Haval dan Tank Melawat ke Bandung
GWM membawa dua modelnya, Tank 500 dan Haval H6, ke Kota Bandung, Jabar. Dua SUV ini adalah alternatif yang mumpuni.
Great Wall Motor (GWM) Indonesia, perusahaan yang memayungi jenama mobil Tank dan Haval di Indonesia, menggelar GWM Media Drive menuju Bandung, Jawa Barat. Dua mobil berjenis SUV ini merupakan mobil berdapur pacu paduan mesin bakar dan motor listrik. Skema paduan ini dipercaya lebih mudah diterima berbagai khalayak masyarakat di Indonesia.
Great Wall Motor, yang di Indonesia dijalankan PT Inchape Indomobil Energi Baru (IIEB), mengenalkan produknya pertama kali pada pergelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show 2023. Saat itu, mereka membawa tiga merek, yakni Tank, Haval, dan Ora, yang merupakan mobil perkotaan bertenaga listrik murni. Dalam perjalanannya, jenama Tank dan Haval dipasarkan lebih dulu.
Varian Tank yang masuk Indonesia adalah Tank 500. Ini adalah mobil berukuran bongsor, alias full-size SUV dengan dimensi panjang 5 meter dan tinggi 1,9 meter. Mesin bakarnya berkapasitas 1.998 cc dengan turbo yang mengonsumsi bensin beroktan minimal RON 92. Tenaga yang dihasilkan bersama dengan motor listrik mencapai 346 HP dan torsi maksimum 615 Nm.
Tank 500 diposisikan sebagai SUV kelas premium dengan kelengkapan fitur dan kenyamanan di atas mumpuni. Skema rangka ladder frame membuatnya berada satu level dengan Toyota Land Cruiser 300, atau Nissan Patrol. Tapi, harganya tak setinggi Land Cruiser terbaru itu. PT IIEB mematok harga Tank 500 di angka Rp 1,19 miliar. Ini merupakan mobil asal China termahal yang ada di pasaran Indonesia saat ini.
Kemampuan dan kenyamanan Tank 500 itulah yang hendak diuji selama perjalanan Jakarta-Bandung-Jakarta pada Selasa hingga Rabu (7-8/5/2024). Acara ini diikuti 18 jurnalis dari berbagai media, yang bergantian mencicipi dua unit tes Tank 500, juga empat unit Haval H6. Keduanya bertenaga hibrida, alias hybrid electric vehicle (HEV).
Kompas kebagian mengendarai Tank terlebih dulu, sampai area rehat Tol Cipularang Kilometer 88. Menyetir mobil besar memberi sensasi lain. Ada kesan superior yang didapat. Posisi duduk yang tinggi mempertebal percaya diri.
Sepeda motor, ataupun mobil berjuluk ”raja jalanan” sekalipun, seperti tak bertaji. Setidaknya, itulah kesan pertama yang dirasakan menyetir mobil ini semenjak berangkat dari Senayan, Jakarta, sampai di Jalan Tol Cipularang.
Kemampuan Tank 500 menyerap guncangan juga terbilang sangat baik. Ia tidak berayun-ayun layaknya mobil bersasis ladder frame lainnya.
Sulit mengabaikan citra Tank sebagai mobilnya ”orang penting” dengan rupa sedemikian agresif. Moncongnya dihiasi aksen krom tebal bergaya SUV gaya Amerika Serikat. Lekukan bodi yang dilihat dari belakang berbentuk trapesium memperkuat kesan kokoh. Lingkar roda dengan pelek 20 inci menopang kesan superior itu. Citra agresif adalah bawaan lahir mobil ini.
Tenaga yang besar membuat mobil ini bisa bergerak cepat. Akselerasinya gesit meski tidak terlalu ”menjambak”. Bisa jadi, faktor bobot mobil yang mencapai tiga ton sedikit mengurangi agresivitasnya. Tapi melaju di kecepatan di atas 100 kilometer per jam terasa stabil. Jika tak ada pantulan angka kecepatan di kaca pengemudi (head-up display), mungkin tak sadar jika mobil sudah melaju sedemikian cepat.
Kemampuan Tank 500 menyerap guncangan juga terbilang sangat baik. Ia tidak berayun-ayun layaknya mobil bersasis ladder frame lainnya. Paduan antara suspensi individual di lini roda depan dan gardan tunggal di belakang membuat bantingan mobil ini cenderung anteng—ada kesan kaku yang membuatnya stabil melibas guncangan di kecepatan tinggi.
Kenyamanan di sisi eksterior itu terbawa ke dalam kabin mobil. Posisi duduk pengemudi dan penumpang depan bisa dikonfigurasi sedemikian rupa, dan bisa disimpan sampai tiga pola. Kedua jok baris depan ini bisa ”memijit” punggung dengan delapan pilihan gerak. Kenyamanan ini ditambah dengan jok yang bisa mengeluarkan hawa dingin.
Baca juga: Porsche Perbarui Lini Elektrifikasi
Penumpang baris kedua, yang semestinya jadi bakal sering ditempati pemilik mobil, tak kalah nyaman. Duduk di jok berbalut kulit Nappa melenakan karena paha tertopang dengan baik. Sandaran punggung bangku baris kedua ini juga bisa merebah, dengan ruang kaki yang terbilang panjang untuk penumpang bertinggi badan sekitar 175 sentimeter.
Laju di jalur minim hambatan seperti jalan tol disking beragam fitur berkendara, seperti pengatur lajur (lane keeping assist/LKA) dan pengontrol laju adaptif (adaptive cruise control/ACC). Terkait fitur ACC, ada satu kelemahannya, yakni sistem pengereman yang terlalu menggigit jika kecepatan berkurang. Ini berdampak kurang nyaman bagi penghuni mobil.
Posisi menyetir yang tinggi ini juga mencemaskan bagi yang tidak terbiasa mengemudikan mobil bongsor. Ini terasa betul ketika harus menembus kemacetan superpadat di daerah Buah Batu, Bandung, pada jam pulang kerja. Padangan ke sudut kiri depan rasanya terbatas oleh gundukan kap mesin. Bodi sepeda motor di sisi kiri yang terlalu mepet tak terlihat sempurna.
Lentur di tanah
Status sebagai SUV, apalagi kelas bergengsi, sudah semestinya lihai di jalur tanah. Inilah salah satu mata acara utama uji coba kali ini. Trek off-road dirancang sedemikian rupa di kompleks Pusat Kesenjataan Kavaleri, daerah Lengkong, Kota Bandung. Di markas militer ini, Tank 500 berjumpa dengan tank TNI AD sebenarnya.
Dua unit Tank 500 dibawa bergantian mengitari jalur tanah dengan beberapa rintangan; gundukan tanah dan jalur terendam air sedalam sekitar 40 sentimeter. Bisa dibilang ini adalah ”ujian ringan” bagi Tank 500 karena lapisan tanahnya sedang kering. Karena itu, ban bertapak reguler bisa melahapnya dengan enteng.
Meski begitu, peserta diajari bagaimana cara yang benar melintasi rintangan itu. Setiap obstacle dianjurkan untuk dilalui dengan metode merayap atau crawling. Cara mengaktifkannya sangat mudah, tinggal pencet tombol 4L pada posisi transmisi netral. Picu sedikit dengan sentuhan pedal gas, maka mobil merayap dengan sendirinya. Fitur bantuan pada tanjakan dan turunan mencegah mobil merosot lepas kendali.
Metode serupa diterapkan ketika melewati kolam, yang awalnya dibuat dengan kedalaman air 50 sentimeter, tapi airnya telanjur memuai karena kepanasan. Mode merayap tanpa menginjak pedal gas sama sekali membuat mobil tetap bergerak meski dasar kolam berlumpur. Tenaga putar ke empat roda tersalurkan dengan baik.
Salah satu keunggulan Tank 500 adalah kelenturan suspensinya, yang disokong ruang roda (arch wheel) yang besar. Suspensi itu bisa menekuk tajam, dan tetap bergerak bahkan saat dua ban di sisi berlawanan menggantung. Pada rintangan lainnya, mobil bisa berjalan di sudut kemiringan yang membuat badan penghuni doyong. Di arena tes, kami membuat mobil miring sampai 23 derajat.
Fitur lainnya yang kami uji adalah tank turn. Jadi, mobil ini bisa memutar dengan radius putar yang relatif tajam. Bayangkan, mobil bongsor sepanjang 5 meter bisa berputar 360 derajat dengan radius putar 4,4 meter. Tanpa fitur ini, radius putar Tank 500 diklaim 5,6 meter. Jadi, fitur tank turn memangkas radius putar 1,2 meter.
Bobot mobil berpengaruh pada rasa berkendaranya. Tank itu tenaganya besar, tapi bobotnya juga besar.
Fitur ini berguna untuk berkelit di jalur sempit berpermukaan lembek. Mekanisme pengaktifannya menggunakan kombinasi gigi 4L dan hill descent assist/HDA. Fitur HDA menahan laju di roda depan ketika setir dipelintir maksimum. Ini seperti drifting menggunakan gigi rendah mengandalkan tenaga putar roda belakang.
Tank 500 menyasar para pucuk pemimpin instansi, jajaran direktur. Begitulah yang dikatakan Hari Arifianto, Marketing Director GWM Indonesia. Sejak dipamerkan pada 2023, kata Hari, Tank 500 telah dipesan sekitar 50 unit. Sebagian besar pemesannya adalah para pemilik perusahaan. Selain Jabodetabek, pembelinya berasal dari kota lain, seperti Surabaya, Medan, dan Pekanbaru.
Mendatangkan mobil kelas premium juga bagian dari strategi pemasaran bagi merek baru seperti GWM. ”Model flagship seperti Tank 500 mengukuhkan citra merek. Ini akan memudahkan model di bawahnya untuk diterima pasar,” kata Hari.
Lincahnya Haval
Pada hari kedua, Kompas kebagian mobil Haval H6 yang tergolong medium SUV. Kompetitor utama di kelas ini adalah Honda CR-V yang generasi terbarunya juga sudah bertenaga hibrida. Adapun Hyundai Santa Fe yang masih beredar di Indonesia bermesin diesel.
Dimensi Haval H6, panjangnya 4,6 meter, terasa lebih gesit bergerak di jalur perkotaan, terutama Kota Bandung yang lebar jalannya relatif sempit, tapi ramai. Mobil dengan tampilan gril beraksen unik ini tak kepayahan menembus kepadatan Jalan Cihampelas yang tak pernah sepi itu. Setirnya berputar ringan. Ketinggian kolong 175 sentimeter memberi pandangan saksama bagi pengemudi.
Haval H6 dibekali mesin bakar 4 silinder berkapasitas 1.499 cc dilengkapi turbo. Daya maksimum dari mesin dan motor listriknya mencapai 327 PS dengan torsi 530 Nm. Ini lebih dari cukup untuk menghelanya di jalan tol.
Tenaga yang relatif besar itu seperti berbanding terbalik dengan bobotnya yang lebih ringan dibandingkan Tank 500. Dampaknya, tarikannya terasa lebih ”menjambak”.
”Bobot mobil berpengaruh pada rasa berkendaranya. Tank itu tenaganya besar, tapi bobotnya juga besar. Sedangkan Haval ini bobotnya tak seberat itu,” kata Triyono, Senior Technical & Quality Manager GWM Indonesia.
Baca juga: Mobil-mobil China yang Merajalela
Haval H6 terasa lebih masuk akal untuk pengguna yang tidak terlalu mementingkan gengsi. Konsumsi bahan bakarnya pun terbilang irit dibandingkan Tank 500. Dalam perjalanan pulang dari Bandung menuju Jakarta melalui tol, sekitar 145 kilometer dengan kecepatan rata-rata 45 km/jam, konsumsi bensin Haval H6 tercatat 19,6 kilometer/liter.
Fasilitas yang didapat pemilik Haval tergolong lengkap. Ragam bantuan berkendara atau advanced driver assistance system (ADAS) tersedia nyaris sama lengkapnya dengan Tank 500. Bedanya, Haval H6 berpenggerak roda depan saja. Sistem hiburan yang terintegrasi di layar tengah 10,25 inci bisa tersambung dengan atau tanpa kabel dengan ponsel.
Fitur unggulan yang dicoba pada acara itu adalah kemampuan mundur secara otomatis atau auto reversing assist. Fitur ini mengingat jarak dan liukan terakhir yang dilakukan pengemudi secara akurat. Fitur akan nonaktif jika dilihat ada penghalang di belakang, jadi mobil akan aman dari tumbukan.
Selain itu, mobil ini juga bisa mencari dan memarkir kendaraan sendiri, baik paralel maupun seri. Fitur parkir otomatis ini diaktifkan dengan sentuhan di layar ketika kamera telah menangkap ada lahan yang cukup. Pengemudi tak perlu memutar setir ataupun menginjak pedal apa pun. Praktis.
Saat ini, Haval H6 dijual dengan harga Rp 595,8 juta, atau selisih Rp 200-an juta dengan Honda CR-V RS e:HEV. Harganya menggoda peminat SUV yang mumpuni bepergian jauh.