Perjalanan Menengok Dapur Great Wall Motor di China
Terowongan angin ini bisa menyimulasikan berbagai kondisi cuaca dan iklim untuk menguji performa dan daya tahan mobil.
Oleh
DAHONO FITRIANTO
·4 menit baca
Pekan lalu, selama dua hari, Kompas dan sejumlah media lain asal Indonesia diundang mengunjungi markas besar Great Wall Motor di kota Baoding, Provinsi Hebei, China. Perjalanan ini bertujuan melihat langsung dapur perusahaan otomotif yang tengah bersiap meluncurkan produk-produknya di pasar Indonesia.
Sebelumnya, pada bulan lalu, Great Wall Motor (GWM) Indonesia telah memperkenalkan dua produknya yang segera akan diluncurkan, yakni Tank 500 dan Haval H6. Seperti diketahui, GWM memproduksi mobil-mobil di bawah payung lima merek, yakni Tank, Haval, Ora, Wey, dan Poer.
Sebelum itu, pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023, GWM yang diedarkan oleh perusahaan multinasional Inchcape di Indonesia lebih dulu memajang sederetan produknya di bawah jenama Tank, Haval, dan Ora. Namun, saat itu belum ada peluncuran resmi mobil-mobil ini.
Pada 7-8 Maret 2024, rombongan media diajak melihat lebih jauh apa yang telah dilakukan GWM dalam dunia otomotif. Kami diajak berkeliling Haval Research and Development Center di Baoding. Di tengah suhu dingin di pengujung musim dingin di China, pertama-tama kami diajak melihat ruang pamer berisi produk-produk terbaru GWM dengan lima jenamanya.
Di sini kami diberi pemahaman akan diversifikasi produk di setiap jenama. Tank, misalnya, adalah merek khusus kendaraan-kendaraan berkemampuan offroad dengan penggerak empat roda (four wheel drive). Sementara Haval berisi deretan mobil-mobil crossover SUV yang lebih memenuhi kebutuhan gaya hidup keluarga ataupun individu.
Kemudian, Ora adalah merek mobil-mobil listrik murni yang diproduksi GWM. Dilanjutkan dengan Wey yang berisi deretan produk mobil-mobil premium, baik yang berbentuk crossover SUV maupun van mewah berbentuk seperti Toyota Alphard. Terakhir, Poer adalah jenama khusus mobil double cabin yang juga berkemampuan penggerak empat roda.
Direktur Marketing GWM Indonesia Hari Arifianto mengatakan, dari sejumlah produk yang dipajang itu, dua di antaranya akan segera diluncurkan pada pekan ketiga Maret ini. Produk itu adalah Tank 500 yang berbentuk SUV berukuran besar dan Haval H6 yang berbentuk crossover SUV berukuran menengah.
Membuka mata
Perjalanan ke Baoding ini, lanjut Hari, bertujuan membuka mata publik akan keseriusan GWM dalam mengembangkan produk-produknya dan menepis pandangan awam selama ini yang masih meragukan kualitas mobil-mobil buatan China. Itu sebabnya, kami diajak berkeliling melihat berbagai fasilitas yang dimiliki GWM, mulai dari fasilitas riset dan pengembangan hingga fasilitas produksi dan arena uji kendara (proving ground) mobil-mobil produksinya.
Satu fasilitas yang membuat rombongan berdecak kagum adalah ruangan kedap suara yang dibangun khusus untuk menguji unsur kebisingan, getaran, dan kekasaran (noise, vibration, harshness/NVH) mobil. Ruangan itu dilapisi bahan kedap suara dengan bentuk runcing-runcing yang bertujuan menghilangkan interferensi suara di dalamnya. Selain menguji NVH, fasilitas ini juga digunakan untuk menguji efek gangguan sinyal elektromagnetik terhadap sistem elektronik mobil.
Namun, fasilitas yang membuat kami lebih terkejut lagi adalah laboratorium terowongan angin di kompleks gedung R&D center tersebut. Terowongan angin ini tidak sekadar bertujuan menguji aerodinamika mobil, tetapi juga bisa menyimulasikan berbagai kondisi cuaca dan iklim untuk menguji performa mobil. Mulai dari suhu ekstradingin minus 40 derajat celsius saat puncak musim dingin hingga suhu superpanas dan kering hingga 60 derajat celsius seperti di gurun pasir, semua bisa disimulasikan di fasilitas yang dirahasiakan ini. Rombongan media dilarang keras mengambil gambar apa pun di laboratorium yang tidak dimiliki semua produsen mobil ini.
Seusai meninjau terowongan angin tersebut, kami diajak berpindah ke gedung di seberang pusat riset ini. Ini adalah pusat produksi baterai mobil listrik bermerek SVolt yang merupakan mitra pemasok GWM. Seperti diketahui, GWM tidak hanya memproduksi mobil bermesin pembakaran internal konvensional (ICE), tetapi juga mobil-mobil yang mereka sebut new energy vehicles (NEV). Termasuk di dalamnya adalah mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV), mobil hibrida (hybrid electric vehicle/HEV), dan mobil hibrida yang bisa dicas (plug-in hybrid electric vehicle/PHEV).
Fasilitas SVolt ini memproduksi baterai sejak dari pengolahan bahan baku, sel baterai, hingga menjadi battery pack yang siap dipasang di mobil. Sayang, kami juga tidak diperbolehkah mengambil gambar apa pun di fasilitas pabrik baterai tersebut.
Pada hari kedua, rombongan diajak meninjau fasilitas manufaktur GWM yang sebagian besar pengerjaannya sudah terotomasi dengan lengan-lengan robot. Hanya bagian perakitan akhir yang masih melibatkan tangan-tangan manusia. Fasilitas produksi GWM ini tersebar di lahan seluas 12 kilometer persegi di pinggiran kota Baoding.
Menjadi satu dengan fasilitas produksi ini ada fasilitas proving ground yang sangat luas. Bagian dalamnya dilengkapi sirkuit pengujian kecepatan tinggi berbentuk oval dengan lintasan miring di tikungan, trek pengujian pengendalian (handling) mobil, uji tanjakan dengan pilihan empat sudut kemiringan terjal, hingga fasilitas uji jalan berkerikil.
Sepanjang perjalanan kami meninjau berbagai fasilitas itu, kami melihat begitu banyak mobil buatan GWM yang masih dibalut stiker kamuflase tengah melakukan pengujian. Tentu saja kami juga dilarang memotret mobil-mobil yang tengah diuji coba tersebut.
Namun, perjalanan ini membuktikan keseriusan pabrikan China dalam memproduksi mobil-mobil berkualitas global untuk dipasarkan dan didistribusikan ke seluruh dunia.