun, lalu sepuluhan penari berkostum antik berjoget-joget di depan mobil besar berselubung. Staf PT Garuda Mataram Motor (GMM), agen pemegang merek Volkswagen, berseragam kemeja funky warna kuning terang; terkesan rileks, tetapi sebenarnya sibuk.
Di ujung penampilannya, mereka menyingkap selubung hitam itu. Terpampanglah produk yang dinanti-nanti, The All-Electric ID. Buzz—beginilah penulisan dan nama lengkapnya. Berikutnya kita sebut saja mobil ini ID Buzz. Seperti nama lengkapnya, ini adalah mobil bertenaga listrik murni dengan ciri bentuk van atau MPV. Mobil listrik tak harus bergaya futuristik. Ia juga bisa mencomot unsur retro.
Mengapa anjungan itu bernuansa 1960-an, padahal mereka meluncurkan mobil bertenaga terbarukan yang lekat dengan nuansa futuristik? Jawabannya adalah keberadaan VW T1, atau sering disebut VW Kombi Dakota di salah satu sudut anjungan itu. Ini mewakili masa silam.
VW Kombi adalah van keluaran VW yang meraih ketenarannya pada dekade 1960-an. Di Amerika Serikat, gerakan antiperang yang didengungkan generasi bunga kerap memakai mobil ini beramai-ramai menuju arena demonstrasi menentang agresi ke Vietnam. Atap mobil jadi panggung orasi dan lagu balada. VW Kombi Dakota, juga saudarinya VW Beetle (Kodok), mendominasi jalan menuju arena festival musik Woodstock di sebuah kampung di New York pada 1969.
Peristiwa budaya yang saling bertalian itu banyak masuk catatan sejarah. Fotonya ada di mana-mana. Warna-warni dan riasan bunga menghiasi bodi mobil. Di luar itu, dua model ini kerap berkeliaran di tepi pantai California mengiringi kaum hippie bermusik, membaca puisi, mabuk, bercinta, dan berselancar—gaya hidup yang meruntuhkan kekakuan generasi tua.
VW Kombi ada di sampul album musik Freewheelin’ to Fame milik Bob Dylan, The Beach Boys, dan banyak lagi. Penggemar band The Grateful Dead banyak yang menghias mobil mereka dengan logo tengkorak berpetirnya. Poster film Little Miss Sunshine (2006) juga masih menampilkan VW Kombi T2 warna putih-kuning. Mobil itu ada di banyak adegan. Wajar apabila VW Kombi dan VW Kodok menjelma sebagai ikon budaya pop lintas generasi.
Baca juga: Sewa baterai kendaraan listrik tawaran menggoda Vinfast
VW Kombi yang bentuknya sekilas seperti bongkahan roti tawar itu berubah lebih kotak pada generasi ketiga bernama T3 mulai 1979. Wujud ini diteruskan VW Transporter dan Caravelle yang bertahan sampai sekarang. Namun, wujud VW Kombi sebagai van yang lugu telanjur melekat di banyak orang. Populasi VW Kombi yang pertama kali mengaspal sejak 1949 masih dipelihara penggemarnya sampai hari ini di seluruh dunia.
Volkswagen menangkap kecintaan orang pada mobil ini. VW Kombi, khususnya model T1, ”dihidupkan” lagi oleh para insinyur di markas mobil niaga mereka di Hannover, Jerman, di seperempat pertama abad 21 ini. ”VW ID Buzz menampilkan pesona tak terbantahkan yang serupa dengan pendahulunya,” kata Jozef Kabañ, Head of the Volkswagen Design, dalam rilis pers di situs VW global.
Elektrifikasi sejak 1972
Sejatinya, ID Buzz bukan mobil listrik pertama VW. Pada 1972, Dr Albert Karbelah, pakar elektro-kimia dengan penelitian perihal baterai, mulai mengembangkan mobil bertenaga listrik murni memakai model VW T2. Dia memimpin Center for Future Research, lembaga penilitian bentukan Volkswagen. Saat itu mulai muncul kekhawatiran bahan bakar fosil mulai menipis pada dekade 1990-an.
Karbelah memakai baterai yang ditempatkan di bagasi. Daya baterainya bisa membawa mobil sejauh 70 kilometer dengan kecepatan maksimal 70 km per jam. Mengisi daya baterainya membutuhkan waktu 10 jam di rumah. Baterai itu berbobot 850 kg, nyaris sama dengan bobot VW Beetle. Mengangkat baterai ke bagasi memerlukan truk garpu (forklift).
Selama dua tahun, dari 1973 sampai 1975, tim Karbalah membangun 70 unit. VW T2 listrik diberi nama Elektro Transporter. Mobil listrik murni pertama VW itu dijual dua tahun kemudian dan laku sekitar 20 unit.
Tak lama kemudian, ketika VW membangun hatchback pertamanya, Golf, teknologi listrik itu dipakai pada model purwarupa bernama Golf City STROMer. Purwarupa ini mulai diproduksi untuk komersial pada 1992 hingga 1996 ketika Golf memasuki generasi ketiga. Sebanyak 120 unit laku terjual dan konon 50 di antaranya masih menggelinding di jalanan.
VW ID Buzz menampilkan pesona tak terbantahkan yang serupa dengan pendahulunya.
Sejak itu, pengembangan elektrifikasi Volkswagen terus bergulir. Baru pada 2020, empat tahun lalu, mereka meluncurkan produk mobil listrik murni bernama ID.3 yang bentuknya mirip Golf generasi delapan. ID Buzz meluncur dua tahun kemudian.
Kesamaan dan perbedaan
Kesamaan pesona itu terlihat dari bentuk luarnya. Dimensinya sama-sama panjang dengan buritan tegak lurus. Bedanya ada di depan. Muka VW Kombi cenderung rata, sementara ID Buzz punya ”hidung”. Menurut Kabañ, itu menyesuaikan regulasi keamanan di era modern ini. ID Buzz masa kini memiliki zona remuk (crumple zone) yang melindungi penumpang jika tabrakan depan.
Lengkungan di wajah, yang memisahkan warna atas dan bawah bodi masih dipertahankan meski kini tak lagi meruncing di tengah. Logo lingkaran VW berukuran besar masih ada di tengah sebagai identitas.
Di bagian kabin pengemudi, dasbornya sama-sama relatif simpel. Bedanya, bentuk setir pada VW Kombi seperti setir bus, cenderung rata berdiameter besar dengan dua bilah. Cara menyetirnya pun seperti bus, sedangkan di ID Buzz setirnya cenderung tegak selayaknya mobil masa kini, lengkap dengan tombol-tombol di bilahnya. Klaster instrumen juga sudah pakai layar digital. Tentu saja, ID Buzz pakai AC, tak seperti VW Kombi yang mengandalkan sepoi-sepoi angin luar.
”Pada model awal (T1 dan T2), posisi jok depan benar-benar berada persis di atas roda depan—tanpa moncong. Kini posisi menyetirnya lebih aman dengan perlindungan moncong yang cantik,” lanjut Kabañ.
Jok ID Buzz, sebagai mana mestinya mobil masa kini, memiliki ceruk sandaran punggung. Jok baris keduanya pun bergaya individual, alias captain seat. Joknya berlapis kombinasi kain dan kulit buatan—bukan kulit hewan. Di VW Kombi dulu, jok baris kedua dan ketiganya adalah bangku panjang dengan sandaran punggung yang pendek, tanpa sandaran kepala.
Mesin VW Kombi yang didinginkan udara terletak di buritan untuk memutar roda belakang. Nah, ID Buzz, sebagai mobil listrik, tak lagi memakai mesin. Namun, sebagai penghormatan kepada leluhur, motor listrik ID Buzz terletak di gandar roda belakang. Jadi, baik VW Kombi dan generasi listriknya ini sama-sama berpenggerak roda belakang.
”VW ID Buzz mengambil DNA dari VW T1,” kata Badawi Marhasan, Head of Sales PT GMM, saat peluncuran. Ciri khas dua model beda generasi ini adalah kapasitas ruangnya. Apabila kursi baris ketiga ID Buzz dilipat, bagasinya berkapasitas sekitar 1.121 liter dan bisa bertambah menjadi 2.205 liter jika baris kedua dilipat. Kelegaan serupa juga terpancar di VW Kombi, yang masih sering dipakai sebagai ”rumah berjalan” atau camper van.
Trengginas
Sebagai mobil zaman kiwari, performa ID Buzz jauh lebih trengginas. Tenaga yang dihasilkan dari motor listrik ID Buzz mencapai 204 PS dengan torsi puncak 310 Nm. Torsi sebesar itu mampu menarik mobil dari berhenti hingga kecepatan 100 km per jam dalam waktu 10,2 detik saja, berdasarkan klaim mereka.
Jika itu kurang kencang, bakal ada varian ID Buzz GTX berpenggerak empat roda—tapi belum tentu masuk Indonesia. Akselerasi 0-100 km per jam hanya 6,4 detik. Enggak perlu buru-buru kalau cuma mau santai ke pantai. Sebagai perbandingan, mesin VW Kombi bertenaga 41 PS dengan torsi 87 Nm; pelan, tapi gaya.
ID Buzz yang dipamerkan di GIIAS 2024 adalah varian short wheel base—VW menyebutnya normal wheel base (NWB). Panjang totalnya sekitar 4,7 meter. Varian yang lebih panjang, atau long wheel base (LWB) berdimensi 4,9 meter. Di negara asalnya, varian NWB diluncurkan pada September 2022, sedangkan varian LWB menyusul sekitar setahun kemudian. Kapasitas baterai varian NWB adalah 79 kWh dengan jarak tempuh 430 kilometer. Adapun varian LWB pakai baterai berkapasitas 86 kWh dengan jarak tempuh 470 kilometer.
Pada November tahun ini, Badawi menjanjikan bakal mendatangkan ID Buzz varian LWB. Tenaga motor listriknya sama saja dengan NWB. Kapasitas penumpangnya juga sama-sama enam orang sehingga ruangnya makin lega lagi. Versi lebih pendek dijual dengan harga Rp 1,3 miliar, sementara varian panjangnya Rp 1,495 miliar. Fantastis.
Harga ini yang bikin meringis. Jika dulu VW Kombi dibeli dan dipakai para hippies untuk mengusik kemapanan, kini ID Buzz dibeli oleh kaum yuppies, kaum mapan. Apakah memperjuangkan lingkungan bersih—dengan pakai mobil listrik—hanya milik kaum mapan? Tak apa. Yang belum mampu beli ID Buzz bisa beli die-cast dulu yang dijual di anjungan Volkswagen di GIIAS seharga Rp 129.000, yang tentunya tidak beremisi karbon.
Baca juga: Tiga jagoan Hyundai yang bikin penasaran