Pemberontakan Laki-laki Selebritas di Karpet Merah Hollywood
Laki-laki selebritas Hollywood semakin berani tampil dengan pakaian unik. Mereka mendobrak batasan berpakaian normal.
Sejak tahun 2013 sampai detik ini, karpet merah Hollywood tampak semakin menarik. Secara radikal, laki-laki selebritas mendobrak batasan cara berpakaian dalam acara formal. Mereka hadir dengan busana berpotongan unik, berbahan menarik, dan berwarna tak biasa.
Sebelumnya, laki-laki kerap tampil standar di acara-acara resmi. Setelan jas standar dengan warna-warna netral, seperti hitam, abu-abu, dan biru, kerap berseliweran. Adakalanya beberapa jas dengan variasi warna lain turut muncul.
Belakangan pakaian pria mencapai titik kreativitas baru. Laki-laki pesohor tidak lagi tampil dengan pakem yang sudah-sudah. Mereka berani mengambil risiko untuk mengekspresikan diri dengan cara yang berbeda.
”Ada perasaan tidak peduli,” kata penata gaya Michael Fisher tentang tren pakaian laki-laki, dikutip dari The Hollywood Reporter di Jakarta, Rabu (20/3/2024). Fisher sebelumnya mendandani aktor Oscar Isaac dengan setelan jas dan rok.
Betul saja. Setelan jas kini mengusung konsep baru, terutama terkait potongannya. Di pesta GQ Man of the Year 2023 di California, Amerika Serikat, aktor Colman Domingo tampil menonjol dalam setelan Boss berwarna krem dengan jaket duster, semacam mantel longgar tanpa kancing. Yang membuat unik, bagian kerah jaket ini panjang menjuntai hingga kaki sehingga memberikan kesan seperti selendang.
Selain potongan unik, para selebritas juga melengkapi penampilan dengan aksesori. Sutradara Taika Waititi memakai jenama Prabal Gurung di Met Gala 2023, New York. Waititi mengenakan mantel panjang berstruktur jas dari sejenis kain satin abu-abu. Desainnya membuat pakaian ini mempunyai belahan di bagian samping sehingga sekilas celana panjang putih Waititi terlihat.
Penampilan Waititi semakin lengkap berkat bros bunga berwarna hitam dengan rantai mutiara panjang. ”Anda akan melihat lebih banyak aksesori,” demikian prediksi penata gaya Jeanne Yang.
Masih di Met Gala 2023, aktor Pedro Pascal turut mencuri perhatian. Aktor berusia 48 tahun ini mengenakan kemeja merah, dasi hitam dengan aksen V di bagian ujung, serta mantel panjang merah dari Valentino. Di bagian bawah, Pascal memakai celana pendek hitam, kaus kaki hitam, dan sepatu bot hitam mengilap. Celana pendeknya cukup menjadi buah bibir.
Variasi atasan
Adapun tren menarik terlihat pada variasi atasan yang dikenakan laki-laki selebritas. Mereka mulai mengenakan baju dalaman berbahan sheer yang nyaris transparan. Dalaman ini bisa berupa kaus atau kemeja, mereka padukan dengan jas atau sweter. ”Anda tetap menampilkan bentuk tubuh, tetapi bukan yang terbuka,” ujar Fisher.
Aktor Cillian Murphy mengenakan gaya modis seperti itu saat pemutaran perdana film Oppenheimer di London, Inggris, tahun lalu. Aktor Irlandia ini tampil beda dengan jas hitam bergaris dan dalaman berupa kemeja hitam tipis dari Saint Laurent. Di bagian kerah, dia menghiasnya dengan semacam pita hitam dari tali.
Selebritas juga tampil lebih kasual dengan mengenakan baju rajut nyaman, seperti sweter atau kardigan, ketimbang jas atau blazer di acara resmi. Aktor Ryan Gosling, misalnya, tampil segar dengan kardigan berkerah King & Tuckfield berwarna kuning pucat, kaus putih, dan celana jins hitam di acara konferensi pers Barbie, Los Angeles, California.
”Memilih pakaian rajut dengan ukuran dan warna berbeda terasa segar, belum pernah terlihat sebelumnya. Namun, dapat diterima oleh khalayak luas. Sangat menyenangkan melihat seberapa besar dampaknya terhadap masyarakat,” kata penata gaya, Julie Ragolia.
Baca juga:Seliwer Gaun Bahu Melayang dari Aktris ”Oppenheimer” di Oscar 2024
Lupakan sejenak pula tampilan resmi dengan pakaian lengan panjang. Beberapa kali para bintang muncul dengan baju tanpa lengan. Selain bisa memamerkan otot lengan, mereka secara subtil mengomunikasikan apa yang ingin mereka sampaikan melalui pakaian yang mereka kenakan.
Saat menghadiri premier film Mission: Impossible-Dead Reckoning Part One (2023), aktor Danny Ramirez datang dengan rompi krem dengan bros senada. ”Kami menyukai gagasan Danny, mengenakan rompi tanpa lengan Wales Bonner yang cantik dengan bros dari David Yurman ke film aksi besar karena terasa tanpa batasan jender dan modern,” ujar duo penata gaya, Wayman Bannerman dan Micah McDonald.
Efek Chalamet
Bannerman dan McDonald menjelaskan, laki-laki di Hollywood semakin berani tampil beda karena keinginan untuk bersenang-senang dengan penampilan mereka. ”Belum lagi ada tren pakaian androgini dan uniseks di budaya kita sehingga mempunyai pengaruh terhadap penerimaan,” kata mereka.
Selain itu, kreativitas aktor generasi muda Timothée Chalamet juga menjadi pemicu. Media-media Barat menyebutnya sebagai efek Chalamet. Chalamet yang berbadan ramping dan berambut ikal terkenal senang ”bermain-main” di karpet merah. Alhasil, dia mendefinisikan ulang pakaian formal di era modern.
Dalam acara London Film Festival 2018, sebagai contoh, Chalamet tampil dengan jas bunga-bunga bernuansa hitam merah dari Alexander McQueen. Pemuda berusia 28 tahun ini kemudian hadir dengan overall atau baju kodok denim pudar dengan cipratan cat dari Sterling Ruby saat mempromosikan The King di Korea Selatan, 2019.
Pada 2022, Chalamet dengan berani mengenakan baju dari Haider Ackermann, yang terdiri dari setelan satin merah mengilap di premier Bones And All, di Venice, Italia. Setelan ini terdiri dari celana panjang serta baju tanpa lengan dan tanpa bagian punggung. Kreativitas Chalamet terus berlangsung sampai kini saat mempromosikan Dune: Part Two (2024).
Baca juga: ”Pemberontakan” Perempuan terhadap Industri Pakaian Dalam
Konon, Chalamet tidak mempunyai penata gaya, tetapi berita itu terbukti hanya mitos. Ia pernah berkolaborasi dengan Erin Walsh yang kini menangani Selena Gomez, Anne Hathaway, dan Elizabeth Banks. Saat ini, menurut Vulture pada Desember 2023, Chalamet bekerja sama dengan Ryan Hastings.
”Chalamet tidak segan-segan mengenakan pilihan fashion yang rumit. Dia memiliki bakat tentang ketidakpedulian dalam berbusana dan tidak pernah kewalahan dengan pakaiannya,” tutur Jo Ellison, editor majalah How to Spend It (HTSI) dari Financial Times.
Soal mode, laki-laki pun tak mau ketinggalan.