Kalangan desainer ”fashion” dan jenamanya menggaet pembeli dengan acara yang lebih privat.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Kalangan desainer fashiondan jenamanya mempunyai banyak cara untuk menggaet pembeli. Selain lewat pergelaran busana, trunk show, ada cara lebih privat, yakni mengundang pelanggan ke sebuah tempat, khusus untuk melihat karya mereka. Lewat cara itu, mereka ingin memberi ruang lebih privat dan suasana penuh keakraban kepada para pelanggan.
Adrie Basuki, misalnya. Pada 28-29 Maret 2024, ia mengadakanPrivate Viewing Raya 2024 koleksi busananya di hotel The Grand Mansion Menteng, Jakarta. Tak kurang dari 10 busana untuk koleksi Lebaran ia hadirkan. Ia juga memperlihatkan puluhan koleksinya yang lain, yakni baju yang bisa dipakai untuk berbagai acara. Ada juga tas, sandal, sepatu sandal. Semua terbuat dari kain perca yang digabungkan dengan wastra.
Pemuda yang menyebut dirinya artisan jenama lokal dan pendesain kain daur ulang itu memang spesialis pembuat baju dari kain yang tak terpakai. Ia sudah melakukan pekerjaan itu sejak tahun 2018. Cara pemasaran produk dengan mengundang pelanggan untuk melihat, mencoba, dan menanyakan baju yang disukai langsung kepada dirinya sudah ia lakukan untuk ketiga kalinya. Tempatnya berbeda-beda, tergantung bekerja sama dengan siapa.
Acara akhir pekan lalu itu merupakan buah kerja samanya dengan The Grand Mansion Menteng. Ia mendapat ruangan di kamar besar dengan luas ruangan sebesar sebuah rumah sederhana. Di dalam kamar terdapat ruang tamu dan kamar tidur yang luas, toilet dan ruang lain yang memungkinkan Adrie membawa puluhan baju dan memajangnya, serta kamar lebih kecil untuk mencoba baju.
”Aku, kan, belum punya toko sendiri di Jakarta, jadi mesti cari cara untuk mendekatkan pelanggan yang rata-rata tinggal di Jakarta. Senang sekali mendapat tempat seperti ini karena bisa memberikan keleluasaan kepada pelangganku untuk bergerak memilih baju, lalu sekalian mencobanya,” tutur Adrie yang tinggal di Bogor, Jumat (29/3/2024), di sela melayani pelanggan. Sebaliknya, ia juga memperlihatkan fasilitas yang ada di kamar hotel tersebut kepada para tamu. Pihak hotel juga menawari tamu-tamu Adrie untuk melakukan tur berkeliling hotel.
Kepada para tamu, Adrie menyilakan calon pembeli melihat dan mencoba produk fashion karyanya serta difoto stafnya jika bersedia. Hasil foto akan dikirimkan kepada calon pembeli tersebut. ”Enggak beli pun tak apa. Saya membebaskan mereka,” katanya lagi.
Tak lupa ia menyediakan aneka minuman dan kue-kue yang bisa dinikmati pelanggan untuk berbuka puasa ataupun yang tak berpuasa sambil mengobrol di sofa.
Selain memperlihatkan karyanya, ia memasang foto cara pembuatan kain marmer, yang ia ciptakan dari kain perca. Bahkan perca yang sudah dicacah lembut sebelum diolah lagi untuk menjadi kain ia taruh di dua mangkuk untuk dipegang pelanggan.
Tak cukup sebatas itu, video pergelaran busana yang pernah ia lakukan dan proses pembuatan kain marmer pun ditayangkan di televisi yang berada di ruang tamu dengan dua sofa besar.
Meski 20-an pelanggan datang ke acaranya, ia merasa salah memilih tanggal karena akhir pekan itu ada akhir pekan panjang. Banyak klien Muslim memilih liburan, sementara yang Nasrani banyak beribadah menjelang hingga perayaan Paskah. ”Aku mengundang 200 tamu, tapi, ya, tetap bersyukur banyak yang datang ke sini,” ujarnya.
Lebih leluasa
Upaya Adrie itu mendapat sambutan menggembirakan dari pelanggannya. Cindy Handojo yang datang bersama pasangannya tampak asyik melihat, lalu memilih, beberapa baju karya Adrie. ”Aku sudah punya banyak baju dari wastra dari mama yang pencinta wastra, tapi aku senang baju unik yang tak biasa begini,” katanya sambil menunjuk belanjaannya.
Cindy berpendapat, private viewing lebih menyenangkan daripada membeli baju di toko yang ada di mal, umpamanya. Ia punya keleluasaan untuk mencoba dan melihat dirinya memakai baju yang dipilihnya di kaca besar di ruangan itu, lalu menanyakan secara langsung kepada desainer tentang baju tersebut. ”Jadi lebih intimate dan tahu lebih detail tentang cerita pembuatan baju itu,” ujarnya.
Sheilla Sumadi, warga Pondok Indah, Jakarta, bersama dua putrinya, Ariqa dan Adella, juga antusias melihat lalu memilih baju dengan detail unik. ”Selain sudah kenal dan tahu baju karya Adrie, cara belanja baju begini jauh lebih enak karena leluasa memilihnya,” tutur Sheilla.
Ariqa dan adiknya, Adella, yang senang membeli baju lewat daring, mengakui, memilih baju secara langsung, apalagi di tempat khusus, juga menyenangkan.
Mereka bebas memilih baju tanpa diganggu calon pembeli lain. ”Lebih nyaman kalau di tempat begini,” kata Ariqa.
Kesan itu sesuai dengan keinginan Adrie yang merancang acara dengan detail sampai memberi jam kunjungan berbeda bagi setiap pelanggan agar suasana tetap nyaman bagi semua tamu.
”Presidential suite”
Desainer Sapto Djojokartiko juga punya cara rutin mengundang pelanggan setia produknya. Selain mengundang ke butiknya di Plaza Indonesia, Jakarta, dan Plaza Senayan pada peluncuran busana baru, pertengahan Maret lalu, ia mengundang pelanggan untuk melihat koleksi raya di tempat istimewa, Presidential Suite Hotel The Dharmawangsa, Jakarta.
”Saya perlihatkan kepada mereka, ini loh koleksiku untuk Raya yang nanti sore mau diperlihatkan ke media lewat trunk show. Eh, tidak hanya melihat, mereka sudah nge-tag mau beli yang ini, itu... he-he...,” kata Sapto seusai acara pada Kamis (14/3/2024).
Jenama Artkea juga menggunakan undangan trunk show dari manajemen Plaza Indonesia untuk memamerkan 12 koleksinya di acara Ramadhan in Style pada Selasa (2/4/2024) malam. Atya Sardadi, putri Tini Sardadi, pendiri Artkea, menjelaskan, dirinya menggunakan kesempatan itu untuk memperlihatkan kreasi terbaru kepada pelanggan di La Moda Plaza Indonesia.
Benar saja, setelah melihat koleksi baju dari kain lace yang dipakai para model, para pelanggan sudah memesan untuk membelinya. Atya pun hilir mudik dari meja satu ke yang lain untuk melayani pertanyaan dan menerima pesanan baju mereka.
Selain menggunakan kesempatan seperti itu, Artkea juga sering mengundang pelanggan ke butik dan rumah produksinya di Kemang, Jakarta Selatan. ”Biar pelanggan bisa melihat proses pembuatan dan memilih lebih leluasa baju yang mereka inginkan,” kata Atya.