Menaruh Harap pada Elektrifikasi Honda
Honda memasuki era elektrifikasi mobil dengan perhitungan cermat. Setelah melepas mobil hibrida di Indonesia, mobil listrik murni tengah dipersiapkan.
Pada kuartal terakhir 2023, Honda Indonesia menggebrak dengan meluncurkan dua model hibrida, yakni CR-V dan Accord. Ini langkah awal Honda memasuki era elektrifikasi. Beberapa model lain dipamerkan di ajang Jalan Mobility Show 2023, akhir Oktober silam. Satu model elektrik murni bisa jadi bakal masuk Tanah Air.
Model teranyar Honda CR-V pertama kali diperkenalkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) pada Agustus 2023 dalam dua varian; satu bermesin bakar 1.500 cc turbo, satu lagi bertenaga hibrida antara mesin 2.000 cc dan motor listrik.
Hingga Oktober, ketika gelombang pertama pemesanan mulai diantarkan kepada pemesan, penjualan varian hibrida lebih bagus, yakni 72 persen dari sekitar 2.300 unit. Ini pertanda bagus bagi Honda. Pasar elektrifikasi mobil di Indonesia telah tercipta. Namun, Honda masih perlu menelaah respons sebelum mereka mendatangkan mobil bertenaga listrik murni.
Di pasar global, Honda punya model dengan sumber tenaga baterai, yaitu e:NY yang diproduksi di China. Kompas berkesempatan mencoba mobil dengan eksterior mirip HR-V ini di area Honda Automobile R&D Center, Tochigi, Jepang, pada 29 Oktober 2023. Jangan harap melihat mobil ini berseliweran di jalanan Jepang, negara asalnya, karena baru dipasarkan di China dan beberapa negara Eropa.
Menurut Tetsuya Mitani, LPL Automotive R&D Center Honda Motor, arsitektur e:NY ini dibangun di atas pelantar bernama e:N Architecture F. ”Platform ini tersusun dari tiga elemen utama, yakni motor listrik, baterai berkapasitas besar, dan bodi yang kokoh,” kata Mitani.
Mobil ini dibekali baterai berkapasitas 68,8 kWh dengan kemampuan jarak tempuh sekitar 412 kilometer. Baterai berbahan litium-ion dapat terisi dalam waktu 45 menit dari 10 persen sampai 80 persen. Baterai tersebut memberi daya kepada motor listrik berkekuatan 201 HP dengan torsi 310 Nm.
Baca juga: Honda Accord, Kendali Masa Depan
Dengan mata telanjang, selubung pelindung baterai terlihat menonjol di kolong. Ini membuat ruang kolong menyusut menjadi sekitar 140 milimeter (mm) saja. Esensi ruang kolong yang tinggi khas SUV sedikit berkurang. Konsekuensinya, mobil ini bergerak lincah di tikungan layaknya sedan dengan cengkeraman yang erat pada permukaan jalan. Setidaknya itulah yang terasa ketika menjajal di sirkuit tertutup.
Berbeda dengan mobil listrik kebanyakan, Honda e:NY ini tidak berakselerasi menyentak meski torsinya tergolong besar. Tarikan awalnya terbilang halus, seperti mobil bermesin bakar. Menurut Mitani, ini untuk menghindari perasaan mual penumpang jika mobil dikemudikan cenderung agresif.
Jika bentuk eksteriornya nyaris tak ada beda dengan HR-V, interior e:NY tampak lebih canggih. Layar horizontal berukuran sekitar 15 inci terpasang di tengah dasbor. Grafis pada layar itu juga menghibur mata; detail dan lengkap dengan gambar robot yang bergerak-gerak. Konsol tengahnya tanpa tuas transmisi, melainkan tombol-tombol untuk menjalankan fungsi maju, mundur, netral, atau parkir.
Yusak Billy, Business Innovation and Sales & Marketing Director PT Honda Prospect Motor (HPM), yang ikut melihat langsung e:NY itu seperti terkesima betul. Ia menimbang-nimbang untuk menjual mobil listrik murni (BEV) itu di Indonesia. Namun, harapan itu perlu dipelajari lebih lanjut.
”Kami menjalankan fase studi BEV agar dapat memahami kebutuhan konsumen di Indonesia serta infrastrukturnya. Fase berikutnya adalah memperkenalkan produk BEV yang paling sesuai untuk pasar Indonesia,” kata Billy.
Baca juga: Hibrida, Nyawa Baru Honda
Jawaban itu terkesan mengambang. Namun, jika pemegang merek mobil Honda di Indonesia itu berencana memasukkan BEV, e:NY adalah satu-satunya pilihan yang tersedia saat ini. Harapan itu meninggi setelah pada pertengahan Desember diumumkan bahwa Thailand akan menjadi negara kedua setelah China yang akan memproduksi e:NY. Selama ini, Honda Indonesia banyak mengimpor utuh mobil rakitan negara itu.
Mobil Honda lain yang bertenaga listrik murni adalah SUV Prologue. Namun, menurut Billy, mobil berdimensi besar itu masih eksklusif diproduksi dan dijual untuk pasar Amerika Serikat. Honda Prologue termasuk yang dipajang di anjungan Honda pada pameran Japan Mobility Show 2023, sedangkan e:NY tidak.
Konsep masa depan
Sebagian besar produk Honda yang dipamerkan berupa kendaraan konsep. Tidak cuma mobil, Honda juga memajang skuter, trem, hingga pesawat. Pada pameran yang sebelumnya bernama Tokyo Motor Show itu, Honda memamerkan teknologi mobilitas mulai dari darat hingga udara.
Selain Prologue, yang mencuri perhatian adalah kemunculan kembali mobil sport Prelude. Tak ada sisa jejak Prelude terdahulu yang cenderung elegan. Kali ini, wujudnya benar-benar sangar, yang langsung terpancar dari wajahnya. Tomoyuki Yamagami, Chief Engineer Honda Motor, memastikan sedan sport ini mengusung dua motor listrik; di gandar depan dan belakang.
”Kami berkonsentrasi menjadikan mobil ini (Prelude) menjadi produk massal. Semoga mobil ini sudah jadi sebelum 2030,” kata Yamagami. Dia menjanjikan, pemutar roda depan dan belakang sekaligus memberikan kesenangan berkendara meskipun bertenaga listrik.
Di panggung utama terpajang mobil hatchback mungil seukuran Honda Brio. Mobil konsep itu bernama Sustaina-C. Wajahnya imut menyerupai Honda e: yang tak lagi diproduksi massal itu. Bagian buritannya mengingatkan pada kaca lebar khas Brio generasi pertama. Namun, nuansa masa depan menguar di sekujur mobil yang tak boleh diintip dalamnya itu.
Kaca belakang yang mirip Brio lama itu canggih betul. Kaca lebarnya menyimpan panel-panel digital elektrik yang bisa menunjukkan beragam informasi. Pendaran digital berupa lampu sudah pasti. Selain itu, panel digital itu bisa juga menunjukkan tulisan yang diinginkan pengguna. Mungkin ini gimik, tetapi lucu sekali.
Gimik lainnya lebih penting. Manabu Konaka, perancang Sustaina, mengatakan, mobil ini juga menggunakan panel surya di kap mesin dan atap. Jadi, komponen elektrik ringan menggunakan listrik tenaga surya, sementara tenaga penggeraknya menggunakan baterai. ”Mobil ini juga tak menggunakan cat. Bodinya dibuat dari hasil daur ulang resin akrilik. Warna bodi diperoleh dari ekstraksi proses daur ulang itu,” ujar Konaka.
Sustaina-C belum jelas benar apakah bakal diproduksi massal, begitu pula mobil mikro Honda CI-MEV. Mobil mungil ini, kata CEO PT Honda Motor Toshihiro Mibe, cocok dipakai warga senior. ”Seiring bertambahnya usia, mengemudi dan berjalan mungkin menjadi sulit. Mobil dengan teknologi pintar membuka kembali kemungkinan bepergian,” katanya.
Pada kesempatan lain, Mibe mengakui, Honda terbilang hati-hati memasuki era elektrifikasi. Namun, itu bukan berarti mereka menutup mata. ”Kami mengembangkan mobil dengan sumber energi terbarukan, menyesuaikan kebutuhan. Mobil kecil kemungkinan besar cocok menggunakan baterai. Bis atau truk bisa jadi lebih cocok menggunakan hidrogen. Kecocokan dengan sumber daya energi di suatu negara juga jadi pertimbangan, misalnya Brasil yang kaya dengan biofuel. Riset kami tidak cuma pada mobil listrik (EV),” kata Mibe.
Baca juga: Dari Baterai, Motor, Mobil, hingga Pesawat di Anjungan Honda
Mibe mencanangan hendak membawa era kejayaan Honda ketika mobil masih memakai mesin bakar. ”Saat ini era mobil elektrik. Kami tidak berhenti. Kami sedang mengembangkan generasi baru baterai, yaitu jenis solid state. Baterai ini tidak mudah terbakar,” kata Mibe dalam sesi wawancara khusus dengan sejumlah media dari Indonesia di kantor pusat Honda Motor di kawasan Minato, Tokyo.
Impian Honda pada kendaraan bertenaga terbarukan sudah dirancang. Semoga realisasinya tak lama lagi, dan energi terbarukan yang dipakai benar-benar ramah kehidupan.